Gerombolan Monyet Liar Rusak Sawah dan Kebun Warga di Ciamis

Posted on

Hijaunya hamparan sawah dan rindangnya pepohonan di Desa Margaharja, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis, biasanya menghadirkan ketenangan khas pedesaan. Namun, kedamaian itu belakangan ini terusik.

Sejak beberapa pekan ini, gerombolan monyet liar yang jumlahnya lebih dari seratus ekor, kerap turun dari hutan. Hewan liar itu menjarah tanaman warga, merusak sawah bahkan nekat masuk hingga ke permukiman.

Senin (25/8/2025) pagi, pantauan infoJabar, terlihat seorang petani bernama Suryo (80) di blok Cilimus, Desa Margaharja sedang memeriksa tanaman padinya yang rusak. Tanaman padi itu dipastikan tidak akan berbuah dan terancam gagal panen. Suryo bercerita, tanaman padinya rusak akibat ulah gerombolan monyet liar.

Mereka memakan bagian batang padi yang masih muda sebagai bakal buah. Kerusakan akibat hama itu cukup luas yang membuat Suryo harus gigit jari, karena panen musim ini kemungkinan tidak akan maksimal. Tak hanya tanaman padi, namun tanaman lainnya milik Suryo pun habis, seperti pohon pisang hingga singkong.

“Sebetulnya gerombolan monyet ini setiap tahun juga ada, tapi untuk sekarang saya rasa paling parah. Sawah rusak, pisang dan singkong habis juga tanaman palawija. Jumlah monyet yang turun sampai lebih dari 100 ekor,” ujar Suryo saat ditemui di sawahnya.

Suryo mengaku tidak bisa berbuat banyak ketika tanamannya si rusak oleh gerombolan monyet. Ia sempat mencoba mengusirnya, namun yang ada monyet itu tidak takut dan malah akan menyerang balik.

“Kalau ada datang, saya memilih lari karena khawatir menyerang. Sempat diusir tapi tidak takut dan malah akan menyerang balik, semakin berani,” ungkapnya.

Suryo sudah jenuh dengan kondisi tersebut. Sudah capek-capek menanam untuk ditunggu hasilnya, malah dirusak oleh gerombolan monyet. Ia pun berharap ada upaya dari pemerintah terkait untuk menyelesaikan persoalan ini supaya para petani bisa mendapat hasil panen maksimal.

“Sudah resah dan jenuh, kalau bisa monyet itu tidak balik lagi ke sini. Gerombolan monyet itu berasal dari Leuweung (hutan) Pasir Bunter milik pemerintah,” katanya.

Kepala Desa Margaharja Warto membenarkan gerombolan monyet itu masuk ke kebun hingga permukiman warga untuk mencari makanan. Kondisi itu sebetulnya sudah terjadi cukup lama, namun paling parah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Warga pun sudah resah dengan kondisi ini, pihak desa juga telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya namun tidak membuahkan hasil.

“Kami dari desa dan warga sudah beberapa kali menghalau, mengusir secara gotong royong, melakukan dengan mitos dan tradisional. Tapi monyet itu bandel dan masih kembali menjarah tanaman warga,” ungkapnya.

“Warga sudah siap untuk bergotong royong melakukan menanam pohon buah di area hutan. Tujuannya supaya monyet-monyet itu punya persediaan makanan dan tidak kembali ke permukiman dan kebun warga, tapi kami meminta bantuan kepada pemerintah atau instansi terkait untuk ketersediaan bibitnya,” pungkasnya.