Imbas Tak Ada Terminal, Angkot di Cileunyi Ngetem Sembarangan

Posted on

Kesal, hal itu dirasakan oleh Dudi (42) saat melintasi Jalan Cileunyi arah Cibiru. Warga Tanjungsari ini mengaku kesal saat melintas di Simpang Susun Cileunyi hingga Pasar Cileunyi karena banyak angkutan umum atau angkot ngetem sembarangan.

Pegawai BUMN ini menyebut, angkot-angkot ini ngetem tidak taat aturan, dan kerap berhenti di badan jalan untuk menaikan dan menurunkan penumpang. Karena tidak memiliki terminal, akhirnya angkot-angkot ini berhenti sembarangan.

“Paling kesal itu kalau ngetem pas di tikungan dari arah Jatinangor ke Cileunyi, mending kalau lagi sepi, kalau lagi ramai jalan jadi sempit yang tadinya bisa dua lajur, menjadi satu lajur, jujur kesal,” kata Dudi kepada infoJabar, Kamis (24/7/2025).

Dudi menyebut, kondisi Simpang Susun Cileunyi hingga ruas Jalan Cileunyi semrawut jika angkot-angkot ini dibiarkan ngetem sembarangan.

“Pemerintah harus turun nih, harus ada terminal buat mereka supaya tak berhenti sembarangan,” ujar Dudi.

Dudi memiliki pengalaman pahit untuk angkot-angkot yang beroperasi di kawasan tersebut. Mobil yang dikendarainya hampir menabrak bagian belakang angkot akibat angkot berhenti mendadak tanpa memberi tanda.

“Pernah ada angkot berhenti tapi tak menyalakan lampu sein, bener-bener kaget mau nabrak angkot tersebut,” ucap Dudi.

Dudi berharap kepada pemerintah untuk mengandangkan angkot-angkot itu ke terminal. “Harus ada terminal biar bisa teratur, penumpang juga pasti datang ke terminal jika angkot-angkot ini disimpan di satu titik,” ujar Dudi.

Hal serupa juga dikeluhkan oleh salah satu mahasiswa bernama Arif Pratama (21), menurut Arif akibat angkot yang berhenti sembarangan, lalu lintas di jalan tersebut kerap mengalami kemacetan.

“Selain volume kendaraan di jam-jam sibuk naik, angkot juga jadi salah satu masalah kemacetan di jalan ini, angkot yang berhenti sembarangan buat perlambatan arus lalu lintas,” kata warga Rancaekek, Bandung itu.

Arif menyebut, angkot yang ngetem sembarangan diduga karena mereka tidak memiliki terminal. “Mereka bisa beralasan, tidak taat aturan karena tidak ada terminal,” tuturnya.

Menurut Arif meski ada penertiban dari pihak kepolisian, jika tidak dibarengi dengan pengadaan infrastruktur, mereka akan tetap ngetem sembarangan.

“Penegakan aturan penting dan pengadaan infrastruktur terminal juga penting, kalau nanti sudah ada terminal tapi mereka tetap ngetem sembarangan, baru itu sopirnya yang bermasalah,” pungkasnya.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *