Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (10/6/2025). Mulai dari kasus kecelakaan di Sumedang yang menewaskan dua pelajar, hingga pemuda Cimahi harus dirawat usai dilempar orang tak dikenal (OTK). Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Kecelakaan maut terjadi di jalan raya Bandung-Cirebon lebih tepatnya di Desa Cibeureum Kulon, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Selasa (10/6/2025). Dua orang pelajar tewas akibat peristiwa tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh infoJabar, peristiwa nahas tersebut terjadi sekitar pukul 06.30 di saat pelajar hendak berangkat menuju sekolah. Kendaraan sepeda motor mereka terlibat kecelakaan dengan kendaraan truk boks.
Kasat Lantas Polres Sumedang AKP Dini Kulsum Mardiani mengungkapkan, kronologi kejadian berawal dari kendaraan roda dua Honda beat dengan nopol Z-6740-BD yang dikendarai Adira Putra Pratama (16) tengah melaju dari arah Cirebon menuju Bandung. “Jika dilihat dari arah Cirebon menuju Bandung, diduga (motor) mendahului kendaraan lain yang tidak tercatat yang berada di depannya,” ujar Dini kepada infoJabar.
Dini mengatakan, saat tiba di TKP secara bersamaan dari arah berlawanan melintas kendaraan truk boks nopol D-8226-VH yang dikendarai oleh Nuryasin (56), dan diduga kendaraan roda dua menyenggol bagian kanan truk boks hingga akhirnya kecelakaan tersebut tidak bisa dihindarkan.
“Akibat dari kejadian kecelakaan tersebut, pengendara berikut yang dibonceng sepeda motor Honda Beat No. Pol: Z-6740-BD meninggal dunia, serta kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan mengalami kerusakan,” katanya.
Akibat peristiwa tersebut, Dini menyampaikan bahwa dua orang yang tercatat sebagai pelajar dari SMK Informatika Sumedang yakni Adira dan rekannya yang dibonceng atas nama Abdul Ghani Sudrajat (16) meninggal dunia. Untuk Abdul meninggal di lokasi kejadian, sementara Adira meninggal meski sempat menjalani perawatan medis di RSUD Umar Wirahadikusumah Sumedang. “Untuk korban, satu meninggal di tempat, satu meninggal di rumah sakit,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak kepolisian dari Unit Gakkum Satlantas Polres Sumedang masih melakukan penyelidikan terkait dengan kecelakaan maut di jalur Bandung-Cirebon tersebut.
Seorang bocah laki-laki di Sukabumi nyaris menjadi korban dugaan penculikan. Korban, D (13), dibawa pria tak dikenal dari Kelurahan Gedongpanjang, Kecamatan Citamiang, hingga ke wilayah Limusnunggal, Kelurahan Cibeureum. Ayah korban, Yudi Suryawahyudi (47) menyebut anaknya sempat melompat dari motor untuk menyelamatkan diri.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (9/6/2025) kemarin. Menurut Yudi, pelaku awalnya mendekati anaknya dengan modus mencari barang yang hilang berupa cincin dan ponsel. “Anak saya disuruh cari cincin dan handphone. Katanya nanti dikasih uang dan kuota kalau ketemu. Tapi setelah nggak ketemu, anak saya malah diajak beli kuota, dibawa jauh sampai ke Limusnunggal,” ujar Yudi saat ditemui di Polsek Citamiang, Kota Sukabumi, Selasa (10/6/2025).
Saat kejadian, korban dan teman-temannya sedang nongkrong di depan Puri, menunggu teman lain. Kemudian, pelaku muncul dan mendekati korban. “Pelaku suruh anak saya simpan motor dulu, bawa handphone, terus diajak balik lagi dan dibawa naik motor dengan alasan mau beli kuota. Padahal konter dekat juga ada,” katanya.
Yudi mengaku mendapat informasi dari teman-teman anaknya bahwa korban dibawa pria tak dikenal menggunakan motor. Ia langsung panik dan mulai mencari. “Alhamdulillah anak saya selamat, karena loncat dari motor. Motornya sempat terhalang angkot di Limusnunggal, di situ anak saya langsung minta tolong ke orang di sekitar dan lari,” tambahnya.
Bocah tersebut sempat lari lebih dari 1 kilometer hingga akhirnya bertemu kakaknya yang ikut mencari. Mereka kemudian kembali ke lokasi untuk mencari pelaku, namun tidak ditemukan. “Anak saya sempat masuk gang di Cisuda karena dia diikuti. Dari situ dia terus lari sampai ke Pos Ronda RT 1 Kampung Tonjong,” katanya.
“Saya khawatir karena ini riskan. Sekarang lagi ramai juga soal penjualan organ tubuh. Kalau cuma begal, harusnya HP anak saya diambil, tapi ini nggak. Makanya saya mikir lebih jauh,” sambungnya.
Kasi Humas Polres Sukabumi Kota AKP Astuti Setyaningsih mengatakan, terduga pelaku penculikan berinisial Sa (24) telah diamankan di kontrakannya di wilayah Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Diketahui, ia merupakan warga Ciheulang Tonggoh, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. “Alhamdulillah, setelah melakukan serangkaian upaya penyelidikan, terduga pelaku berinisial SA berhasil kita amankan di rumah kontrakannya,” kata Astuti.
Berdasarkan hasil penyidikan, terungkap SA adalah residivis kasus narkoba dan pencurian. Belum diketahui secara pasti, motif pelaku melakukan dugaan penculikan tersebut. “Dari hasil pemeriksaan sementara, SA yang merupakan residivis kasus penyalahgunaan narkoba dan pencurian dengan pemberatan tersebut mengakui perbuatannya membawa lari anak tanpa seijin orang tuanya,” ujarnya.
“Untuk melancarkan aksinya, SA diduga membujuk korban yang saat itu tengah bermain bersama teman-temannya dengan kuota internet dan uang Rp100 ribu bila korban mau membantu mencari cincin dan telepon genggam milik SA yang hilang, kemudian korban diduga sempat terbujuk hingga naik sepeda motor SA,” lanjutnya.
Selain mengamankan SA, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa rekaman CCTV, satu unit sepeda motor, sebuah kain sarung dan sebuah baju kemeja. “Hingga saat ini, SA telah diamankan di Mapolsek Citamiang guna menjalani proses penyidikan. Atas peristiwa tersebut kami juga mengimbau kepada para orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anaknya sehingga meminimalisir kejadian serupa atau gangguan kamtibmas lainnya,” tutupnya.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) resmi menghapus pemberian pekerjaan rumah (PR) dalam bentuk tugas tertulis dari setiap mata pelajaran kepada siswa SMA, SMK, dan SLB mulai tahun ajaran 2025/2026.
Penghapusan ini tertuang dalam surat edaran teknis yang ditandatangani Kepala Disdik Jabar, Purwanto sebagai tindak lanjut dari Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor: 81/PK.03/DISDIK tentang optimalisasi pembelajaran.
“Pemberian tugas, baik individu maupun kelompok, agar dioptimalkan pada saat jam efektif pembelajaran di satuan pendidikan, serta tidak membebani peserta didik dengan pemberian tugas pekerjaan rumah (PR) yang bersifat tugas tertulis dari setiap mata pelajaran,” ujar Purwanto dalam edaran seperti dilihat infoJabar, Selasa (10/6/2025).
Sebagai gantinya, sekolah diminta mengarahkan penugasan kepada kegiatan yang bersifat reflektif dan eksploratif. “Namun dapat diarahkan pada kegiatan reflektif dan eksploratif misalnya melalui pelaksanaan projek pembelajaran yang bertujuan meningkatkan kesadaran peserta didik terhadap keluarga, alam, dan lingkungan sekitar,” katanya.
Selain soal PR, edaran juga mengatur bahwa penugasan akademik harus difokuskan untuk penguatan siswa yang belum mencapai kompetensi minimal, dengan ketentuan maksimal 60 persen dari durasi tatap muka. “Dan dioptimalkan pelaksanaannya di sekolah melalui pembelajaran remedial,” tutur Purwanto.
Di luar jam belajar efektif, peserta didik didorong untuk mengembangkan minat dan bakat, baik di rumah maupun di sekolah. Pengembangan ini mencakup berbagai bidang seperti keagamaan, literasi, seni, olahraga, sains, teknologi, kewirausahaan, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. “Dapat dioptimalkan juga untuk pengembangan minat dan bakat peserta didik di antaranya membantu orangtua/wali di rumah serta lingkungan sekitar,” jelasnya.
Menurut Purwanto, kepala cabang dinas pendidikan di tiap wilayah diminta untuk segera mensosialisasikan kebijakan ini serta mendampingi satuan pendidikan dalam pelaksanaannya. “Kepala cabang dinas pendidikan agar menugaskan pendamping satuan pendidikan untuk melaksanakan pemantauan pelaksanaan edaran tersebut dan melaporkannya kepada kepala cabang dinas pendidikan wilayah,” tandasnya.
Persib Bandung kembali dipastikan kehilangan pemainnya lagi. Kali ini, giliran Gustavo Franca yang diumumkan hengkang dari tim. Pemain asal Brasil itu pun dipastikan tak akan jadi bagian Persib musim depan. Meski begitu, nama Gustavo Franca akan abadi dan jadi bagian sejarah manis Persib saat menjuarai Liga 1 2024/2025.
Setelah meraih hasil manis musim lalu, Persib dan Gustavo Franca menemui jalan buntu. Akhirnya, keduanya sepakat tak melanjutkan kerja sama. Dikutip dari laman resmi Persib, bek berusia 28 tahun ini mencatatkan 30 penampilan. Ia menorehkan 6 gol, 2 assist, dan 2 penyelamatan penting.
“Hatur nuhun, Gustavo. Dedikasi, totalitas, dan kerja kerasmu sepanjang musim ini layak menjadi inspirasi bagi siapa pun, termasuk pemain Persib lainnya,” kata Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Adhitia Putra Herawan.
Gustavo Franca sendiri meninggalkan kesan manis. Ia cepat beradaptasi, punya profesionalitas tinggi, hingga tajam di kotak penalti lawan. Persib pun mengucapkan terima kasih atas dedikasi Gustavo Franca. Doa terbaik diharapkan bisa didapatkannya di masa depan. “Sukses untuk perjalanan karier selanjutnya, Gustavo. Sekali lagi, hatur nuhun pisan,” ujar Adhitia.
Mochamad Racka Rivaldy (19), harus terbaring di ranjang rumahnya usai menjadi korban penganiayaan yang dilakukan sekelompok remaja di Jalan Kamarung, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.
Peristiwa nahas itu dialami Racka pada 11 Mei 2025 lalu. Menurut Irma Yuni (34), ibu korban, saat itu anaknya sedang dalam perjalanan bermain dengan beberapa orang temannya. Di lokasi kejadian, tiba-tiba ada sekelompok remaja yang menghadang lalu melempari mereka dengan batu.
Hujan lemparan batu tersebut menghantam kepala Racka. Darah mengucur deras dari bagian kepala, ia sempat tak sadarkan diri. Teman-temannya membawa Racka dalam kondisi terluka. “Anak saya jadi korban penyerangan, dilemparin batu sampai kepalanya berdarah dan terluka parah,” kata Irma saat dikonfirmasi, Selasa (10/6/2025).
Di rumah temannya, Racka tiba-tiba kejang dan darah keluar dari bagian mulutnya. Teman-teman korban lalu membawa Racka ke klinik terdekat namun kondisinya yang cukup parah membuat korban mesti dirujuk ke rumah sakit lebih besar.
“Jadi langsung dibawa ke RS Mitra Kasih. Setelah dilakukan CT Scan, ternyata ada bagian tengkorak kepala bagian depan anak saya itu retak, nah retakannya menusuk ke otak. Jadi waktu itu harus segera dioperasi, kalau enggak akan terus kejang-kejang,” kata Irma.
Berbekal kekhawatiran akan kondisi anaknya, Irma lalu mengiyakan. Racka kemudian dioperasi beberapa hari kemudian. Apesnya, biaya operasi tak ditanggung BPJS.
“Jadi biayanya mahal, tapi enggak ditanggung BPJS karena anak saya korban kriminal. Jadi harus ditanggung dengan umum. Anak saya harus dua kali operasi, operasi kedua sekitar 2 bulan lagi,” kata Irma.
Usai operasi pertama, anaknya masih belum bisa banyak bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur. Korban masih sering merasa pusing bahkan kalau cuma berbicara.
“Aktivitas di rumah ya paling makan, sudah bisa sendiri. Kalau ke sekolah atau bepergian jauh belum bisa, pergi juga cuma buat kontrol lalu terapi. Buat pemeriksaan polisi juga suka pusing,” kata Irma.
Ia akhirnya melaporkan peristiwa penyerangan yang menyebabkan anaknya cedera parah itu ke polisi. Ia menuntut agar pihak pelaku bertanggungjawab atas perbuatannya. “Sudah laporan ke Polres Cimahi, cuma sampai sekarang informasinya masih penyelidikan. Saya minta pelaku yang membuat anak saya jadi seperti ini dihukum setimpal atai tanggungjawab,” ujar Irma.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Cimahi, Iptu Gofur Supangkat mengatakan pihaknya sudah menerima informasi kejadian tersebut. Saat ini anggota Satreskrim Polres Cimahi dan Unit Reskrim Polsek Cimahi sedang melakukan penyelidikan. “Korban sudah membuat laporan, saat ini kami sedang melakukan penyelidikan,” kata Gofur.