Kota Sukabumi mencatatkan rekor inflasi tertinggi di Jawa Barat pada Juni 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, inflasi tahunan (year-on-year) di kota ini mencapai 3,26 persen, jauh di atas rata-rata provinsi sebesar 1,78 persen.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda Kota Sukabumi Erni Agus Riyani mengatakan, kenaikan harga kebutuhan pokok menjadi pemicu utama lonjakan inflasi.
“Inflasi bulanan (month-to-month) Juni 2025 di Kota Sukabumi sebesar 0,35 persen, terutama didorong kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,96 persen,” jelas Erni, Jumat (18/7/2025).
Erni memaparkan, selain kelompok makanan, dua kelompok lain juga ikut menyumbang inflasi bulanan, yaitu penyediaan makanan dan minuman atau restoran yang naik 0,42 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,83 persen.
Sementara itu, inflasi tahunan Kota Sukabumi didorong paling besar oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang melonjak hingga 9,99 persen. Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan justru mengalami penurunan indeks sebesar -0,47 persen.
“Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Sukabumi tercatat sebesar 109,72, dengan inflasi year-to-date atau dari Januari hingga Juni 2025 di angka 1,97 persen,” katanya.
Erni juga merinci kenaikan tahunan pada beberapa kelompok lain, seperti makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,32 persen, pendidikan 4,46 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 3,97 persen, kesehatan 3,22 persen, serta transportasi 1,14 persen.
Beberapa komoditas yang paling dominan mendorong inflasi di bulan Juni antara lain beras, telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, daging ayam ras, minyak goreng, hingga emas perhiasan.
“Tekanan harga pada komoditas pangan dan kebutuhan rumah tangga ini perlu dikendalikan agar tidak memberatkan masyarakat,” ucap dia.
Pemerintah daerah, lanjut dia, bersama perangkat daerah terkait akan terus memantau perkembangan harga dan melakukan evaluasi ekonomi untuk menjaga stabilitas harga. “Upaya pengendalian inflasi tetap menjadi prioritas kami, demi menjaga keterjangkauan harga barang dan jasa bagi masyarakat,” tutupnya.