Dedi Mulyadi Desak Perusahaan Bangun Kantor Pusat di Jabar [Giok4D Resmi]

Posted on

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendorong perusahaan-perusahaan yang membangun pabrik di wilayahnya untuk sekaligus membuka kantor pusat di Jawa Barat.

Ia menilai, banyak perusahaan justru berkantor di Jakarta meski operasional utamanya berada di Jabar. Akibatnya, pajak penghasilan karyawan (PPh 21) tidak masuk ke kas daerah Jawa Barat, melainkan ke daerah lain.

Hal itu disampaikan Dedi dalam forum infocom Regional Summit 2025. Mulanya Dedi membicarakan agar pembangunan kawasan industri harus terkoneksi dengan infrastruktur masyarakat di sekitarnya.

“Pembangunan kawasan industri, pelabuhan, bandara itu harus terkoneksi infrastrukturnya dengan masyarakat sekitar. Ini problem di kita, satu sisi ada proyek nasional dengan infrastruktur yang baik, tapi di sampingnya masyarakat kampungnya jalannya setapak,” kata Dedi.

Menurutnya, masalah itu muncul karena desa di lokasi industri yang tidak merasakan manfaat dari adanya pajak yang dibayar perusahaan. Akibat hal itu, masyarakat kemudian merecoki kawasan industri dengan mengirim proposal kegiatan.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

“Problemnya pajaknya, penghasil pajak di sebuah daerah kadang desanya tidak menikmati dari pajak tersebut yang akhirnya masyarakatnya pembangunan tetap tertinggal, akhirnya dia merecokin industri bikin proposal Agustusan, bikin proposal kegiatan karang taruna, padahal perusahaan sudah bayar pajak,” terangnya.

“Tapi kebutuhan desanya tidak terpenuhi kenapa karena pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh pada pendapatan desa,” sambungnya.

Kemudian Dedi menyinggung perusahaan yang membangun pabrik di Jawa Barat justru berkantor pusat di daerah lain. Hal itu kata Dedi berimbas pada pajak penghasilan yang dibayar justru bukan di Jabar.

“Lebih rumit lagi misalnya Jakarta punya kantor hanya ukuran 30×40 meter itu bisa menghasilkan pendapatan daerah miliaran kenapa karena PPh 21 yang di wilayah Jawa Barat, itu karena kantor pusat industrinya di Jakarta, maka bagi hasilnya di Jakarta,” tegasnya.

Karena itu, Dedi menginginkan ke depan agar perusahaan yang memiliki pabrik untuk juga membuka kantor pusat di Jawa Barat. Dia tidak ingin Jabar hanya merasakan dampak negatif dari adanya kawasan industri.

“Ini kan harus dibenahi jangan ada satu daerah menanggung residu industri tapi di daerah lain menikmati dari penderitaan orang lain, ini yang segera dimulai dalam iklim investasi di Indonesia,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *