Para peneliti menyarankan agar pekerja berdiri selama 2-4 jam per hari guna mengurangi risiko kesehatan akibat terlalu lama duduk. Namun, seorang YouTuber bernama Lucas Ball, atau yang dikenal dengan nama Pigmie, melakukan eksperimen yang jauh lebih ekstrem. Ia menantang dirinya untuk tidak duduk sama sekali selama lima hari.
Melansir infoHealth, dalam tantangan tersebut, Ball menetapkan beberapa aturan. Ia hanya diperbolehkan berbaring selama delapan jam setiap malam untuk tidur, sementara di waktu lainnya ia harus berdiri atau setidaknya menghindari kontak bokong dengan permukaan apa pun-termasuk saat berada di kamar mandi atau di dalam mobil.
“Duduk terlalu lama dan kurangnya aktivitas fisik telah dikaitkan dengan obesitas dan sekelompok kondisi obesitas,” ujar Ball.
Menurutnya, kebiasaan duduk dalam waktu lama juga dapat menyebabkan nyeri punggung, disfungsi tulang belakang, degenerasi sendi, postur tubuh yang buruk pada punggung atas, leher, serta bahu, hingga gangguan sirkulasi darah di kaki.
Untuk mendukung eksperimennya, pria berusia 34 tahun itu membeli meja berdiri berbahan bambu agar dapat bekerja dengan nyaman tanpa duduk. Ia mengaku merasa lebih produktif saat bekerja sambil berdiri, karena tidak tergoda untuk bersantai dan lebih fokus menyelesaikan tugas.
Di luar jam kerja, Ball tetap berupaya aktif agar tidak merasa bosan atau terlalu lelah. Ia menonton televisi dan makan malam dalam posisi berdiri. Ia juga melakukan aktivitas sehari-hari dengan berjalan kaki dan berolahraga tanpa duduk.
Namun, memasuki hari ketiga, Ball mulai merasakan dampak fisik dari tantangan tersebut. “Itu benar-benar memengaruhi kaki dan tungkai saya. Saya merasa sangat sakit dan lelah, dan merasa postur tubuh saya saat berdiri mulai mengendur,” jelasnya.
Ia juga mengaku lebih mudah lapar selama eksperimen berlangsung. Hal ini mungkin disebabkan oleh pembakaran kalori ekstra akibat berdiri terus-menerus. Akibatnya, ia kerap makan sepanjang hari.
Rasa tidak nyaman juga berdampak pada pola tidurnya. Ia kesulitan tidur dan harus menghabiskan waktu berguling sambil meregangkan tubuh untuk meredakan ketegangan otot. Pada hari kelima, ia memutuskan untuk menghentikan tantangan tersebut dan mulai mencermati perubahan fisiknya.
Ball menyadari bahwa punggung bagian atasnya mulai membungkuk, namun tulang belakang bagian bawah terlihat lebih lurus, dan bokongnya lebih menonjol. “Sepertinya saya mulai benar-benar membentuk posisi membungkuk ini, terutama di punggung atas,” katanya.
“Tetapi di sisi positifnya, sepertinya saya sedikit membuat perubahan pada tulang belakang bagian bawah, yang terlihat lebih lurus,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, ia mengalami nyeri pada pinggul dan lutut serta kenaikan berat badan, yang kemungkinan dipicu oleh kebiasaan makan untuk meredakan rasa lelah. Namun, ia mencatat adanya peningkatan produktivitas hingga 30 persen dan sistem pencernaannya terasa lebih lancar.
Ke depan, Ball berniat tetap menggunakan meja berdiri saat memulai pekerjaan di pagi hari, sebelum beralih posisi ketika mulai merasa lelah.
“Yang saya lakukan mulai sekarang adalah berdiri, mungkin sebagai hal pertama saat saya bekerja di depan komputer selama beberapa jam. Saat mulai lelah, di saat itulah saya berdiri,” ujarnya.
Eksperimen Ball ini menuai beragam tanggapan. Beberapa penelitian memang menyebutkan bahwa penggunaan meja berdiri dapat membantu memperbaiki postur tubuh, mengontrol kadar gula darah, dan meningkatkan konsentrasi. Namun, berdiri terlalu lama juga dapat memicu kelelahan serta meningkatkan risiko varises.
Para ahli pun mengingatkan bahwa berdiri saja tidak cukup. Diperlukan jeda untuk bergerak secara aktif guna melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi kekakuan otot.
Artikel ini sudah tayang di infoHealth