Farhan Target Tumpukan Sampah di Kota Bandung Selesai 23 November

Posted on

Kota Bandung kini sedang menghadapi ancaman krisis sampah. Sejumlah tumpukan timbul dimana-mana, sehingga banyak dikeluhkan warga.

Terbaru, Pemkot Bandung baru saja mengangkut total 100 ton tumpukan sampah di TPS Gunung Batu Timur. Tumpukan itu sudah terjadi berbulan-bulan akibat ritase pembuangan sampah ke TPA Sarimukti yang mengalami pengurangan.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menargetkan, tumpukan sampah itu bisa selesai pada 23 November 2025. Ia baru saja punya solusi yang akhirnya bisa menanggulangi masalah tersebut.

“Sejak semalam, sampah sudah mulai kita tata ulang pengangkutannya sedemikian rupa. Jadi memang kita memecah antrean, yang tadinya tuh antreannya cuma satu gitu ya, jadi kan panjang, sekarang antreannya dipecah,” kata Farhan di Kelurahan Pasteur, Jumat (14/11/2025).

“Jadi dalam sehari bisa beberapa antrean dalam unit-unit kecil. Insyaallah, perhitungan saya ya tanggal 23 ini (November 2025) tumpukan-tumpukan (sampah) selesai semua,” ungkapnya menambahkan.

Farhan mengatakan, kuota ritase pembuangan sampah ke TPA Sarimukti memang tidak mendapat penambahan. Namun sebagai solusinya, armada pengangkut ke TPA akan diperbanyak jalur masuknya.

“Jadi gini, yang kita lakukan adalah dengan cara, selama ini kan satu baris. Jadi kita tuh sekarang ada beberapa pintu masuk, tapi truknya kecil-kecil. Ritasenya tetap, tapi armadanya kecil-kecil, jadi antreannya bisa lebih banyak. Yang biasanya antri 40 truk gede, sekarang jadi 70 truk kecil. Kurang lebih prinsipnya gitu,” ujarnya.

Meski demikian, Farhan menyadari solusi ini tetap bakal menghadapi tantangan cuaca. Jalur masuk ke TPA Sarimukti biasanya rawan longsor, namun Farhan optimis jalur yang dilalui truk pengangkut sampah milik Kota Bandung tidak menemui kendala tersebut.

“Masalah di sana adalah jalur yang bisa dipakai untuk masuk itu terbatas, karena hujan, berisiko longsor. Jadi memang pintu masuknya terbatas. Itu yang membuat antrian panjang. Jadi bukan pengurangan atau penambahan ritase. Tapi yang kita mah nggak. Yang kita gunakan jalur-jalur kecil yang memang tidak ada risiko longsor,” pungkasnya.