Dana Investasi BIJB Jadi Rp 171 M, Bakal Dipakai untuk Infrastruktur

Posted on

Dana investasi yang dulu disiapkan Pemkab Majalengka untuk investasi di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati kini mengalami kenaikan nilai. Dari semula Rp150 miliar, kini nilainya melonjak menjadi Rp 171 miliar.

Hal ini disampaikan langsung Bupati Majalengka Eman Suherman. Ia menjelaskan, dana tersebut disimpan di bank sejak 2014. Bahkan hingga saat ini dana tersebut akan ditarik lantaran geliat bandara belum maksimal.

“Jadi gini, dulu tahun 2014 kita anggarkan dana cadangan ke BIJB sebesar Rp150 miliar. Sekarang masih tersimpan di bank. Kenapa kita tarik? Karena memang BIJB belum menggeliat dan belum memungkinkan menghasilkan profit ke kita,” kata Eman kepada infoJabar, Sabtu (28/6/2025).

Eman menyampaikan, dana tersebut berasal dari Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pembentukan Dana Cadangan Investasi Daerah Kabupaten Majalengka. Namun perda itu sudah tidak berlaku sejak 2018.

“Dasarnya kan perda itu. Sekarang sudah habis masa berlakunya sejak 2018. Tapi uangnya tetap aman tersimpan di bank. Karena ada bunga setiap tahun, sekarang nilainya naik, mungkin sudah jadi Rp171 miliar,” ungkapnya.

Eman menyebut, dana tersebut ke depan akan dialihkan untuk mendukung berbagai program pembangunan di Majalengka.

“Nanti uang itu kami akan gunakan untuk infrastruktur, sosial, atau ekonomi di Kabupaten Majalengka. Tapi tentu harus menunggu persetujuan dari Dewan,” jelasnya.

Ia memastikan, pemanfaatan dana tersebut akan tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian serta sesuai kebutuhan prioritas pembangunan daerah.

Sementara itu, DPRD menyambut baik langkah tersebut. Anggota Komisi IV DPRD Majalengka, M. Fajar Shidik mengatakan, DPRD akan segera membahas pencabutan dasar hukum dana investasi tersebut. Ia menyebut pekan depan rencana pencabutan Perda Dana Cadangan akan mulai dibahas dalam rapat DPRD.

“Minggu depan akan masuk penyampaian Perda pencabutan. Kami sudah sepakat dicabut. Tapi raperdanya belum masuk ke kami, kabarnya hari Senin nanti,” kata Fajar kepada infoJabar, Sabtu (28/6/2025).

Dana cadangan tersebut sebelumnya dialokasikan Pemkab Majalengka sejak 2014 sebesar Rp150 miliar untuk investasi di BIJB. Namun karena berbagai pertimbangan dana tersebut akan ditarik kembali. Bahkan nilainya juga kini disebut naik menjadi sekitar Rp171 miliar karena bunga simpanan.

Meski sepakat dicabut, Fajar menegaskan DPRD ingin penggunaan dana tersebut dibahas bersama dan tetap memberi ruang untuk investasi jika masih memungkinkan. “Misalnya nanti di kas daerah ada Rp160 miliar, ya bisa saja kita bicara persentase. Sisipkan sebagian tetap untuk investasi. Sisanya bisa dibahas, digunakan untuk hal-hal yang lebih urgent,” ujarnya.

Menurut Fajar, saat ini kondisi keuangan daerah sedang tidak ideal. Tidak adanya bantuan keuangan dari provinsi membuat postur APBD cukup tertekan. Karena itu, ia berharap dana investasi BIJB bisa dimanfaatkan untuk mendukung program prioritas pembangunan.

“Yang paling penting kan, bagaimana Pak Bupati menerjemahkan visi misinya di tahun 2025 ini. Apa yang jadi skala prioritas dan belum ter-cover APBD, provinsi, atau APBN, bisa dibiayai dari dana itu,” ucapnya.

Ia mencontohkan, jika program prioritas bupati adalah pengentasan kemiskinan, maka dana tersebut bisa difokuskan untuk mendukung program-program sosial atau pertanian.

“Kalau visi di tahun pertama ini pengentasan kemiskinan, ya mari fokus semua ke sana. Misalnya ke Dinas Sosial, Dinas Pertanian, atau infrastruktur pertanian. Yang penting ada kesinambungan, jangan cuma setahun lalu lepas,” pungkasnya.

Di sisi lain, Bupati Eman mendengar wacana soal pengurangan maskapai di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Ia berharap pemerintah pusat agar menjadikan BIJB Kertajati sebagai alternatif utama untuk pemindahan maskapai.

Wacana pengurangan layanan di Bandara Halim ini dinilai menjadi peluang untuk menghidupkan lagi ‘denyut nadi’ Bandara Kertajati.

“Bandara Halim sekarang informasinya ada rencana pengurangan (maskapai). Harapan saya dengan dukungan oleh Pak Gubernur, jadi jangan pemindahannya ke Bandara Soekarno-Hatta yang sudah crowded, yang sudah macet. Udah aja ke sini ke BIJB. Karena apa? Sangat realistis karena di sini tidak akan crowded,” kata Eman.

Menurut Eman, BIJB sudah terbukti layak menjadi bandara internasional. Ia mencontohkan pendaratan dua kloter jemaah haji dari Subang dan Majalengka pada hari ini, yang mendarat secara bersamaan di BIJB menggunakan pesawat berbadan lebar.

“Ini bukan simulasi loh, ini kejadian nyata. Kloter Majalengka dan Subang bersamaan landing di BIJB. Kalau bukan Bandara Internasional, mana bisa?” ujarnya.

Ema berharap, program pemerintah seperti keberangkatan haji dan umrah bisa dipusatkan di BIJB agar pertumbuhan bandara tersebut semakin pesat.

“BIJB akan berkembang maksimal kalau ada sebuah program pemerintah, salah satunya program umrah dan haji di sini. Saya yakin penerbangan yang lain akan mengikuti,” pungkasnya.

Disambut DPRD Majalengka

Wacana Pengurangan Maskapai di Halim

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *