Fenomena alam berupa awan Cumulonimbus terlihat dari wilayah dekat Kabupaten Garut, Sumedang, hingga Kota Bandung, Jawa Barat. Sejumlah orang yang terkagum-kagum dengan kumpulan awan padat berpetir itu mengabadikannya dalam banyak video.
Menurut berbagai sumber, awan cumulonimbus (Cb) adalah awan vertikal yang menjulang dan sangat tinggi. Awan ini padat dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya.
Dari video yang diterima infoJabar, awan cumulonimbus ini terlihat jelas ketika magrib menjelang. Ketika cahaya senja mulai redup, awan ini terlihat megah dengan kilatan cahaya petir laksana urat di selingkar tubuhnya.
Dari penampakannya, awan ini menjulang tetapi pipih di bagian atas, seperti sebuah topi. Layung atau sisa cahaya senja yang merah seperti tembaga dibakar menambah kesima pada awan ini.
Walia (32) warga Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung mengatakan awan itu terlihat di barat Cicalengka. Dia sendiri menyaksikannya dari sekitar Pondok Pesantren Husainiyah.
“Mulai tampak sekitar pukul 18.20-an. Orang mulai banyak yang sadar ada fenomena itu, akhirnya banyak orang keluar rumah untuk melihat ke langit,” kata Walia.
Menurutnya, beberapa orang merekam dan memotret fenomena jarang itu. Untuk mendapatkan gambar yang bagus, sebagian bahkan mencari tempat yang tinggi seperti atap rumah berlantai dua.
Zaenal Mustofa (30) warga Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang juga melihat fenomena itu. Dia bahkan bertanya-tanya, apa nama kejadian alam tersebut.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Ada apa di langit barat? Orang-orang ramai melihat ke arah sana,” katanya, via WhatsApp.
Melansir infoNews yang mengutip situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awan Cumulonimbus adalah salah satu awan konvektif atau awan yang menjulang tinggi ke atas. Jika dilihat dari bentuknya, awan ini seperti jamur di mana pada bagian atas terdapat seperti bentuk topi.
Ketinggian awan ini pada wilayah tropis dapat mencapai lebih dari 18 kilometer. Awan ini juga dapat menembus hingga lapisan stratosfer yang biasanya disebut sebagai overshooting top cumulonimbus.
Jika dilihat dari permukaan, awan ini terlihat tebal, gelap, dan tinggi. Awan Cumulonimbus berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem, hujan lebat, sambaran petir, hingga angin kencang.
Awan Cumulonimbus single sel memiliki siklus hidup yang berkisar antara 30-60 menit, sedangkan awan Cumulonimbus multisel ataupun super sel dapat lebih dari waktu tersebut.
Cuaca ekstrem bisa ditandai oleh kehadiran awan Cumulonimbus ini. Berikut ini adalah ciri-ciri awan cumulonimbus.
1. Bentuk awan Cumulonimbus terlihat seperti jamur karena pada bagian atas terdapat seperti bentuk topi.
2. Penampakan awan terlihat tebal, gelap, dan tinggi.
3. Awan pembawa hujan dan mengandung petir.
4. Awan Cumulonimbus menjadi pertanda cuaca ekstrem.