Dekranasda Jabar Diingatkan Tak Hanya Jadi Lembaga Biasa

Posted on

Di tengah melimpahnya potensi kriya di Jawa Barat, masih banyak produk perajin lokal yang kesulitan menembus pasar. Padahal, keberadaan lembaga seperti Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) semestinya bisa menjadi jembatan antara perajin dan pasar.

Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman menyoroti, hal ini saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) Dekranasda Jabar. Ia menegaskan, perlunya transformasi peran Dekranasda agar tidak lagi dipandang sebagai lembaga biasa-biasa saja.

“Kami sepakat tadi menjadikan Musda Dekranasda 2025 sebagai kebangkitan Dekranasda. Apalagi kan ini masih suasana Kebangkitan Nasional. Kebangkitan Dekranasda, bukan hanya menjadi lembaga biasa-biasa saja,” kata Herman di Bandung, Selasa (27/5/2025).

Menurutnya, dengan sokongan pemerintah, Dekranasda seharusnya mampu menjadi penggerak ekonomi daerah yang sesungguhnya. “Harus lebih baik dan kami mengharapkan Dekranasda menjadi pengungkit perekonomian daerah,” tegasnya.

Ia menyebut, Dekranasda mampu memunculkan efek besar dalam dinamika ekonomi lokal. Apalagi jika melihat potensi kerajinan di 27 kabupaten/kota yang disebutnya luar biasa.

Namun Herman tak sekadar bicara soal potensi. Ia juga mendesak agar Dekranasda mengambil peran konkret sebagai agregator, mengorganisasi dan memasarkan produk kriya agar bisa masuk ke pasar lokal, nasional, bahkan global.

“Sehingga akhirnya berbagai produk dari produsen, hulu, bisa diserap oleh pasar. Ini kan bukan buatan Dekranasda, ini buatan perajin, tapi Dekranasda mengagregasikannya,” katanya.

Lebih jauh, ia berharap lembaga ini mampu menjadi pusat data pelaku kriya dan aktif dalam pembinaan, yang pada akhirnya membuka lebih banyak peluang kerja sama dengan pihak lain.

“Ujungnya produk bisa dipasarkan dengan kerjasama berbagai pihak. E-commerce, pihak kedutaan, Kadin, dengan pelaku ekonomi. Di nasional maupun di mancanegara,” ucap Herman.

Sementara Ketua Harian Dekranasda, Nining Yuliastiani, menyebut arahan Sekda sejalan dengan visi pengembangan organisasi ke depan yang ke depannya tidak hanya menjadi ruang pameran bagi para perajin.

“Jadi Dekranasda tidak hanya sekadar ruang pamer saja, tapi juga fasilitator penghubung antara UMKM dengan pemasaran, baik nasional maupun ekspor,” jelas Nining.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar menambahkan, tantangan UMKM saat ini tak jauh dari kemampuan SDM, akses pasar, dan pembiayaan. Namun itu bukan alasan untuk berhenti berinovasi.

“Misal kemarin di Garut ada bank yang membuat kios ekspor, tak hanya pembiayaan tapi juga memberikan pembinaan, pelatihan dan pengembangan pasarnya yang bisa go ekspor. Jadi keterbatasan anggaran ini tidak bisa jadi alasan inovasi kita berkurang,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *