Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (26/6/2025). Mulai dari bocah di Bandung dianiaya, dimasukkan ke sumur hingga tragedi longsor maut di Kabupaten Garut.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Seorang anak SMP berusia 13 tahun menjadi korban perundungan atau bullying di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Aksi bullying tersebut viral di sosial media dan polisi langsung bergerak turun tangan.
Dari video yang diterima infoJabar, Kamis (26/5/2025), terlihat korban dimasukkan ke dalam sumur oleh para pelaku. Kemudian setelah itu korban langsung ditarik lagi ke atas.
Nampak pada bagian wajah korban berlumuran darah. Terlihat korban mengenakan seragam SMP dan terus mengelap darah yang ada pada bagian wajahnya. Sementara para pelaku perundungan terdengar hanya tertawa melihat peristiwa tersebut.
Kapolsek Ciparay IPTU Ilmansyah mengatakan, polisi langsung melakukan penangkapan para pelaku. Menurutnya para pelaku melakukan aksinya pada bulan Mei 2025 lalu.
“Iya benar telah terjadi perundungan (bullying), kejadiannya satu bulan lalu. Tapi pelakunya tiga orang langsung kami amankan Selasa 24 Juni 2025 lalu,” ujar Ilmansyah, kepada infoJabar, Kamis (26/5/2025).
Pelaku yang nekat melakukan bullying tersebut adalah MF (20), dan dua pelaku anak lainnya masih di bawah umur. Mereka saat ini telah dibawa ke Mapolsek Ciparay, Kabupaten Bandung.
Peristiwa perundungan tersebut bermula saat korban dan pelaku tengah bermain. Kemudian ketiga pelaku tengah membawa minuman keras jenis tuak dan meminumnya.
“Korban ditawari tuak oleh para pelaku dan korban menolak. Namun korban dipaksa meminum oleh para pelaku dan korban langsung meminum setengah gelas tuak,” katanya.
Ilmansyah menjelaskan setelah itu korban dipaksa merokok oleh pelaku inisial MF. Kata dia, korban pun langsung merokok satu hisapan sambil dipaksa pelaku. “Korban dipaksa merokok oleh MF,” jelasnya.
Setelah itu korban berencana akan pulang untuk ganti baju dan mandi. Pasalnya korban tengah menggunakan seragam SMP. Namun pelaku MF melarang korban untuk pulang. “Sambil melarang, pelaku MF menendang serpihan bata merah yang mengenai kepala korban. Sehingga menyebabkan bagian kepala korban mengeluarkan darah,” ucapnya.
Tak sampai di situ, Ilmansyah mengungkapkan korban langsung digusur oleh pelaku MF. Setelah itu korban dimasukan ke dalam sumur sedalam tiga meter dan ditarik lagi ke atas oleh pelaku MF.
“Satu anak hanya melihat dan satu anak lagi memvideokan. Keduanya hanya tertawa melihat korban,” tuturnya.
Dia menjelaskan, wajah korban terus mengeluarkan darah. Kemudian pelaku MF malah menyiram luka korban dengan alkohol. “Setelah itu korban pergi ke masjid untuk membersihkan diri dan pulang,” kata Ilmansyah.
Dia menyebutkan keluarga korban malah enggan membuat laporan ke polisi. Kemudian keluarga korban mengunggah peristiwa tersebut ke sosial media.
“Keluarga enggan melapor, dan memviralkan. Kami dua hari yang lalu langsung bergerak dan mengamankan ketiga pelaku,” tegasnya.
Ilmansyah menambahkan saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan kepada para pelaku. Kata dia, saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait motif dan modus pelaku melakukan bullying. “Kami masih melakukan penyelidikan (motif),” pungkasnya.
Sebuah potongan video di Instagram menunjukkan seorang pria dengan kondisi yang memilukan. Tubuhnya bercucuran darah setelah disebut menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang.
Dilihat infoJabar, unggahan itu menyebutkan peristiwanya terjadi pada Kamis (26/6/2025) dini hari. Korban disebut telah dikeroyok puluhan orang saat berada di Jalan Sulanjana, Kota Bandung.
Korban pun harus dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami kondisi kritis. Dia mengalami luka senjata tajam sehingga memerlukan perawatan intensif lantaran berimbas ke bagian kepala, punggung hingga organ dalamnya.
“Seorang pemuda dikeroyok oleh anggota yang diduga Geng Motor di Jalan Sulanjana Bandung, Kamis, (26/6) dini hari,” demikian bunyi keterangan unggahan di Instagram sebagaimana dilihat infoJabar.
Unggahan itu pun mendapat respons dari polisi. Saat dikonfirmasi wartawan, Kapolsek Bandung Wetan AKP Bagus Yudo Setyawan mengatakan pihaknya masih menyelidiki kejadian tersebut.
“Kami sedang lakukan penyelidikan, mohon waktunya,” katanya, saat dikonfirmasi via pesan singkat.
Ia belum bisa merinci bagaimana proses penyelidikan yang sedang dilakukan. Sebab menurutnya, hingga saat ini, belum ada keluarga atau masyarakat yang melapor terkait dengan kejadian tersebut.
“Untuk laporan belum ada sampai sekarang namun sedang kami lakukan penyelidikan,” pungkasnya.
Bencana tanah longsor di Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyebabkan empat orang tewas. Keempat korban tewas merupakan anggota satu keluarga, yakni seorang ibu, anak, menantu, dan cucu.
Peristiwa memilukan ini terjadi di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, pada Rabu (25/6/2025) malam, sekitar pukul 19.00 WIB.
“Benar, ada bencana tanah longsor di wilayah Cisewu yang menelan 4 korban jiwa,” ungkap Kapolsek Cisewu Iptu Asep Pujaeri, kepada infoJabar, Kamis (26/6/2025).
Menurut Asep, hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak siang hari menyebabkan tebing di pinggir jalan ambrol. Tebing tersebut longsor dan langsung menimpa sebuah rumah yang berada di bawahnya.
Malang, satu keluarga yang terdiri dari empat orang, sedang bernaung di dalam rumah tertimbun longsor tersebut. Otomatis, mereka juga ikut tertimbun.
Keempat orang tersebut adalah Mar’ah (70), Mardi (38), Linda (35), serta Fajar (3). Linda merupakan anak dari Mar’ah, Mardi adalah menantu Mar’ah sedangkan Fajar adalah cucu dari Mar’ah. “Para korban saat ini seluruhnya sudah ditemukan,” katanya.
Sejak kejadian tersebut diketahui, petugas penyelamat gabungan di lokasi langsung berupaya melakukan evakuasi. Khususnya, mengevakuasi jasad para korban yang tertimbun material longsor.
Jasad para korban akhirnya berhasil dievakuasi seluruhnya pada Rabu tengah malam kemarin, usai proses pencarian melibatkan lebih banyak orang lainnya.
“Kondisi rumah yang tertimbun rusak berat. Sedangkan untuk keempat korban dibawa ke rumah duka keluarga,” pungkas Asep.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati kembali menjadi sorotan setelah layanan penerbangan domestik dari dan menuju bandara ini resmi dihentikan sementara.
Kepala Biro BUMD Jawa Barat, Deny Hermawan membenarkan bahwa sejak 2 Juni 2025, tidak ada lagi penerbangan domestik yang beroperasi di bandara yang berada di Kabupaten Majalengka itu.
“Betul, untuk penerbangan domestik dari dan menuju Bandara Kertajati terhitung mulai tanggal 2 Juni 2025 sementara belum tersedia,” ujar Deny saat dimintai konfirmasi, Kamis (26/6/2025).
Dia menuturkan, sebelumnya sejumlah maskapai seperti Lion Air, Super Airjet, dan Citilink sempat melayani rute-rute domestik dari Kertajati dengan tujuan seperti Denpasar dan Balikpapan.
Namun, kata Deny, kondisi di lapangan membuat maskapai akhirnya memilih menarik penerbangan dari Kertajati.
“Namun dikarenakan keterbatasan ketersediaan armada pesawat, maskapai memprioritaskan untuk melayani penerbangan dengan rate okupansi yang lebih tinggi,” jelasnya.
Meski demikian, Bandara Kertajati masih melayani satu rute internasional reguler, yakni tujuan Singapura yang beroperasi setiap hari Selasa dan Sabtu.
“Untuk saat ini Bandara Kertajati melayani penerbangan Internasional menuju Singapura (SIN) pada hari Selasa dan Sabtu masih tetap beroperasi seperti biasa,” ungkapnya.
Deny menegaskan bahwa operasional bandara tetap berjalan, termasuk dalam hal pelayanan dan personel. Selain itu, bandara ini juga masih berfungsi sebagai tempat kedatangan jemaah haji asal Jawa Barat.
“Seluruh fasilitas di Bandara Kertajati beserta tim personil tetap hadir dalam memberikan pelayanan,” katanya.
“Pelayanan haji masih melayani untuk kedatangan dari kloter 1 sampai dengan kloter 7 yang sudah terlayani, dan sisanya pelayanan kedatangan 21 kloter sampai dengan hari Jumat, 11 Juli 2025,” ujar Deny.
Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cijeungjing di Dusun Sukalena, Desa Cijeungjing, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, kondisinya memprihatinkan. Sarana untuk pendidikan yang baru selesai dibangun sekitar tahun 2024 itu belum pernah digunakan namun sudah rusak dan tidak terawat. Diketahui, sekolah tersebut dibangun dari APBD Provinsi Jawa Barat senilai Rp 2,6 miliar.
infoJabar, Kamis (26/6/2025) menelusuri SMKN 1 Cijeungjing tersebut. Akses menuju bangunan SMKN 1 Cijeungjing cukup jauh dari Jalan Raya Ciamis Banjar. Lokasinya berada di dalam area perkebunan dan hanya ada sedikit rumah penduduk di sekitarnya dengan menyusuri jalan desa yang dicor.
Sampainya di gerbang, tidak ada papan nama sekolah. Untuk sampai ke area bangunan sekolah dari jalan desa pun masih tanah berjarak sekitar 100 meter. Sesampainya di lokasi, nampak ada 3 bangunan yang terdiri bangunan untuk ruang guru, bangunan kelas dan satu bangunan toilet.
Memasuki kompleks sekolah, suasananya begitu sunyi dan tidak ada aktivitas apa pun. Tidak ada seorang pun yang dapat ditemui di sekolah tersebut. Bagian halaman sekolah pun banyak ditumbuhi rumput liar yang sangat rimbun.
Bangunan sekolah tersebut dibangun di pinggir tebing yang di bawahnya terdapat Sungai Cimuntur. Sejumlah bagian samping bangunan nampak ambles, sehingga ruang kelas maupun ruang guru diduga tidak layak ditempati dan khawatir ambruk. Beberapa tembok, lantai dan plafon bangunan pun mengalami retak-retak. Bahkan ada wastafel toilet yang belum terpasang.
Andang, warga Sukalena yang berada tidak jauh dari sekolah mengatakan sepengetahuannya, bangunan untuk SMKN 1 Cijeungjing itu belum pernah digunakan. Bangunan tersebut selesai dibangun sekitar tahun 2024.
“Setahu saya belum pernah dipakai sejak selesai dibangun tahun 2024 lalu,” ujarnya.
Menurut informasi yang diterima Andang, sebetulnya ada 20 siswa yang dipersiapkan untuk bersekolah di SMKN 1 Cijeungjing. Namun belum sempat diisi bangunan tersebut rusak. Para siswa tersebut kemudian ditempatkan di SMKN lain.
“Sebetulnya bagus ada sekolah di sini supaya ke depan bisa ramai, mungkin jalan juga dibangun jadi bagus. Kalau di sebelah sini memang penduduknya sedikit,” ucapnya.
Sementara itu, Humas KCD Pendidikan Wilayah XIII Jawa Barat Arya tak bisa berbicara banyak mengenai bangunan sekolah tersebut. Mengingat Kepala KCD Pendidikan Wilayah XIII Jawa Barat sedang melaksanakan diklatpim selama 4 bulan.
“Benar bangunannya seperti itu yang dilihat. Untuk izinnya sedang diurus di Biro Hukum. Memang untuk unit sekolah baru (USB), masih dalam proses. Belum pernah diisi,” ujarnya.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Ciamis telah melakukan penyelidikan terhadap pembangunan SMKN 1 Cijeungjing yang diduga menimbulkan kerugian negara. Bahkan Kejari Ciamis telah menaikkan statusnya ke penyidikan.
“Untuk pemeriksaan saksi, sebanyak 26 saksi. Anggaran untuk pembangunan sekolah tersebut sekitar Rp 2,6 miliar tahun 2023. Untuk sekarang baru diperiksa oleh BPKP untuk kerugian keuangan negara. Jadi masih menunggu perhitungan BPKP. Nanti siapa yang bertanggung jawab,” ujar Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Ciamis M Herris Priyadi.
Herris mengatakan, seharusnya bangunan sekolah itu sudah bisa digunakan tahun 2024, namun sampai sekarang tidak bisa dipakai karena tidak layak fungsi dan membahayakan siswa. Lahan bangunan sekolah itu berasal dari hibah masyarakat.
“Sudah diserahterimakan, bangunan terlihat bagus cuma dibeberapa bulan kemudian terjadi pergeseran tanah sehingga kemiringan keretakan di struktur menjadi tidak aman,” ucapnya.