Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Selasa (11/11/2025) beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca infoJabar. Keracunan MBG di Bandung Barat, misteri mayat berkaus ‘Man Jadda Wa Jada’ hingga penertiban pasar ilegal di Bojongmeron. Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini,
Keracunan akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) lagi-lagi terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kali ini giliran siswa dari SMP Bina Karya di Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah, Selasa (11/11/2025).
Berdasarkan informasi, ada sebanyak 13 siswa yang mengalami gejala keracunan. Mereka mengeluhkan nyeri pada perut, mual, pusing, hingga muntah-muntah. Gejala tersebut dirasakan siswa setelah mengonsumsi MBG sekitar pukul 12.00 WIB.
“Siswa SMP Bina Karya di Ngamprah. Informasi sementara sudah ada 13 siswa yang mengalami gejala (keracunan),” kata Kepala Bidang SMP pada Dinas Pendidikan Bandung Barat, Edy Saprudin, Selasa (11/11/2025).
13 siswa yang mengalami gejala keracunan itu langsung mendapatkan penanganan medis di sekolah. Sementara dari 13 siswa, kabarnya satu orang dirujuk ke rumah sakit.
“Penanganan dipusatkan dulu di sekolah seperti yang sebelum-sebelumnya. Kemudian informasinya satu orang dirujuk ke RS Cahya Kawaluyan,” kata Edy.
Pihaknya menyebut masih memantau kondisi siswa lain yang saat ini belum merasakan gejala keracunan MBG. Jumlah siswa yang keracunan disinyalir bisa bertambah seiring waktu.
“Kita masih pantau, ada waktu tunggu sampai gejala timbul dirasakan siswa. Kita lakukan penanganan di sekolah,” kata Edy.
Warga Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut digemparkan dengan penemuan sesosok jasad lelaki yang hampir tinggal tulang-belulang di sebuah gubuk yang terletak di perkebunan pada Jumat, (7/11) lalu. Identitas korban hingga kini belum terungkap.
Jasad tersebut pertama kali ditemukan oleh dua orang warga pada hari Jumat sore itu, sekitar Pukul 15.15 WIB di sebuah gubuk berukuran 3×3 meter, yang terletak di Kampung Salagedang, Desa/Kecamatan Cibatu, Garut.
Menurut Kapolsek Cibatu Iptu Amirudin Latif, mulanya saksi curiga karena mencium bau busuk yang sangat menyengat, dari dalam gubuk berwarna putih tersebut. Saksi, kemudian memanggil warga lainnya, kemudian berbondong-bondong membuka pintu gubuk.
“Saksi melihat ada sesosok mayat di dalam gubuk,” ucap Amir.
Mayat tersebut ditemukan sudah menghitam. Catatan polisi berdasarkan hasil olah TKP menyatakan, jasad korban tergantung di bawah seutas tali berwarna hitam yang terikat ke plafon gubuk. Posisinya saat ditemukan, terduduk dengan tali yang masih terikat di leher.
Kasat Reskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin menjelaskan, dari hasil identifikasi sementara diketahui jika mayat tersebut berjenis kelamin laki-laki. Umurnya diperkirakan sekitar 40 tahunan.
“Tinggi badannya sekitar 170 cm,” kata Joko kepada infoJabar, Selasa, (11/11/2025).
Mayat lelaki tersebut diketahui menggunakan kaus berwarna hitam, dengan tulisan ‘Man Jadda Wa Jada’ di bagian tengah. Mayat mengenakan celana hitam panjang dengan tulisan ‘sport’ di bagian kirinya. Jasad itu juga menggunakan sepatu.
Menurut Joko, hingga saat ini identitas korban belum diketahui. Pihaknya masih menunggu hasil autopsi yang akan segera dilaksanakan oleh pihak RSUD dr. Slamet Garut.
“Kita masih melakukan pendalaman dan menunggu hasil pemeriksaan DNA,” katanya.
Untuk mengungkap kasus ini, kata Joko, pihaknya membuka posko pengaduan orang hilang di Polres Garut. Joko berpesan, agar masyarakat yang kehilangan anggota keluarga dan kerabatnya untuk melapor ke Polres Garut.
“Silakan untuk melapor ke Sat Reskrim Polres Garut,” pungkas Joko.
Penertiban pedagang di kawasan Bojongmeron City Walk, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur pada Selasa (11/11/2025) berujung ricuh. Bahkan sejumlah pedagang dan petugas Satpol PP alami luka serius lantaran terlibat baku hantam.
Pantauan infoJabar, ratusan petugas gabungan yang terdiri dari satpol PP, Polisi, dan TNI mulai berkumpul dan melaksanakan apel penertiban sejak pukul 08.00 WIB. Para pedagang tampak sudah bersiaga berharap penertiban dan relokasi tersebut ditunda atau dibatalkan.
Namun petugas gabungan yang dipimpin Kasatpol PP Cianjur Djoko Purnomo, tersebut tetap melaksanakan penertiban lapak pedagang di pasar ilegal di kawasan Bojongmeron Citiwalk.
Awalnya petugas dan perwakilan pedagang terlibat cekcok, meminta dilakukan dialog sebelum melakukan eksekusi. Tetapi petugas yang terus maju ke lokasi lapak kemudian saling dorong dengan perwakilan pedagang.
Pada akhirnya, bentrokan pun terjadi antara petugas dan pedagang. Bahkan terlihat salah seorang pedagang bercucuran darah dari bagian pelipisnya. Namun bentrokan tersebut hanya terjadi selama sekitar setengah jam. Petugas yang menang jumlah pun akhirnya dapat melakukan penertiban tanpa dihalangi lagi oleh pedagang ataupun perwakilannya.
Perwakilan Pedagang Bojongmeron Zaki Muhaimin mengatakan, penertiban tersebut cacat hukum karena kawasan Bojongmeron bukan bagian dari kawasan yang ditata oleh pemerintah.
“Ada maladministrasi dalam peraturan yang dibuat sebelumnya. Jalan yang ditata itu Jalan KH Agus Salim, sementara ini Jalan H Salim,” kata dia, Selasa (11/11/2025).
Dia menegaskan jika tindakan pemerintah untuk merelokasi pedagang akan mematikan ekonomi. Pasalnya para pedagang kecil tidak mampu bersaing di Pasar Induk Cianjur yang banyak diisi oleh bandar. “Kami sudah dua kali pindah ke sana, dan dua kali mengalami bangkrut bahkan jadi utang. Sekarang kami tidak ingin terjerumus ke lubang yang sama,” kata dia.
Dia juga menyayangkan aksi represif petugas yang menyebabkan beberapa pedagang mengalami luka. “Ada pedagang yang sampai luka robek di pelipis karena dipukul petugas. Sekarang korban dirawat di rumah sakit dan dijahit lukanya sampai 8 jahitan. Kami meminta pertanggungjawaban dari pemerintah,” kata dia.
Sementara itu, Kasatpol PP Cianjur Djoko Purnomo, mengatakan dalam penertiban kali ini ada sekitar 400 petugas gabungan yang dilibatkan. Dia mengatakan sempat terjadi penolakan dari sebagian kecil pedagang. Namun pada akhirnya proses penertiban tetap berjalan dan berakhir pada pukul 12.00 WIB.
“Penertiban pasar ilegal sudah selesai. Tadi memang ada pro dan kontra. Tapi sebenernya sebagian besar pedagang sudah membereskan sendiri lapaknya. Dari dari seliter 200 pedagang, hanya sekitar 40 pedagang yang tadi bertahan dan akhirnya ditertibkan petugas,” kata dia.
Model Lisa Mariana ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus video porno oleh Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Jabar. Selain Lisa, polisi juga menetapkan pemeran pria dalam video porno itu sebagai tersangka.
“Yang menjadi tersangka ada dua, sodari LM dan F alias Tatto, karena yang bersangkutan memiliki identitas tato di sekujur badan,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan, Selasa (11/11/2025).
“Ini merupakan hasil upaya peyidikan yang sudah cukup lama kita lakukan,” tambahnya.
Hendra menyebut Lisa dan F sengaja merekam persetubuhannya. “F ini pemeran prianya, keduanya sadar merekam atas kejadian tersebut,” ujarnya.
Hendra menambahkan pihaknya masih melakukan penyidikan lebih lanjut dan jika proses penyidikan rampung, tersangka akan ditampilkan ke publik. Terakhir, pada 15 Juli lalu, Lisa Mariana memenuhi panggilan dari Polda Jabar untuk diperiksa terkait kasus yang menjeratnya. Lisa mengakui pemeran perempuan dalam video itu adalah dirinya.
“Iya betul,” ucap Lisa saat ditanya terkait kebenaran dirinya di dalam video porno tersebut.
Akan tetapi, jawaban Lisa tak tuntas dan rinci. Dia berdalih kelelahan saat menjalani pemeriksaan yang durasinya hampir lima jam itu. “Mohon maaf banget, power aku sudah habis di atas, tadi aku sempat sakit,” ujar Lisa yang mengenakan pakaian hitam.
“Jadi segitu dulu,” kata Lisa menambahkan.
Hujan yang turun tanpa jeda sejak Senin (10/11/2025) malam membuat tiga desa di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, dilanda banjir dan longsor. Air masuk ke permukiman warga dan satu jembatan desa putus. Puluhan orang kini berada dalam kondisi terancam.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 19.00 WIB. Wilayah terdampak berada di Desa Sangrawayang, Cidadap, dan Loji.
“Cuaca ekstrem dan intensitas hujan yang terus menerus menyebabkan banjir dan longsor. Kami mencatat ada 14 KK atau 42 jiwa yang terancam,” ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Simpenan Dandi Sulaeman, Selasa (11/11/2025).
Di Kampung Cibutun RT 002 RW 001, Desa Sangrawayang, banjir merendam rumah 6 kepala keluarga dengan total 18 jiwa. Sedangkan di Kampung Sawah Tengah RT 006 RW 015, Desa Cidadap, banjir berdampak pada 8 kepala keluarga atau 24 jiwa.
Salah satu titik yang terdampak terlihat cukup parah. Aliran sungai menggerus tanah hingga mencapai pondasi rumah warga. Sebuah bangunan di tepi sungai tampak kehilangan bagian penopangnya. Lembaran seng pada bagian dinding dan atap menggantung di atas aliran air yang masih deras. Warga turun ke lokasi, memeriksa kondisi tanah yang terkikis dan memasang penahan darurat menggunakan bambu serta pipa air.
Longsor juga terjadi di lintasan jalan desa di Kampung Leuwi Gadog, Desa Loji. Material tanah menutup bahu jalan dengan ukuran sekitar 5 meter panjang dan 3 meter tinggi. Warga bersama pemerintah setempat telah melakukan gotong royong untuk membersihkan longsoran tersebut.
Selain itu, jembatan desa di Loji sepanjang 12 meter dengan lebar 2,5 meter terputus. Jembatan tersebut merupakan akses penghubung ke sejumlah kampung, termasuk Cipicung dan Sawah Bera. Di Desa Cidadap, bangunan MCK milik madrasah ambruk sebagian akibat tergerus air.
“Untuk saat ini air sudah surut, tetapi posisi aliran sungai masih berjarak sekitar 2 meter dari permukiman. Kami tetap mengimbau warga untuk waspada, terutama saat hujan turun,” kata Dandi.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini. Warga tidak mengungsi, namun aktivitas masyarakat terdampak. Pemerintah kecamatan, P2BK Simpenan, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Satpol PP, dan perangkat desa sudah turun melakukan penanganan. “Kebutuhan mendesak saat ini berupa bronjong dan terpal. Kerugian masih dalam kajian,” ujar Dandi.
Keracunan MBG di Bandung Barat
Misteri Mayat Berkaus ‘Man Jadda Wa Jada’
Penertiban Pasar Ilegal di Bojongmeron
Pemeran Pria Video Porno Lisa Jadi Tersangka
Banjir dan Longsor di Simpenan Sukabumi
Model Lisa Mariana ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus video porno oleh Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Jabar. Selain Lisa, polisi juga menetapkan pemeran pria dalam video porno itu sebagai tersangka.
“Yang menjadi tersangka ada dua, sodari LM dan F alias Tatto, karena yang bersangkutan memiliki identitas tato di sekujur badan,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan, Selasa (11/11/2025).
“Ini merupakan hasil upaya peyidikan yang sudah cukup lama kita lakukan,” tambahnya.
Hendra menyebut Lisa dan F sengaja merekam persetubuhannya. “F ini pemeran prianya, keduanya sadar merekam atas kejadian tersebut,” ujarnya.
Hendra menambahkan pihaknya masih melakukan penyidikan lebih lanjut dan jika proses penyidikan rampung, tersangka akan ditampilkan ke publik. Terakhir, pada 15 Juli lalu, Lisa Mariana memenuhi panggilan dari Polda Jabar untuk diperiksa terkait kasus yang menjeratnya. Lisa mengakui pemeran perempuan dalam video itu adalah dirinya.
“Iya betul,” ucap Lisa saat ditanya terkait kebenaran dirinya di dalam video porno tersebut.
Akan tetapi, jawaban Lisa tak tuntas dan rinci. Dia berdalih kelelahan saat menjalani pemeriksaan yang durasinya hampir lima jam itu. “Mohon maaf banget, power aku sudah habis di atas, tadi aku sempat sakit,” ujar Lisa yang mengenakan pakaian hitam.
“Jadi segitu dulu,” kata Lisa menambahkan.
Hujan yang turun tanpa jeda sejak Senin (10/11/2025) malam membuat tiga desa di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, dilanda banjir dan longsor. Air masuk ke permukiman warga dan satu jembatan desa putus. Puluhan orang kini berada dalam kondisi terancam.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 19.00 WIB. Wilayah terdampak berada di Desa Sangrawayang, Cidadap, dan Loji.
“Cuaca ekstrem dan intensitas hujan yang terus menerus menyebabkan banjir dan longsor. Kami mencatat ada 14 KK atau 42 jiwa yang terancam,” ujar Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Simpenan Dandi Sulaeman, Selasa (11/11/2025).
Di Kampung Cibutun RT 002 RW 001, Desa Sangrawayang, banjir merendam rumah 6 kepala keluarga dengan total 18 jiwa. Sedangkan di Kampung Sawah Tengah RT 006 RW 015, Desa Cidadap, banjir berdampak pada 8 kepala keluarga atau 24 jiwa.
Salah satu titik yang terdampak terlihat cukup parah. Aliran sungai menggerus tanah hingga mencapai pondasi rumah warga. Sebuah bangunan di tepi sungai tampak kehilangan bagian penopangnya. Lembaran seng pada bagian dinding dan atap menggantung di atas aliran air yang masih deras. Warga turun ke lokasi, memeriksa kondisi tanah yang terkikis dan memasang penahan darurat menggunakan bambu serta pipa air.
Longsor juga terjadi di lintasan jalan desa di Kampung Leuwi Gadog, Desa Loji. Material tanah menutup bahu jalan dengan ukuran sekitar 5 meter panjang dan 3 meter tinggi. Warga bersama pemerintah setempat telah melakukan gotong royong untuk membersihkan longsoran tersebut.
Selain itu, jembatan desa di Loji sepanjang 12 meter dengan lebar 2,5 meter terputus. Jembatan tersebut merupakan akses penghubung ke sejumlah kampung, termasuk Cipicung dan Sawah Bera. Di Desa Cidadap, bangunan MCK milik madrasah ambruk sebagian akibat tergerus air.
“Untuk saat ini air sudah surut, tetapi posisi aliran sungai masih berjarak sekitar 2 meter dari permukiman. Kami tetap mengimbau warga untuk waspada, terutama saat hujan turun,” kata Dandi.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini. Warga tidak mengungsi, namun aktivitas masyarakat terdampak. Pemerintah kecamatan, P2BK Simpenan, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Satpol PP, dan perangkat desa sudah turun melakukan penanganan. “Kebutuhan mendesak saat ini berupa bronjong dan terpal. Kerugian masih dalam kajian,” ujar Dandi.







