Polisi ungkap adanya bakteri pada tempat makan atau ompreng plastik yang digunakan untuk Makan Siang Bergizi (MBG) di MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur. Namun kepolisian masih menunggu uji laboratorium lain untuk sampel makanan dan muntahan untuk memastikan penyebab karacunan massal puluhan siswa usai santap MBG.
Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto, mengatakan dalam peristiwa keracunan massal tersebut, ada dua sampel yang diuji yakni tempat makan serta sampel makanan dan muntahan.
“Untuk omprengnya diuji di Labkesda Cianjur, sedangkan untuk sampel makanan dan muntahan diuji di Labkesda provinsi Jawa Barat,” kata dia, Senin (28/4/2025).
Menurutnya untuk uji laboratorium tempat makanannya sudah keluar, dimana ditemukan beberapa bakteri.
“Di sampel pengujian tempat makan atau ompreng ditemukan bakteri Staphylococcus sp, Eschericia coli, dan Salmonela sp” kata dia.
Namun, lanjut Tono, pihaknya belum bisa menyimpulkan hasil uji laboratorium tersebut sebagai penyebab keracunan massal pada siswa.
“Belim bisa di simpulkan sebab akibat dari keracunan, karena belum ada hasil dari sampel uji makanan, mungkin setelah adanya uji sampe makanan. Informasinya uji sampel makanan dan muntahan akan keluar setelah 10 hari kerja,” ucap dia.
Menurut Tono, penyidik memerlukan pemeriksaan terhadap penguji dan melakukan pemeriksaan ahli kesehatan.
“Dokter yang merawat atau memeriksa korban untuk mengetahui penyebab dari kercunan tersebut,” kata dia.
Tono menambahkan, polisi juga sudah memeriksa 30 orang terkait peristiwa keracunan massal usai menyantap MBG.
“Sebanyak 10 orang di antaranya ialah pemilik, pengelola, dan petugas di dapur MBG. Kita juga mintai keterangan dari pihak sekolah dan dinas. Secepatnya kami ungkap hasil dan penyebab pasti keracunan ini,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan siswa MAN 1 dsn SMP PGRI 1 Cianjur juga alami keracunan usai santap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).