Dua Kejadian Keracunan Massal Terjadi di Cianjur, Jawa Barat

Posted on

Dua kejadian keracunan massal dalam waktu hampir bersamaan terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebanyak 176 orang dilaporkan mengalami gejala seperti muntah, pusing, dan diare usai mengonsumsi makanan dari dua sumber berbeda: program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah, dan hidangan hajatan di sebuah kampung.

Kasus pertama menimpa siswa MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur. Sebanyak 78 pelajar termasuk beberapa guru mengeluhkan gejala keracunan setelah menyantap menu MBG pada Senin (21/4/2025).

Sementara itu, di Kampung Pasirhalang, Desa Kademangan, Kecamatan Mande, sebanyak 98 warga mengalami hal serupa usai menyantap makanan yang diduga basi dalam sebuah acara hajatan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas dua insiden tersebut. Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Yusman Faisal mengatakan, langkah ini diambil untuk memastikan penanganan cepat terhadap seluruh korban dan mencegah meluasnya kasus serupa.

“Dari dua kasus keracunan tersebut total ada 176 orang yang menjadi korban. Para korban keracunan usai mengonsumsi MBG dan makanan di hajatan,” kata dia, Selasa (22/4/2025).

Menurut dia, dengan adanya dua kasus tersebut pihaknya menetapkan status KLB. “Kalau keracunan itu pasti langsung ditetapkan KLB, apalagi ada dua kasus dalam semalam,” kata dia.

Dinkes kini melakukan pendataan menyeluruh terhadap siswa dan warga terdampak. Mereka juga mengambil sampel makanan dan muntahan untuk diuji laboratorium. “Untuk memastikan apakah penyebabnya dari makanan MBG atau hajatan,” pungkasnya.

Kasus keracunan pertama dilaporkan dari lingkungan sekolah. Puluhan siswa MAN 1 Cianjur mengalami gejala usai makan siang dari MBG.

“Tadi siang sekelas makan MBG, isinya nasi dan ayam potong seperti ayam suwir. Setelah itu, sekitar jam setengah tiga mulai pusing, mata juga kunang-kunang. Saya kan pulang, begitu sampai rumah langsung muntah,” kata Muhammad Reyhan, siswa kelas 10 MAN 1, Senin (21/4/2025).

Kepala Sekolah MAN 1 Cianjur, Erma, menyebutkan sebagian besar dari 800 siswa kelas 10 dan 11 mengonsumsi makanan MBG. “Setelah makan MBG itu mulai mengeluhkan gejala keracunan,” katanya.

“Kami instruksikan seluruh guru untuk memantau murid-murid, menanyakan kondisinya untuk memastikan jumlah siswa yang mengalami keracunan,” lanjutnya.

Wakil Kepala Sekolah Rahman Jaenudin menambahkan, hingga Selasa, total siswa yang mengalami gejala mencapai 55 orang. “Selain yang di rumah sakit, kita juga data yang dibawa ke puskesmas dan dirawat di rumah,” katanya.
Gejala serupa juga terjadi di SMP PGRI 1 Cianjur. Kepala sekolah Rika Mustikawati mengatakan 23 siswa dan tiga guru mengalami gejala keracunan. “3 siswa dirawat di RS, dan sisanya ada yang ditangani di puskesmas dan dirawat di rumah,” ujarnya.

Kasus kedua terjadi di Kecamatan Mande. Sebanyak 98 warga Kampung Pasirhalang mengalami keracunan setelah menyantap makanan di acara hajatan.

“Setelah tim dari puskesmas datang ke lokasi, ternyata total ada 98 orang yang mengalami gejala tersebut,” kata Yusman.

Dari penelusuran, diketahui makanan dimasak pada Jumat (18/4) dan disajikan pada Minggu (20/4). “Kemungkinan makannya basi, sebab sudah dua hari. Idealnya kan makanan itu disajikan maksimal 4 jam setelah dimasak,” lanjut Yusman.

Yusman menjelaskan sebagian korban dirawat di puskesmas, sisanya di rumah masing-masing. “Tidak ada yang sampai dirujuk ke rumah sakit,” katanya.

Menyusul keracunan di dua sekolah, Dapur MBG Kecamatan Cianjur menghentikan produksi. “Sampai masalah ini selesai kita tidak akan dulu produksi (MBG, red),” ujar Kepala SPPG Dapur Kecamatan Cianjur Fakhri Lubis.

Fakhri menyebut semua proses penyiapan makanan sudah sesuai standar. “Untuk MAN memang kita pakai kotak dari plastik, tapi itu sudah standar dan foodgrade,” katanya.

“Kita uji laboratorium sampel makannya. Sehingga nanti hasilnya objektif,” tutup Fakhri.

Puluhan Pelajar Sakit Usai Makan MBG

Makanan Hajatan Diduga Basi

Produksi MBG Dihentikan Sementara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *