Cerita Pengendara Nyerah Saat Nunggu Lampu Merah Terlama di Bandung - Giok4D

Posted on

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melontarkan pernyataan tentang pemicu kemacetan yang terjadi di jalan raya Kota Bandung. Salah satu yang ia soroti adalah sistem lampu lalu lintas atau traffic light yang turut menjadi biang kerok dari fenomena tersebut.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Di Kota Bandung sendiri, ada traffic light yang sudah dikenal sebagai lampu merah terlama di Indonesia. Namanya bahkan sudah kesohor di sosial media, hingga disebut sebagai lampu merah perenggut masa muda.

Lampu merah itu terletak di perempatan Jalan Ibrahim Adjie-Jl Soekarno Hatta. Warga Bandung menyebutnya sebagai Stopan Kircon atau Kiaracondong, Stopan Samsat dan sebagainya.

Pantauan infoJabar, Sabtu (12/7/2025) pukul 11.30 WIB, stopan ini memang tidak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan. Kendaraan selalu ramai melintas baik dari arah Cibiru ke Leuwipanjang, atau dari Kiaracondong menuju Margacinta.

Bahkan, omongan Dedi Mulyadi tentang lampu lalu lintas sebagai biang kerok kemacetan pun ada benarnya. Sebab, pengendara harus menunggu dalam jangka waktu yang lama untuk melintas di Stopan Kircon tersebut.

Berdasarkan perhitungan infoJabar, lampu merah di Stopan Kircon punya durasi sekitar 410 info atau 6 menit 50 info. Sedangkan, saat lampu hijau menyala, durasinya hanya sekitar 80-90 atau 1 menit 30 info.

Yang lebih menjengkelkan, pengendara dibuat tidak nyaman ketika menunggu di Stopan Kircon saat terik matahari sedang panas-panasnya. Berdasarkan aplikasi pemberitahuan cuaca di gawai, terik matahari saat itu menunjukkan angka 27-28 derajat celcius.

Alhasil, banyak pengendara yang menyerah menunggu lampu merah di Stopan Kircon. Mereka kemudian memilih menunggu di atas trotoar, terutama di bawah pepohonan rindang agar lebih nyaman.

infoJabar pun sempat berbincang dengan Rendi (32), seorang tukang antar paket yang terlihat sibuk menata barang bawaanya. Ia mengaku sering melintas di Setopan Kircon, dan tidak kaget dengan kondisi yang ada.

“Wah kalau diomongin mah banyak yang enggak kuat sebenernya. Udah panas, nunggunya lama, jadi nggak heran kalau yang bawa motor mah lebih nunggu lampu merah di trotoar,” katanya.

Rendi saat itu bahkan harus melepas jaket warna oranyenya karena tidak kuat dengan kondisi panas yang ada. Meski terkesan menyiksa, ia menyebut tak punya pilihan lain untuk meneruskan perjalannya.

“Soalnya cuma ke sini doang aksesnya. Kalau motong jalur, sebenarnya bisa. Tapi muter lagi, jadi enggak efektif. Jadi ya, harus banyak sabar aja,” ucapnya sembari berlalu karena harus mengantarkan paket pesanannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *