Dua orang pelajar perempuan Tasikmalaya terkapar tak berdaya di teras rumah warga. Keduanya diketahui habis menenggak minuman keras.
Video keduanya terkapar di teras rumah warga viral di media sosial. Dalam video yang dilihat infoJabar pada Kamis (29/5/2025), kedua pelajar yang mengenakan seragam SMP bergerak tak karuan.
Salah satunya duduk di kursi dan satunya lagi tertidur di lantai. Ucapan yang keluar dari mulut mereka pun tak karuan.
“Hayang nginum, (pengen minum),” kata pelajar perempuan dalam video itu.
Peristiwa itu terjadi di Kampung Cijabar, Leuwibudah, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya. Dari informasi yang dihimpun, keduanya berasal dari kampung lain yang sengaja diturunkan di rumah warga.
Kapolsek Sukaraja AKP Puryono membenarkan kejadian itu. Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada Senin (26/5) lalu.
“Jadi ada dua pelajar perempuan yang diturunkan oleh temannya di perkampungan warga. Keduanya dalam keadaan terpengaruh minuman keras,” kata Puryono saat dikonfirmasi.
Puryono menjelaskan insiden ini bermula saat dua pelajar perempuan yang diketahui sekolah di salah satu MTs ini meminta pelajar laki-laki dari SMP negeri untuk membelikan minuman keras jenis ciu.
Kedua siswi bersama empat pelajar SMP lainnya kemudian menuju kawasan SItusanghiyang, Tanjungjaya. Di sana, mereka pesta miras yang dicampur dengan minuman berenergi.
“Kejadian ini bermula ketika dua orang siswi MTs, meminta seorang siswa SMP Negeri untuk membelikan minuman keras jenis ciu. Setelah mendapatkan minuman keras, kedua siswi tersebut bersama empat pelajar SMP lainya berangkat ke daerah Lapang Situsanghyang, Kecamatan Tanjungjaya, untuk mengonsumsi minuman keras tersebut,” kata Puryono.
Setelah selesai minum-minum, lanjut Puryono, kedua siswi tersebut diantar kembali ke Kampung Cijabar dan ditinggalkan dalam keadaan mabuk berat.
“Jadi karena mabuk berat mungkin yang antar juga ketakutan, diturunkan di halaman rumah warga yang bukan orang tuanya,” ucap Puryono.
Warga sekitar yang mengetahui dua siswi terkapar kaget. Warga langsung membawa kedua siswi itu ke puskesmas Sukaraja untuk mendapatkan perawaan medis.
Sementara itu, orang tua dari kedua siswi itu datang. Mereka hendak melapor kejadian itu ke Polsek Sukaraja.
Namun, niat laporan urung dilakukan usai kedua ortu mendapat penjelasan terkait kronologinya. Sebab, insiden itu berawal dari kedua siswi yang meminta dibelikan miras.
“Jadi begitu kami nerima laporan, anggota langsung turun tangan. Keluarga pelajar perempuan ini sempat mau laporan. Kami fasilitasi, tetapi karena akhirnya tau kalau anak anak itu yang menyuruh beli miras, jadi batal laporan. Jadi narasi kalau anak perempuan yang dua ini dicekoki miras oleh pelajar laki laki, itu tidak benar,” kata AKP Puryono.
Semua pihak yang terlibat langsung dihadirkan di Mapolsek Sukaraja untuk mediasi. Selain pelajar dan orang tua, pihak sekolah, Camat Sukaraja, komite Sekolah hingga Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya hadir.
Semuanya sepakat menyelesaikan persoalan ini dengan kekeluargaan. Para siswa yang terlibat akan dibina di sekolah masing masing serta dipulihkan psikologisnya oleh Polisi.
“Semua yang hadir sepakat bahwa persoalan ini selesai secara kekeluargaan. Dan para siswa akan dibina keluarga dan sekolah,” kata Puryono.
Puryono menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kedua siswi itu, mereka mengaku nekat mengkonsumsi miras oplosan lantaran putus cinta.
“Ngakunya pusing karena putus cinta,” katanya,
Kasus ini turut melibatkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk pendampingan. Sementara penjual miras, sudah diamankan untuk pemeriksaan.
“Yah penjual mirasnya diperiksa anggota,” katanya.