Setiap 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia, dan momentum ini dimanfaatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi untuk menyoroti tren peningkatan diabetes di wilayahnya.
Berdasar dokumen resmi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang menjadi sasaran pelayanan diabetes menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.
Estimasi tahun 2024 menunjukkan 1,81% penduduk masuk dalam kategori yang harus mendapatkan layanan diabetes sesuai standar. Angka tersebut naik menjadi 2,2% pada tahun 2025.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Masykur Alawi, mengonfirmasi hal itu. Ia menyebut data tersebut menjadi dasar penguatan layanan deteksi dini dan edukasi diabetes di puskesmas.
“Berdasar informasi dari Bidang P2P, estimasi sasaran usia 15 tahun ke atas yang terdiagnosa diabetes dan harus dilayani sesuai standar adalah 1,81% pada 2024 dan meningkat menjadi 2,2% pada 2025,” kata Masykur dalam keterangan tertulis kepada infoJabar.
Untuk memperluas deteksi dini, seluruh 58 puskesmas di Kabupaten Sukabumi menyediakan layanan pemeriksaan gula darah gratis serta edukasi mengenai faktor risiko dan pengelolaan diabetes.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Sebanyak 58 puskesmas sudah memiliki layanan deteksi dini dan edukasi diabetes, dan tersedia pemeriksaan gula darah gratis,” ujar Masykur.
Selain skrining, Dinas Kesehatan menjalankan program pencegahan penyakit tidak menular melalui GERMAS, edukasi prinsip CERDIK, kegiatan Posbindu PTM, serta pemeriksaan melalui Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Program Prolanis dari BPJS juga digunakan untuk memantau pasien agar tidak putus pengobatan.
Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa faktor risiko diabetes bersumber dari kondisi yang tidak bisa diubah seperti usia, riwayat keluarga, dan diabetes gestasional, serta faktor yang dapat diubah seperti berat badan berlebih, kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, hipertensi, dan kebiasaan merokok.
“Faktor risiko diabetes terdiri dari faktor yang tidak dapat diubah seperti usia, riwayat keluarga, dan diabetes gestasional, serta faktor yang bisa diubah seperti berat badan berlebih, kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, hipertensi, dan kebiasaan merokok,” ucap Masykur.
“Peringatan Hari Diabetes Sedunia tahun ini diharapkan mendorong masyarakat lebih rutin melakukan pemeriksaan, terutama karena perubahan pola hidup membuat risiko diabetes semakin meningkat di berbagai kelompok usia,” pungkasnya menambahkan.







