Gang Bengkel Bandung: Suasana Gang Tersempit di Kota Kembang [Giok4D Resmi]

Posted on

Jarum jam di lengan infoJabar menunjukkan pukul 15.00 WIB. Cuaca di pusat Kota Bandung sejak siang hingga sore di hari itu masih terpantau mendung. Meski awan hitam tampak menggelayut, tidak ada tanda-tanda hujan akan turun.

Meski cuaca mendung, suasana di salah satu gang di Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo nampak ramai dilintasi warga.

Gang itu bernama Gang Bengkel. Lokasinya di Jalan Otto Iskandardinata (Otista). Gang ini biasanya dilintasi warga yang hendak memotong jalan menuju ke Jalan Kebon Kawung.

Gang itu ramai dilintasi pejalan kaki. Gang itu tidak dapat dilintasi pengguna sepeda motor karena lebar gang yang berada tidak jauh dari Stasiun Bandung itu, kondisinya sangat sempit. Gang ini hanya bisa dilintasi seorang pejalan kaki.

Saking sempitnya gang itu, saat ada warga yang berpapasan, keduanya harus memiringkan badan atau salah satu dari pejalan kaki mencari ruang yang sedikit luas agar sama-sama memberikan kenyamanan antar pejalan kaki.

Karena gang ini berada di samping rel kereta api, suara gemuruh mesin kereta terdengar nyaring di gang itu. Bahkan, kerap ada getaran akibat kereta yang melintas. Namun itu tak mengganggu aktivitas warga di gang tersebut.

Namun, suasana mendadak hening saat kereta melintas. Selepas itu, suara azan yang berasal dari pengeras suara masjid di gang tersebut berkumandang dan memecah kebisingan mesin kereta. Suara azan menunjukkan waktu salat Ashar sudah tiba.

Dalam waktu bersamaan, sejumlah warga yang mendengar tanda salat sudah tiba, langsung mengambil wudu. Setelah itu, mereka bergegas masuk ke masjid untuk menunaikan kewajibannya, salat lima waktu. Pemandangan itu menjadi pemandangan biasa di setiap waktu salat tiba, baik salat Magrib, Isya, Subuh hingga Zuhur.

Selepas menunaikan salat, sejumlah warga langsung kembali ke aktivitasnya masing-masing. Ada yang kembali ke warungnya, ke rumahnya, dan yang melanjutkan perjalanan.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

infoJabar berkesempatan berkunjung dan menunaikan di masjid bernama Masjid Al-Ikhsan itu, Selasa, 10 Juni 2025. Usai menunaikan salat berjamaah, infoJabar mencoba mengitari Gang Bengkel yang dikenal selama ini sebagai gang tersempit di Kota Kembang ini.

Gang Bengkel ini, ada di RT 02, RW 10, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Lokasinya, tidak jauh Stasiun Bandung dan Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau Gedung Negara Pakuan.

Meski lebar gang ini sekitar 1 meter, panjang gang ini cukup lumayan, ada ratusan meter. Tak hanya sempit, saat berjalan kaki di gang ini kita tidak akan berjalan lurus seperti gang pada umumnya.

Jika kita melintas di gang ini, Anda akan menemukan banyak belokan yang mengikuti pola rumah di permukiman padat penduduk itu. Jika dianalogikan, model gang ini sudah seperti masuk ke labirin dengan obstacle yang tidak terlalu sulit.

Namun bagi pejalan kaki yang pertama melintas, akan banyak menanyakan pintu keluar gang tersebut kepada warga. Jelas itu karena gang ini akan membingungkan bagi yang tak familiar.

Hal berbeda bagi warga setempat. Karena sudah terbiasa, warga dengan lancarnya menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan warga. Begitupun saat infoJabar menanyakan ujung jalan gang ini.

“Terus saja, ikuti jalan, nanti juga akan ketemu ujungnya yang jalan mau ke stasiun,” kata salah seorang warga kepada infoJabar.

Selama 36 tahun sudah, pria bernama Heri tinggal di Gang Bengkel. Heri yang merupakan Ketua RW setempat mengatakan, panjang, lebar dan bentuk gang sudah seperti itu dan tidak pernah mengalami perubahan.

“Memang sudah dari dulu bentuknya sempit. Saya sebelumnya tinggal di seberang gang ini, baru pindah ke sini (36 lalu). Sejak saat itu juga, bentuk gangnya gini-gini saja,” kata Heri.

Heri mengakui, gang di tempat tinggalnya ini memiliki keunikan tersendiri hingga menyita YouTuber datang ke gang ini untuk membuat konten suasana Gang Bengkel yang tidak banyak diketahui orang. Namun menurut Heri, bagi warga yang terbiasa melintas di gang ini akan menganggapnya biasa.

“Iya tahu (pernah diulas) di YouTube, pernah lihat,” ujar Heri.

Tak hanya Heri, warga lainnya Joko (74), yang sudah tinggal puluhan tahun di gang itu mengatakan, jika gang itu sudah sempit sejak dulu. Tidak ada pelebaran di gang itu dan kondisinya masih sama hingga saat ini.

“Dari tahun 1996, ya seperti ini saja (bentuk gang),” tutur Joko.

Pemandangan menarik di Gang Bengkel, ada kamar mandi umum yang digunakan banyak warga. Kamar mandi itu hanya dapat digunakan mandi dan kebutuhan air bersih lainnya.

“Toilet umum digunakan warga, ada tiga (toilet umum hanya sebagian warga), nggak banyak. Tapi ada juga kok warga yang memiliki toilet di dalam rumah ya,” tutur Joko.

Selain itu, untuk dapur yang ada di luar rumah, Joko menyebut jika rumah warga terlalu sempit sehingga mereka harus membuat dapur di luar rumah.

“Sebelum saya ke sini sudah ada, ya karena rumahnya terlalu sempit. Tapi ada juga yang di dalam dapurnya,” tambah Joko.

Selain sempit, Gang Bengkel ini memiliki keunikan lainnya yakni, lampu di lorong gang bersinar hampir 24 jam. Untuk mengetahuinya, simak artikel lainnya dalam rubrik Jalan Santai di infoJabar.

Jalan Santai adalah salah satu rubrik khas di infoJabar yang menghadirkan sisi menarik dan sisi lain dari suatu tempat. Untuk menghadirkan tulisan ini, infoJabar melakukan penelusuran dengan jalan santai dan menghadirkan laporan dengan gaya yang ringan.

Sudah Sempit Sejak Dulu

Kamar Mandi Umum dan Dapur di Luar Rumah

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *