Pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Cibalong, Kabupaten Garut berujung tragedi. Tiga belas orang tewas dalam peristiwa itu, 4 merupakan anggota TNI AD dan 9 lainnya adalah warga sipil.
Berikut fakta-fakta terbaru insiden maut di Garut:
Setelah kejadian tersebut, warga trauma dan berharap tidak ada lagi aktivitas peledakan amunisi di sana. Hal tersebut diungkap Kepala Desa Sagara Alit Saripudin saat diwawancarai wartawan, Rabu (14/5/2025). Menurut Alit, ada sejumlah hal yang diharapkan masyarakatnya pasca kejadian tersebut.
Pertama, warga berharap agar tidak ada lagi aktivitas peledakan amunisi afkir di lokasi tersebut. “Tolong tutup selamanya aktivitas peledakan di area tersebut,” ujar Alit.
Alit menjelaskan, hal tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, saat ini, sudah banyak masyarakat yang bermukim di dekat lokasi peledakan, tidak seperti dulu. Menurut Alit, warga merasa khawatir akan keselamatannya, jika aktivitas peledakan amunisi afkir atau kedaluwarsa terus dilaksanakan di lokasi tersebut.
Kemudian yang kedua, masyarakat berharap agar para keluarga korban diberikan hak-haknya oleh pemerintah. Termasuk jaminan pendidikan untuk anak-anak yang ditinggalkan.
Terkait hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi berjanji akan memberikan uang untuk pemulasaraan kepada keluarga korban sebesar Rp 50 juta. Kemudian Dedi juga berjanji akan menanggung biaya hidup dan pendidikan para anak korban yang belum menikah.
Selain itu, masyarakat juga berharap dilakukan rehabilitasi lingkungan di kawasan peledakan amunisi, yang saat ini dinilai dalam keadaan rusak.
“Statusnya kan kawasan BKSDA. Tolong kembalikan fungsinya,” pungkas Alit.
Kepergian para korban, menjadi duka yang mendalam bagi keluarga masing-masing, Uus Sutiana (35), sepupu Dadang Iis mengaku sangat terpukul dengan kepergian sang paman.
“Sangat tidak menyangka, karena beberapa waktu sebelumnya saya intens berkomunikasi dengan beliau. Beliau ini orangnya baik, dan berjiwa sosial tinggi,” ucap Uus kepada infoJabar.
Di pinggiran Kecamatan Pameungpeuk, Wanti tidak henti-hentinya menangis kala mengetahui suaminya, Anwar Munawar meninggal dunia dalam insiden tersebut. Sejak Senin siang, selepas kejadian, Wanti setia menanti sang suami di RSUD Pameungpeuk.
Saat proses jenazah disalatkan di masjid kampung halaman, Wanti terlihat diapit oleh kerabatnya. Tidak henti ibu tiga anak ini menangis, meratapi kepergian sang suami.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Orangnya baik, usianya jauh dengan saya. Masih sangat muda. Makanya ini banyak sekali yang mengantar ke pemakaman,” ucap Abah Asep, salah seorang petua Kampung Tegalgede, Desa Jatimulya, Pameungpeuk, tempat Anwar dimakamkan.
Lokasi peledakan amunisi afkir ini berada di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Dari Jalan Raya Lintas Selatan, lokasinya terpaut 680 meter di dekat pesisir pantai.
Jika diakses dari kawasan perkotaan Garut, jarak menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekitar 108 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 5 jam menggunakan kendaraan bermotor.
Tepat di pinggir jalan raya sebelum memasuki TKP, terdapat imbauan yang termuat dalam dua buah papan peringatan dengan tulisan ‘Dilarang masuk, daerah penghancuran munisi afkir. Gupusmu III’.
Papan imbauan ini juga ditemukan pada radius beberapa kilometer sebelum TKP, dari arah Garut di Jalan Raya Lintas Selatan.
Lokasi peledakan, diketahui cukup jauh dari permukiman warga. Di mana, permukiman warga terdekat dari TKP berjarak sekitar satu kilometer.
“Yang terdekat (permukiman warga) sekitar 1 kilometer. Tapi, ada aktivitas masyarakat di sana sehari-hari. Yang berkebun,” kata Asep, salah seorang warga.
infoJabar kemudian mencoba menelusuri lebih detail, lokasi kejadian ini via Google Maps. Dimana, berdasarkan rekaman citra satelit, terlihat dengan jelas terdapat sejumlah lubang menganga berbentuk bulat, yang disinyalir menjadi tempat meledakkan amunisi-amunisi afkir tersebut.
Untuk menuju lokasi, terdapat jalan setapak beralas tanah. Jalannya, bisa diakses menggunakan kendaraan roda empat. Jarak dari jalan raya menuju titik lokasi peledakan berkisar lebih dari 680 meter, jika ditarik garis lurus vi Google Maps.
Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Dadang Arif Abdurahman sendiri sebelumnya menyatakan, jika hingga saat ini pihaknya masih melakukan investigasi berkaitan dengan kejadian ledakan tersebut.
“Masih diinvestigasi, belum selesai. Timnya kan masih bekerja. Nanti tergantung tim investigasi, ya,” ungkap Dadang kepada wartawan di RSUD Pameungpeuk, Selasa, (13/5/2025).