Jabar Hari Ini: Misteri Pria Sukabumi Tewas Tertembak Pluru Nyasar!

Posted on

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Kamis (24/4/2025). Dari mulai gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 3.9 mengguncang Kabupaten Sukabumi hingga misteri pria Sukabumi tewas tertembak pluru nyasar terungkap polisi.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 3.9 mengguncang wilayah barat laut Kabupaten Sukabumi, pagi tadi. Berdasarkan data dari BMKG, gempa terjadi pada pukul 10.48 WIB dengan pusat gempa berada di laut, sekitar 16 kilometer barat laut Sukabumi, pada kedalaman dangkal hanya 5 kilometer.

Guncangan gempa dirasakan di sejumlah wilayah pesisir selatan, termasuk Palabuhanratu, Bayah dan Cisolok, dengan intensitas III hingga IV MMI.

Gempa dirasakan jelas di dalam rumah dan bisa membuat benda ringan bergoyang. Di Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, warga sempat merasakan getaran singkat namun cukup mengejutkan.

“Baru mulai beraktivitas, tiba-tiba lantai terasa bergetar beberapa info. Getarannya cukup kuat, tapi enggak lama,” ujar Edo (38), warga Citepus, kepada infoJabar.

Hal serupa dirasakan Ilyas Supendi (23), warga Palabuhanratu. Ia mengaku langsung keluar dari dalam ruangan saat merasakan getaran.

“Kerasa banget, getarannya mendadak dua kali. Saya langsung berdiri dan keluar dari dalam ruangan, kebetulan sedang di Polres. Lumayan kencang, meskipun cuma sebentar,” tuturnya.

Dalam keterangannya BMKG menyatakan gempa ini termasuk jenis dangkal, merupakan aktivitas sesar aktif dan tidak berpotensi tsunami. Masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akhirnya memberikan klarifikasi terkait tunggakan pajak mobil mewahnya, Lexus LX600, yang sebelumnya tercatat menunggak di data Samsat DKI Jakarta. Dedi menjelaskan kendaraan tersebut bukan atas namanya secara langsung, melainkan milik seseorang yang berdomisili di Jakarta.

Dedi menuturkan, jika ia membeli mobil itu dari warga Jakarta dan ingin memutasikan plat nomor kendaraan ke Jawa Barat sesuai komitmennya. “Loh itu bukan tunggakan pajak. Jadi ceritanya begini, mobil itu kan atas nama orang lain ya kan, yang domisilinya di Jakarta. Kemudian, saya itu selalu punya komitmen bahwa harus nomornya harus nomor Jawa Barat,” kata Dedi kepada awak media hari ini.

Menurut Dedi, karena ini masih atas nama orang lain, prosesnya agak lama, harus melalui mekanisme leasing dan tidak bisa langsung dilakukannya.

“Berapa sih jumlah biaya segala macam lah, agak lumayan sudah hampir 70 juta (rupiah) itu. Ada pajak, kemudian cabut berkas, segala macam, saya enggak tahu banyak istilahnya dan itu sudah saya bayar gitu loh. Cuman mutasinya belum bisa dilakukan. Mungkin ya seminggu atau dua minggu ke depan,” ungkap Dedi.

Dedi menekankan dirinya tidak ingin mencampuradukkan urusan pribadi dengan jabatan publik yang diemban. “Maka saya tuh tidak cerita sama siapa pun sehingga kemarin Plt Bapenda Jabar telepon saya. ‘Pak, kenapa enggak minta bantuan?’ Ini kan urusan pribadi bukan urusan pemerintah, gitu loh. ‘Sudah deh, Pak, saya teleponin.’ Tapi saya bilang jangan dikurangi biayanya, saya harus tetap bayar sebagaimana kewajiban saya karena saya sudah bayar,” terang Dedi.

Dedi membantah, jika dirinya menunggak pajak karena proses mutasi masih berlangsung. “Jadi enggak ada persoalan nunggak dan kemudian jatuh temponya itu di Januari. Sekarang baru April dan proses mutasinya kan jalan. Mudah-mudahanlah dengan mungkin sudah tahu itu yang mutasinya adalah saya, siapa tahu agak cepat,” pungkas Dedi.

Diberitakan sebelumnya, dalam data Samsat DKI Jakarta, mobil berpelat B 2600 SME itu teregistrasi sebagai Lexus LX600. Mobil tersebut menunggak pajak hingga Rp 41 juta. Pajak kendaraannya itu melewati jatuh tempo sejak 19 Januari 2025. Hal ini menjadi sorotan lantaran Dedi Mulyadi sedang memberikan relaksasi berupa penghapusan denda pajak di Jawa Barat.

Misteri penyebab kematian pria inisial O berusia 78 tahun, (sebelumnya ditulis 60) dengan kondisi luka punggung berlubang menembus otot, tulang lalu menembus ke rongga dada akhirnya terungkap. Korban diduga tewas akibat tembakan.

Informasi dihimpun infoJabar, pria itu diketahui bernama Otib warga Kampung Cipancur RT 07/02, Desa Kademangan, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi itu menjadi korban peluru nyasar dari pemburu babi hutan. Korban diketahui sebagai petani yang biasa melakukan aktivitas di lahan Perhutani Blok 10 Cisujen, Desa Sumberjaya. Dalam bertani Otib biasa ditemani Eem ( 60 ), isterinya, dan kedua saudaranya, Sakim serta Ibrohim.

“Saya tidur di saung, sementara suami saya tidurnya di atas saung conat (saung yang ditinggikan posisinya). Abi téh can sare lilir, kakara rék sare, aya bedil ngabeledug. Ceuk abi téh, tah beunang aya nu meunang begu (Saya belum tidur, baru mau rebahan, tiba-tiba ada suara letusan. Saya langsung mengira ada yang menembak babi),” kata Eem (60), kepada awak media Rabu (23/4).

Peristiwa itu disebut Eem terjadi pada Selasa ( 22/4) malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Beberapa info setelah suara letusan, telinga Eem kembali mendengar suara rintihan meminta tolong dari arah luar rumah. Saat keluar, Bu Eem mendapati suaminya, Otib, sudah tergeletak.

“Teu nyangka abah téh murag abdi nanya kunaon abah murag? Abah langsung ngajawab abah katembak!’ Astagfirullah. (Saya tidak menyangka Abah jatuh lalu bertanya abah jatuh, lalu menjawab abah tertembak!’ Astagfirullah),” sambil panik, Eem pun berteriak minta bantuan kala itu.

“Kuring kaluar, terus ngagero-ngagero ka batur, ‘tulungan abah, abah katembak!. (Saya langsung keluar, lalu teriak ke warga, ‘tolongin Abah, Abah tertembak!),” suara Eem serak saat menceritakan momen itu.

Selepas itu Eem meneriakkan nama Sakim dan Ibrohim, kerabatnya yang saat itu juga berada di saung lain. Eem juga menyebut diatangi tiga orang, namun saat itu pandangannya kabur karena dilanda kepanikan.

“Bejaan wa Ibro kadieu kituh, jol etah anu tiluan ngan urang teu eling. Ceuk anu rencangana teh, tuh pan du dek dibejaan ku dek oge aya conat pasti aya jelamaan. Ceuk rerencangana teh, tos we kitu tidinya teh abi teh teu emut nanaon. (Kasih tahu wa Ibro ke sini, lalu datang tiga orang hanya saya kondisi tidak sadar. Saya mendengar kata temannya itu saya sudha bilang ada saung pasti ada orang, kata temannya itu. setelah itu saya tidak sadar),” beber Eem.

Saat itu datang mobil Jeep, tubuh Otib yang tergeletak kemudian dibawa menggunakan kendaraan tersebut hingga jalan beraspal, lalu dipindahkan ke ambulans desa untuk dibawa ke RSUD Jampangkulon namun nyawanya tak tertolong. Selepas itu, jasad korban di autopsi di RSUD R Syamsudin SH.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Tegalbuleud AKP Azhar Sunandar membenarkan adanya kejadian tersebut. “Penanganan langsung Polres, soal nya olah TKP dan riksa (pemeriksaan) saksi oleh Polres,” singkatnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Iptu Hartono belum merespons upaya konfirmasi yang dilakukan infoJabar.

Diberitakan, Otib warga Kampung Cipancur, Desa Kademangan, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi ditemukan tewas secara misterius dengan luka parah di bagian punggung. Luka yang dialami korban menganga di punggung menembus otot, tulang lalu menembus ke rongga dada hingga mengenai organ dalam paru-paru.

Korban sempat dilarikan ke RSUD Jampangkulon sebelum akhirnya dirujuk untuk menjalani proses autopsi di RSUD Syamsudin SH, Kota Sukabumi.

Dokter Spesialis Forensik Biddokkes Polda Jabar, dr. Nurul Aida Fathya mengungkapkan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya luka terbuka di area punggung korban.

“Luka cukup besar, sekitar 18 cm dengan kedalaman mencapai rongga dada. Kerusakan terjadi pada organ dalam, termasuk paru-paru, dan menyebabkan pendarahan hebat,” jelasnya saat ditemui usai autopsi, Rabu (23/4) malam.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tasikmalaya akhirnya menyelesaikan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil Pemungutan Suara Ulang (PSU) pada Kamis (23/4/2025) dini hari. Proses pleno yang digelar di Gedung Dakwah Singaparna ini berlangsung cukup alot dan penuh dinamika.

Hasil rekapitulasi PSU menempatkan pasangan calon nomor urut 02, Cecep Nurul Yakin dan Asep Sopari Alayubi, sebagai pemenang dengan perolehan 465.150 suara atau 52,45 persen. Pasangan yang diusung PPP, Gerindra, PKS, dan Demokrat ini unggul jauh dari dua paslon lainnya.

Di posisi kedua, terdapat paslon nomor urut 03, Ai Diantani dan Iip Miftahul Paoz, yang didukung oleh PDI Perjuangan, PKB, NasDem, dan PBB, dengan perolehan suara sebanyak 269.075 atau 30,35 persen. Sementara itu, paslon nomor urut 01, Iwan Saputra dan Dede Muksit Aly yang diusung Golkar, PAN, serta delapan partai non parlemen, meraih 152.557 suara atau 17,20 persen.

“Alhamdulillah ketetapan yang jadi putusan Mahkamah Konstitusi pelaksanaan PSU Kabupaten Tasikmalaya selesai sesuai waktunya 60 hari kerja,” kata Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya, Ami Imran Tamami hari ini.

Ami menambahkan proses rekapitulasi dilakukan secara terbuka dan transparan. KPU menerima seluruh masukan dari para saksi dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). “Tentunya kita menerima masukan saksi hingga Bawaslu, dan akan langsung ditindaklanjuti,” ucap Ami.

Namun, hasil ini belum sepenuhnya diterima oleh semua pihak. Saksi dari paslon 01 dan 03 memilih untuk tidak menandatangani berita acara pleno. “Yah hanya paslon 02 yang tandatangani. Itu haknya, kami tulis dalam berita acara,” ujar Ami.

Meski begitu, KPU Kabupaten Tasikmalaya menghormati langkah hukum jika paslon 01 dan 03 memutuskan untuk menggugat hasil PSU ke Mahkamah Konstitusi. “Kami tentu menghormati pihak paslon yang akan lakukan gugatan ke MK. Itu hak konstitusional dan berdemokrasi yang dilindungi undang-undang,” kata Ami.

KPU juga menyatakan siap melaksanakan apapun keputusan yang nantinya ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi, termasuk kemungkinan digelarnya PSU kembali.

Polemik Sukahaji berlanjut dengan insiden bentrok warga dengan orang tak dikenal. Polisi tengah mendalami kejadian bentrok tersebut.
Bentrok antara warga dan beberapa orang tak dikenal itu terjadi pada Senin (21/5) lalu. Sejumlah warga dikabarkan mengalami luka.

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, pihaknya telah mendapatkan laporan dari warga yang menjadi korban dalam bentrok di Sukahaji.

“Sudah kami terima laporannya,” kata Budi hari ini.

Budi mengungkapkan, saat kejadian pihak langsung reaktif untuk memfasilitasi korban bentrokan. Menurut Budi, anggotanya sudah turun langsung untuk melakukan pendampingan saat melakukan visum terhadap para korban.

“Kita reaktif, lakukan pendampingan terhadap korban,” ujarnya.

Menurut Budi, beberapa orang yang menjadi korban sudah dimintai keterangan untuk penyelidikan dari laporan tersebut.

“Kemarin sudah dilakukan pemeriksaan terhadap warga (korban). Hari ini, pelengkapan keterangan,” ucapnya.

Budi mengimbau warga agar tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Semua kita proses,” tegasnya.

Sementara itu, pihak pemilik lahan Jen Suherman dan Julaiana Iskandar melalui kuasa hukumnya Rizal Nusi mengklaim klienya memiliki bukti lahan di Sukahaji. Bukti tersebut berupa sertifikat Hak Milik (SHM) dan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Rizal menyebut jika kliennya telah melakukan pemagaran di lahan tersebut beberapa kali. Namun pemasangan pagar tersebut kerap dirusak oleh orang yang tidak diketahui identitasnya.

“Itu memang sebelumnya kita sudah melakukan pemagaran di RW 02 yang di belakang, di RW 03 kita juga sudah melakukan pemagaran hanya berulang kali ada yang merusak dari yang belum menerima,” ujar Rizal.

Rizal menambahkan, bahwa kliennya memiliki hak atas lahan tersebut dan telah membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) selama puluhan tahun.

“Kita ada SHM, diperkuat sama SKPT dari BPN, PBB juga kita yang bayar selama puluhan tahun,” katanya.

Terkait bentrokan yang terjadi beberapa waktu lalu, Rizal menuturkan hal itu terjadi saat kliennya hendak melakukan pemasangan pagar.

“Pemagaran itu hari Senin, cuman enggak kondusif. Kita malah diserang, sama yang enggak tahu siapa,” tuturnya.

Dia membantah kabar kliennya menggunakan ormas untuk melakukan pemasangan pagar. “Bukan, enggak ada ormas. Dari pemilik lahan,” pungkasnya

Gempa Bumi Guncang Sukabumi

Kata Dedi Mulyadi Soal Tunggakan Pajak

Tertembak Peluru Nyasar Nyawa Pria Sukabumi Melayang

Cecep-Asep Unggul di PSU Tasikmalaya

Bentrokan di Sukahaji Bandung Didalami Polisi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *