Kasus tuberkulosis atau TBC di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat cukup mengkhawatirkan. Bahkan masih banyak penyintas yang belum terobati.
Per akhir Mei 2025, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu mencatat, jumlah terduga TB mencapai 12.405 orang. Dengan kasus yang ditemukan mencapai 2.253 orang.
Namun, dari kasus yang ditemukan, baru sekitar 1.751 kasus yang sudah diobati. “Masih ada gap dari kasus yang ditemukan dengan yang diobati,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Wawan Ridwan, Senin (26/5/2025).
Penyebaran TBC, kata dia, cukup mudah. Selain dari lingkungan yang kurang bersih, juga akibat ludah pengidap hingga penyakit tersebut menyebar.
Ironisnya, banyak penyintas yang kurang patuh selama pengobatan. Biasanya, penyintas yang sudah mulai merasa sehat selama 2 bulan akan berhenti minum obat.
“Penularannya sangat mudah dan kebanyakan kegagalan pengobatan karena pasien tidak patuh minum obat karena pasien TB minum obat 2 bulan udah enak, udah nggak sakit lagi merasa udah sembuh padahal dia harus terus pengobatan 6 bulan minimal,” ujar Wawan.
Untuk meminimalisir penularan, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu menyambut wacana vaksinasi TB. Kendatipun pro dan kontra dari para pihak masih terjadi.
Namun, sebagai daerah dengan kasus TBC nya yang berada diperingkat kedua, di Jabar ini perlu dilakukan penanganan ekstra.
“TB di Indramayu ini jumlahnya sangat besar jadi sepertinya kita perlu penanganan TB secara extraordinary lebih dari apa yang selama ini kita lakukan dan salah satunya kalau memang vaksin TB kita sambut baik,” katanya.