Duel antarpelajar mencoreng dunia pendidikan di Jawa Barat. Terbaru, duel berdarah antarsiswa SMP dan MTs terjadi di Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dalam kejadian ini, seorang pelajar pria dilaporkan tewas meski telah mendapatkan perawatan.
Ada fakta menarik dalam kejadian ini, pelajar yang terlibat duel ini ternyata berbohong pada orang tuanya. Sebelum aksi duel ini terjadi, mereka berdalih mengikuti kegiatan di sekolah.
Dari hasil penyelidikan sementara ada 14 pelajar yang terlibat dalam aksi duel tersebut. Mereka terdiri dari dua kelompok beda sekolah. Kapolsek Agrabinta AKP Nanda Riharja mengatakan, siswa yang terlibat masih berada di wilayah Kecamatan Leles.
“Masing-masing kelompok 7 orang yang merupakan siswa kelas 8 dan 9 dari SMP dan MTs Leles,” kata Nanda, Rabu (23/7).
Dalam kejadian ini, pelajar tersebut terlebih dahulu membuat janji melalui pesan di media sosial (medsos) untuk melakukan duel pada Jumat (18/7) malam. Duel ini dilakukan di atas Jembatan Parigi Desa Sindangsari Kecamatan Leles.
Menurut Nanda, untuk mendapatkan izin keluar saat malam hari, pada pelaku yang merupakan anak baru gede (ABG) ini duel beralasan akan mengikuti kegiatan di sekolah. “Ke orang tuanya, mereka beralasan mengikuti kegiatan sekolah. Sehingga diizinkan keluar malam hari. Padahal faktanya tidak ada kegiatan sekolah, dan mereka malah berduel,” ujarnya.
Dari hasil penyelidikan, Nanda menuturkan dari 14 orang tersebut, empat orang ditunjuk untuk melakukan duel dua lawan dua.
“Saat berduel itu, dua pelajar saling memegang dan berguling sampai akhirnya jatuh ke sungai. Ketinggian dari atas jembatan hingga ke dasar sungai diperkirakan setinggi 15 meter,” tuturnya.
Dalam kejadian ini, Nanda menyebut jika warga yang berada di lokasi kejadian sempat mencoba menghentikan duel pelajar dan segera menyelamatkan dua pelajar yang jatuh ke sungai.
“Begitu duel warga langsung berusaha memisahkan. Apalagi begitu tahu ada yang jatuh, beberapa warga langsung turun ke dasar sungai untuk mengevakuasi korban yang jatuh,” terangnya.
Nanda menjelaskan kedua pelajar yang jatuh langsung dibawa ke puskesmas. Bahkan salah satu pelajar dirujuk ke rumah sakit usai terjatuh ke area sungai yang airnya dangkal, tapi akhirnya meninggal.
“Untuk yang satu jatuh ke air yang cukup dalam sehingga mengurangi benturan. Tapi satu pelajar lagi bernama Ziad yang merupakan siswa MTs jatuh ke bagian sungai yang airnya dangkal,” jelasnya.
Nanda menyebut pelajar itu sempat membaik dan dibawa pulang untuk dirawat di rumah. Namun pada Selasa (22/7) pagi, kondisinya memburuk.
“Kemarin pagi drop lagi. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Sindangbarang. Setelah beberapa jam penanganan, korban meninggal di rumah sakit. Jadi meninggalnya tidak sesaat setelah duel, tetapi beberapa hari setelahnya karena luka yang diderita usai jatuh dari atas jembatan,” terangnya.
Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto menyebut, jika pihaknya masih mendalami duel maut pelajar kelas 8 SMP dan Mts di Cianjur yang menyebabkan satu orang tewas.
“Kita masih lakukan penyelidikan untuk mengetahui motif aksi tersebut. Saksi-saksi masih kami periksa,” tuturnya.