Sekedar diketahui, SMPN 60 Bandung terpaksa menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan kondisi keterbatasan. Di tahun ajaran 2025/2026, siswa di sana harus menumpang di ruang kelas SDN 192 Ciburuy, Kota Bandung.
Alhasil, pembelajaran pun tidak bisa dilaksanakan secara optimal. Siswa SMP baru bisa masuk sekolah mulai pukul 12.00 WIB, setelah ruang kelas digunakan oleh siswa SD pada pagi hari.
Farhan pun sudah menyadari soal kondisi ini. Ia sudah menyiapkan anggaran, dan sedang mengupayakan supaya dana itu bisan dicairkan untuk keperluan ruang kelas baru.
“Makanya, kita sedang mau membangun. Kita udah ngeluarin anggaran, kok, insyaallah. Mudah-mudahan bisa,” kata Farhan saat diwawancara infoJabar di kawasan Alun-alun Bandung, Rabu (16/7/2025).
“Mudah-mudahan (tahun ini direalisasikan). Saya lagi ngecek ke Disdik, kalau memang anggarannya bisa turun tahun ini, tahun ini kita laksanakan,” tambahnya.
Hanya saja, Farhan membeberkan sejumlah kendala untuk rencana pembangunan ruang kelas maupun gedung sekolah baru di Kota Bandung. Hal itu menurutnya terganjal karena anggaran pendidikan banyak dihabiskan untuk membayar gaji guru hingga keperluan untuk subsidi.
“Ya karena memang anggaran untuk membangun ruang kelas baru dan ruang sekolah baru itu tidak mudah sama sekali yah. Karena banyak anggaran untuk pendidikan kita itu habis untuk gaji guru, untuk subsidi dan lain-lain. Jadi pembangunan gedung baru ini terhambat, penganggarannya tidak semudah yang dikira,” paparnya.
“Jadi kita bener-bener fokus sekarang mah ke subsidi untuk honor guru, terutama yang bukan guru tetap yah. Tenaga kependidikan nonpengajar, dan juga untuk memikirkan tentang subsidi untuk sekolah swasta,” pungkasnya.
(sud/sud)