Konferensi Asia-Afrika (KAA) dihelat di Kota Bandung pada 18-24 April 1955, tepat 70 tahun lalu. Biasanya, terdapat beragam acara dan konferensi tingkat tinggi yang mengundang negara-negara peserta KAA untuk memperingati momen bersejarah tersebut.
Namun, berbeda dengan tahun ini. Di 2025, tak ada acara khusus yang bertujuan memperingati KAA diselenggarakan di Kota Bandung. Pun di tingkat nasional, pertemuan pejabat tingkat tinggi tak tampak akan terselenggara.
“Secara khusus tidak ada (peringatan KAA). Jadi berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Farhan di sela peluncurkan logo Bandung Ibu Kota Asia Afrika, Kamis (18/4/2025).
Meski demikian, ia mengatakan, berbagai acara dan festival akan terselenggara di Kota Bandung sepanjang 2025. Mulai dari festival olahraga hingga film. Ia juga menyebut akan ada perwakilan duta-duta besar negara Afrika yang akan mengunjungi Kota Bandung.
“Tanggal 19 itu ada Panji Pragiwaksono (datang ke Bandung), lalu tanggal 20 ada Dimas Seto bikin acara Run for Humanity, lalu tanggal 23 kita kedatangan 15 dubes dari negara-negara Afrika ke Kota Bandung. Itu akan berlanjut terus hingga November nanti akan ada Festival Film Bandung ke-38,” terang Farhan.
Ia menyebutkan, nantinya juga akan ada berbagai festival lainnya yang tak hanya digelar di jalan Asia Afrika dan Braga, melainkan juga di lima wilayah lainnya di Kota Bandung. Farhan juga menjelaskan alasan di balik tidak adanya acara khusus yang didedikasikan untuk memperingati KAA di Kota Bandung.
“Karena kita hanya akan fokus pada peringatan kemerdekaan tanggal 17 Agustus nanti. Kita akan bikin konser besar di balai kota, di mana semua musisi Bandung akan tampil membawakan lagu-lagu nasional dan daerah,” jelas Farhan.
Hal serupa juga disebut akan diselenggarakan pada Hari Ulang Tahun Kota Bandung pada 25 September mendatang. Ia mengatakan, konser dengan bintang tamu berbagai musisi akan dihelat.
Terkait refleksi niai-nilai KAA untuk Kota Bandung, ia menekankan vitalnya peran Kota Bandung dalam sejarah dunia. Ia menyebut Kota Bandung menjad kota pertama tempat diselenggarakannya pertemuan diplomatik multilateral di luar PBB sejak Perang Dunia kedua.
“Bayangkan tahun 1955 orang Kenya bisa datang ke Bandung itu perjuangan yang luar biasa. Para diplomat Indonesia dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo serta Bu Hatta, atas perintah Presiden RI, keliling dunia untuk mengajak para pimpinan-pimpinan negara tersebut berdatangan ke Kota Bandung,” ungkapnya.