Hari Pertama Sekolah, SMAN 1 Bandung Kekurangan Meja dan Kursi

Posted on

Hari pertama masuk sekolah di SMAN 1 Bandung, Senin (14/7/2025), diwarnai dengan kekurangan fasilitas belajar. Sejumlah siswa tampak duduk di kursi tanpa meja selama kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berlangsung.

Kepala SMAN 1 Bandung, Tuti Kurniawati, menjelaskan bahwa sekolah terpaksa menggunakan kursi yang biasanya dipakai untuk kegiatan di aula, karena belum tersedia kursi dan meja permanen untuk seluruh siswa.

“Kami masih memberdayakan yang ada di sekolah. Sekarang baru memiliki kursi Citos yang biasa dipakai di aula. Sementara pakai itu sambil kami menunggu (APBD) perubahan baru dialokasikan,” ucap Tuti.

Dia menyebut, jumlah siswa baru di SMAN 1 Bandung sebanyak 484 orang yang dibagi dalam 11 rombongan belajar (rombel). Menurutnya tiap rombel terdapat penambahan 8 siswa yang masuk melalui program Penanggulangan Anak Putus Sekolah (PAPS).

Tuti menyebut, akibat keterbatasan sarana, sekolah belum dapat menyediakan meja untuk seluruh siswa. Untuk mengatasi keterbatasan ini, siswa kata dia diimbau membawa papan dada dari rumah agar tetap bisa mengikuti pembelajaran dengan nyaman.

“Nanti diimbau membawa papan dada untuk sementara. Sudah diinformasikan ke orang tua melalui panitia MPLS. Sekarang MPLS masih berpusat di aula jadi belum terlalu urgent ya untuk itu, mudah-mudahan dalam seminggu ini kita ada solusi,” katanya.

Pihak sekolah juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat terkait kendala sarana prasarana tersebut.

“Ke dinas kita sudah komunikasi soal keterbatasan ini, dan sekarang tinggal menunggu kebijakan lebih lanjut dari Disdik,” jelas Tuti.

Dalam pelaksanaan MPLS, SMAN 1 Bandung tahun ini juga menggandeng TNI dan Polri untuk memberikan materi pembinaan karakter kepada siswa. Kolaborasi ini dijadwalkan berlangsung selama lima hari pelaksanaan MPLS.

“TNI akan menyampaikan materi soal bela negara, disiplin, dan cinta tanah air. Sementara Polri akan membahas kesadaran berlalu lintas, bahaya narkoba, dan sebagainya,” ujar Tuti.

Khusus untuk Polri, sesi penyuluhan akan berlangsung pada hari Rabu. Di luar itu, perwakilan dari TNI dan Polri juga akan membantu mengatur kegiatan siswa, mulai dari apel pagi hingga penutupan kegiatan setiap hari.

Namun demikian, Tuti menegaskan bahwa keterlibatan TNI dan Polri bersifat edukatif.

“Mereka hanya memberikan edukasi. Tidak ada tindakan disipliner fisik. Semua disampaikan secara humanis dan membangun karakter,” tegasnya.

Tahun ini, jam masuk sekolah juga dimajukan menjadi pukul 06.30 WIB. Meski demikian, sebagian siswa masih tampak kesulitan menyesuaikan diri dengan waktu baru tersebut.

“Secara keseluruhan sudah oke. Yang terlambat hanya sedikit. Mayoritas anak kelas 10 aman, yang kelas 11 dan 12 masih perlu penyesuaian karena sebelumnya terbiasa masuk pukul tujuh,” tutur Tuti.

Sebagai bagian dari pembiasaan baru, SMAN 1 Bandung kini mulai pembiasaan pagi sejak pukul 06.15 WIB agar proses belajar bisa dimulai tepat waktu.

“Kita pasti beri toleransi. Namanya juga pendidikan, perlu proses. Kalau terlambatnya masih wajar, akan kita edukasi secara bertahap,” ujar Tuti.

Kolaborasi dengan TNI dan Polri

Jam Masuk Lebih Pagi