Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyerukan agar para santri tak hanya menjadi penjaga tradisi, tetapi juga pelopor perubahan. Pesan itu disampaikannya saat membacakan amanat Menteri Agama Republik Indonesia dalam Apel Hari Santri di Balai Kota Bogor, Rabu (22/10/2025).
Dalam amanat yang dibacakan Dedie, santri diingatkan untuk hadir di tengah masyarakat sebagai agen moral dan sosial yang membawa nilai-nilai kebaikan.
“Santri jangan hanya berdiri di pinggir zaman. Jadilah penggerak, pembawa nilai, dan penjaga moral di tengah kemajuan dunia,” ujarnya.
Dedie menilai, pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan kebangsaan. Ia mengajak para santri untuk memadukan semangat spiritual dengan kemampuan berpikir kritis dan inovatif.
“Rawat nilai-nilai pesantren, tapi sambut inovasi. Dunia menunggu kontribusi santri yang tangguh dan berdaya,” kata Dedie.
Ia juga menekankan bahwa jihad santri di masa kini bukan lagi berperang dengan senjata, melainkan dengan ilmu dan akhlak.
“Cintai negeri ini dengan ilmu dan budi pekerti. Karena di pundak santri, kemerdekaan dan peradaban bangsa akan terus dijaga,” tutur Dedie.
Dedie juga mengajak para santri di Kota Bogor untuk menjadi pelopor perubahan dalam mewujudkan lingkungan bersih. Dedie menegaskan bahwa santri tidak boleh hanya menjadi penonton, melainkan harus menjadi bagian dari solusi permasalahan bangsa, termasuk persoalan lingkungan.
“Pesan Pak Menteri Agama tadi jelas sekali, santri harus menjadi solusi, bukan penonton. Itu juga yang kami maknai di Kota Bogor,” ujarnya.
Menurut Dedie, salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah keterlibatan pesantren dalam pengelolaan sampah. Pemerintah pusat telah mencanangkan target Indonesia bebas sampah pada 2029, dan Dedie ingin pesantren menjadi bagian penting dari gerakan tersebut.
“Saya minta pesantren-pesantren di seluruh Kota Bogor mulai menangani sampah dan menjadikan pondok pesantren sebagai tempat paling bersih,” kata Dedie.
“Santri harus menjadi agen perubahan. Kalau dulu orang menganggap pesantren kotor itu hal biasa, sekarang tidak boleh lagi,” Ia menambahkan.
Dedie mengatakan, Pemerintah Kota Bogor tengah menyiapkan Program Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) sebagai bagian dari komitmen menuju kota hijau dan berkelanjutan. Ia berharap pesantren juga berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mendukung program tersebut.
“Kami ingin setiap tahun Bogor meraih Adipura. Dan saya minta pesantren ikut berkontribusi, supaya kebersihan Kota Bogor didukung oleh keberadaan pesantren yang bersih,” ujarnya.