Harap-harap Cemas Pengusaha Hotel di Jabar Imbas Demo Ricuh

Posted on

Sejumlah pengusaha hotel di Jawa Barat (Jabar) saat ini sedang dilanda kecemasan. Berdasarkan laporan, banyak pengunjung yang memutuskan untuk membatalkan liburannya sehingga mempengaruhi okupansi hotel di Tanah Pasundan.

Saat berbincang dengan infoJabar, Ketua DPD Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar Dodi Ahmad mengatakan, kondisi ini tidak terlepas dari aksi demonstrasi yang berlangsung selama beberapa hari terakhir.

Meski belum mendapat data pasti, tapi ia telah menerima laporan dari sejumlah pengusaha bahwa pengunjung hotel telah membatalkan rencana wisatanya pada libur panjang kali ini.

“Kalau di Jabar mah dari Januari sampai Agustus itu okupansi hotel kurang lebih di angka 41 persen. Tapi karena kejadian kemarin, pasti keganggu. Banyak yang di-cancel pengunjung di hotel, meskipun saya belum tahu jumlah pastinya berapa,” katanya, Jumat (5/9/2025).

Selain itu, Dodi mengatakan bahwa penundaan sejumlah event di Kota Bandung berimbas kepada okupansi hotel. Salah satu acara yang akhirnya terpaksa ditunda Pemkot Bandung adalah Asia Africa Festival (AAF) 2025.

“Jelas berpengaruh, karena akhirnya sebagian tamu memilih cancel ke hotel. Termasuk restoran juga, karena kalau hotel sepi, tamu yang ke restoran otomatis berkurang,” ucapnya.

Padahal menurut Dodi, September biasanya menjadi bulan yang ramai dikunjungi wisata ke Jabar. Namun sekarang, banyak faktor yang membuat wisatawan, terutama dari luar daerah, memutuskan untuk menunda agenda liburannya.

Dodi pun berharap ada kebijakan yang dibuat pemerintah daerah. Salah satunya bisa dengan cara membuka kembali rapat di hotel, agar para pengusaha bisa mendapat pemasukan.

“Kalau bulan September biasanya mah bagus. Tapi tahun ini pasti turun, karena kondisi begini,” ungkapnya.

“Harapan saya mah, kondisi begini kan tidak bisa dirubah sekaligus pangsa pasarnya. Karena pangsa pasar hotel bintang 3-5 itu banyak MICE dari pemerintah, nah itu sekarang berkurang jauh karena kebijakan rapat tidak boleh di hotel. Jadi harapannya kebijakan itu bisa ditinjau lagi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *