Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Jumat (9/5/2025), beberapa di antaranya memantik perhatian pembaca infoJabar. Aksi cabul terhadap 13 bocah laki-laki diduga oleh pelajar di Ciamis, WNA Korea Selatan diamankan petugas Imigrasi di Sukabumi hingga heboh ular 4 meter sembunyi di kandang ayam Dedi Mulyadi.
Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :
Satreskrim Polres Ciamis menangani kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh seorang mahasiswa berinisial F (27) warga Ciamis dengan korbannya pelajar laki-laki yang masih di bawah umur. Pelaku F kini sudah diamankan dan kini tengah menjalani pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan sementara, ada 13 korban yang diduga dicabuli pelaku yang diketahui merupakan seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Ciamis. Korban berusia antara 14 dan 15 tahun. Pelaku diduga melakukan pelecehan dan kekerasan seksual terhadap para korban.
Kapolres Ciamis AKBP Akmal membenarkan pihaknya kini menangani kasus tersebut. Terungkapnya kasus dugaan pencabulan itu berawal dari laporan salah satu orang tua korban. Polisi kemudian jemput bola untuk mendalami kasus itu dan menyelidikinya.
“Ada laporan dari orang tua korban. Kami lakukan pengembangan, sehingga ada beberapa korban yang mengaku (dicabuli). Tidak menutup kemungkinan ada korban lain,” ujar Kapolres saat ditemui di Polres Ciamis, Jumat (9/5/2025).
Akmal menegaskan akan terus mengembangkan kasus tersebut. Mengingat kasus pelecehan seksual kebiasaan korban tidak membuka diri, sehingga perlu pendekatan persuasif dan personal agar korban dapat membuka diri.
“Ini tentunya akan terus kami kembangkan karena kasus-kasus pelecehan seksual kebiasaan korban tidak akan membuka diri, tapi butuh pendekatan yang persuasif, personal sehingga korban bisa membuka diri. Di lingkungan sosial akan termarjinalkan karena dianggap aib. Penanganannya harus hati-hati,” tuturnya.
Menurut Akmal, para korban tindak asusila perlu penanganan komprehensif dari berbagai macam pihak, bukan cuma penegakan hukumnya saja. Penegakan hukum itu bagian dari hal-hal yang perlu tapi paling utama bagimana korban-korban ini bisa mendapatkan pendampingan yang layak.
“Sebagaimana kita ketahui korban-korban pelecehan seksual memang awalnya dia adalah korban. Tapi jika tidak dilakukan penanganan dengan baik, suatu saat bisa saja dia menjadi pelaku,” ucapnya.
Akmal menegaskan Satreskrim Polres Ciamis telah berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pendampingan para korban. Dalam kasus ini, para korban menjadi fokus perhatian guna diberi pendampingan.
“Karena ini yang menjadi beban utama adalah korban itu sendiri. Jadi untuk menghentikan mata rantai, pertama tentunya kontrol sosial di masyarakat harus kuat, artinya memang agama harus berperan di sini, ini kan asusila,” tegasnya.
Penelusuran terhadap keberadaan warga negara asing (WNA) di sebuah bangunan yang menyerupai pabrik di Kampung Cibolang, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, kian mengerucut.
Setelah mengamankan satu orang WNA asal Korea Selatan sehari sebelumnya, Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Sukabumi kembali membawa satu orang WNA Korea lainnya untuk pemeriksaan pada Jumat (9/5/2025).
Dugaan awal mengarah pada aktivitas pengolahan logam seperti emas, perak, dan timah di lokasi tersebut. Namun bangunan yang disebut-sebut mulai aktif sejak tahun 2017 itu ternyata tidak mengantongi izin resmi.
Hal ini diungkap Kepala Desa Citepus, Koswara. Dia mengatakan dua WNA Korea Selatan itu diamankan secara terpisah. Satu orang diamankan pada Kamis (8/5), sementara satu orang lainnya dijemput kembali oleh petugas Imigrasi hari ini.
“Yang kemarin ternyata hanya pakai visa kunjungan. Nah, hari ini satu lagi dijemput untuk pemeriksaan di Kantor Imigrasi Sukabumi,” ujar Koswara kepada infoJabar di lokasi.
Koswara menyebutkan, aktivitas di bangunan tersebut sejak awal telah menimbulkan pertanyaan warga. Dari luar tampak seperti kantor biasa, namun di dalam ditemukan indikasi adanya kegiatan industri pengolahan logam.
“Kalau dilihat dari faktanya, ini mirip pabrik atau tempat pengolahan logam. Di dalamnya terlihat ada emas, ada perak, ada timah juga. Tapi kalau soal izin, bangunan ini tidak ada. Itu kantor sementara saja, tidak punya IMB,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pembangunan awal dimulai sekitar tahun 2017, lalu perlahan berkembang dengan bangunan tambahan.
“Awalnya satu, lalu bertambah terus. Tapi izinnya dari dulu tidak pernah ada,” kata dia.
Sebelumnya, Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Imigrasi Sukabumi, Torang Pardosi menyatakan, pihaknya masih mendalami dugaan pelanggaran izin oleh WNA tersebut.
“Paspor yang bersangkutan berlaku sampai 2028, dia juga pemegang ITAS sampai Oktober 2025. Tapi soal kegiatan dan perizinan usaha di lokasi ini, kami perlu koordinasi lebih lanjut dengan dinas terkait,” ujar Torang.
Ia menegaskan, hingga kini belum ada dokumen sah yang bisa menunjukkan legalitas bangunan dan kegiatan yang dijalankan di lokasi tersebut.
“Akte notaris belum ada, IMB belum ada, dari Dinas Lingkungan Hidup juga belum bisa ditunjukkan. Ini yang sedang kami telusuri lebih lanjut,” tegasnya.
Satu dari dua WNA asal Korea Selatan itu diamankan bukan dalam status sebagai pekerja, melainkan disebut menjabat sebagai direktur perusahaan yang berkegiatan di lokasi.
Rutinitas Dedi Mulyadi memberi makan ayam pada, Jumat (9/5/2025) pagi berubah menjadi kengerian. Sebab warga Kampung Kalangsari, Kelurahan Awipari, Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya itu memergoki seekor ular sanca yang cukup besar.
Reptil sepanjang 4 meter itu bersembunyi di sela kandang ayam yang terletak di belakang rumahnya. Diduga ular itu akan memangsa ayam peliharaannya.
Dedi Mulyadi kaget bukan kepalang, nyalinya ciut melihat ular sebesar itu. Dia berteriak mencoba meminta bantuan warga. Tapi melihat ular sebesar itu, tak satu pun tetangganya yang berani mendekat.
Akhirnya Dedi Mulyadi menghubungi kontak darurat 112 Pemkot Tasikmalaya, lalu diteruskan ke Tim Damkar Kota Tasikmalaya.
“Kami menerima laporan sekitar jam 06.30 WIB dari call center 112, segera kami menuju ke lokasi,” kata Hendrik Setiana, Korlap Tim Damkar Kota Tasikmalaya.
Tim Damkar yang terdiri dari Irpan, Dicky, Zulham dan Nana langsung melakukan upaya penangkapan.
Binatang melata dengan nama latin Pythonidae itu langsung dikepung oleh tim Damkat. Lalu tanpa drama, tanpa banyak kata, bagian kepala ular diringkus. Sementara tim lain menangkap tubuh dan ekor ular, tujuannya agar ular tidak melilit. Setelah tak berdaya, ular dimasukkan ke dalam karung.
“Butuh waktu sekitar 12 menit bagi tim untuk meringkus ular sanca sepanjang 4 meter itu,” ungkap Hendrik.
Melihat kepiawaian tim Damkar, warga pun tampak semringah. Kehebohan di kampung itu pun reda.
Hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (8/5/2025) menimbulkan bencana longsor dan pergerakan tanah. Akibatnya, satu bangunan rumah yang dihuni tiga keluarga di Dusun Karangkamulyan, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, ambruk terbawa longsor bukit di belakangnya.
Pantauan infoJabar di lokasi kejadian, kondisi bangunan rumah milik Tati ambruk. Ada pun bangunan yang masih berdiri kondisinya nyaris ambruk dan sudah tidak layak huni. Seluruh barang milik penghuni ikut tertimbun. Lokasi rumah ambruk digaris polisi karena masih terjadi pergerakan tanah.
Tidak ada korban dalam kejadian bencana alam tersebut. Namun sebanyak delapan orang penghuni rumah yang ambruk harus mengungsi sementara ke kerabatnya. Satu bangunan rumah yang diisi tiga keluarga tersebut nyaris rata dengan tanah.
Kepala Desa Karangkamulyan Uus Uswandi membenarkan kejadian bencana menimpa warganya. Rumah milik Tati ambruk menjelang magrib kemarin saat hujan deras. Kondisi rumah rusak berat terbawa longsor dan tidak dapat ditempati.
“Rumah ambruk milik ibu Tati. Longsor juga mengancam satu rumah milik Sendi. Sebanyak 8 jiwa dari tiga keluarga sementara mengungsi,” ujar Uus saat ditemui di lokasi kejadian Jumat (9/5/2025).
Pemerintah Desa Karangkamulyan telah melaporkan kejadian longsor tersebut ke BPBD Ciamis. Pihak desa juga telah melakukan upaya evakuasi keluarga yang terdampak, sedangkan untuk pembersihan barang-barang serta puing-puing baru dilaksanakan hari ini.
“Longsor terjadi menjelang malam karena membahayakan evakuasi puing-puing dilaksanakan hari ini secara gotong-royong,” ucapnya.
Menurut Uus, saat hujan deras pemilik rumah sedang berada di dalam, namun anggota keluarga lainnya sudah berada di luar. Beruntung ketika terjadi longsor, penghuni rumah berhasil keluar menyelamatkan diri.
“Penghuni rumah berhasil menyelamatkan diri ketika rumah akan ambruk akibat longsor,” jelasnya.
Sementara itu, BPBD Ciamis yang mendapat laporan dari Pemerintah Desa Karangkamulyan langsung mendatangi lokasi kejadian. Anggota BPBD Ciamis telah melakukan asesmen serta menyalurkan bantuan logistik kebencanaan.
“Kami sudah mendatangi lokasi dan menyalurkan bantuan logistik kebencanaan. Benar, ada satu rumah ambruk, delapan jiwa mengungsi akibat tanah longsor,” jelasnya.
Serangan tawon menyasar bocah-bocah di Kabupaten Bandung. Mereka diserang usai bermain di rumah kosong yang jadi ‘tempat tinggal’ tawon.
Peristiwa itu terekam CCTV dan videonya viral di media sosial. Sebagaimana dilihat infoJabar pada Jumat (9/5/2025), dua bocah terlihat sedang memanjat pagar dan tembok salah satu rumah. Mereka tiba-tiba menangis dan berteriak.
Teriakan bocah itu mengundang warga sekitar keluar rumah. Warga lain menghampiri dua bocah itu dan mencari tahu penyebab mereka berteriak dan menangis.
Ternyata, kedua bocah itu habis diserang oleh tawon. Warga langsung melaporkan kejadian itu ke relawan pemadam kebakaran (redkar) Baleendah.
Diketahui, kejadian itu berlangsung di salah satu perumahan di kawasan Desa Baros, Kecamatan Arjasari pada Kamis (1/5) yang lalu.
“Kejadiannya 1 Mei sekitar jam 15.30 WIB. Langsung tim Redkar berkoordinasi dengan petugas pos sektor Baleendah,” ujar Kabid Resque Disdamkar Kabupaten Bandung, Supriadi, kepada infoJabar.
Usai menerima laporan, petugas kemudian datang ke lokasi sekitar pukul 18.30 WIB. Menurutnya, kedatangan petugas pada malam hari untuk melakukan evakuasi terhadap sarang tawon.
“Karena itu tidak ada naik-naik ke atap, itu evakuasi sekitar 15 menit sudah bisa di bawa. Tapi memang evakuasi sarang tawon itu tidak bisa dievakuasi siang-siang, soalnya tawon itu diam kalau malam hari, kalau siang hari tawonnya lagi berkeliaran. Jadi membahayakan petugas kami,” katanya.
“Sarang tawon kita langsung evakuasi dan dibawa. Tawon tersebut berjenis vespa affinis,” ujarnya menambahkan.
Berdasarkan keterangan warga, kata Supriadi, bocah-bocah itu memang kerap bermain di rumah kosong. Di saat bersamaan, rumah itu ‘dihuni’ oleh tawon.
“Jadi di rumah kosong itu tidak terlihat ditemboknya ada tanaman merambat kaya tanaman sereuh. Nah di dalamnya ada sarang tawon. Jadi aja menyengat anak-anak tersebut,” katanya.
Dia mengatakan selain bocah, orang dewasa juga tak luput dari serangan. Namun, korban dewasa tak mengalami luka parah.
“Iya ada yang tersengat juga, ada juga orang dewasa yang tersengat tapi tidak parah,” jelasnya.
Supriadi mengimbau masyarakat untuk berhati-hati jika menemukan tanaman rambatan yang menempel di tembok. Menurutnya hal tersebut bisa menjadi sarang tawon atau ular.
“Karena yang namanya musibah kita tidak bisa prediksi, hanya dengan kewaspadaan dan hati hati. Jadi bagi masyarakat yang yang mengalami peristiwa serupa bisa segera melaporkan ke call center Disdamkar 112 atau 0225891113 dan lewat WA 085163589113,” pungkasnya.