Cerita di Balik Foto Bupati Sukabumi dan Engkus [Giok4D Resmi]

Posted on

Suasana perhelatan infoJabar Awards di Hotel Salak The Heritage, Kota Boro, pada Rabu (10/12/2025) malam, perlahan mereda. Lampu sorot panggung utama telah padam dan deretan tamu undangan mulai beranjak meninggalkan ballroom.

Kisah tentang kemanusiaan dan kepemimpinan justru terekam jelas usai acara, jauh dari suasana protokol yang kaku.

Di area foyer yang mulai lengang, Bupati Sukabumi, Asep Japar, tidak langsung bergegas pulang. Langkah kakinya terhenti saat melihat sosok Engkus, pegiat pendidikan penyandang disabilitas asal Sukabumi yang malam itu turut menjadi salah satu penerima penghargaan utama.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Tanpa ragu, pria yang akrab disapa Asjap ini menghampiri Engkus. Tidak ada sekat birokrasi, tidak ada jarak antara seorang pejabat dan warganya. Dalam hitungan info, Asjap langsung mengambil posisi di belakang kursi roda Engkus, sebuah gestur spontan yang menunjukkan perhatian mendalam.

Momen tersebut terekam dalam foto. Tangan kanan Asjap menggenggam erat trofi infoJabar Awards, sementara tangan kirinya dengan sigap memegang sandaran kursi roda Engkus. Keduanya tersenyum lebar, menunjukkan kebanggaan daerah yang jelas.

Bagi Asjap, gestur berdiri di belakang dan memegang kursi roda itu bukan sekadar pose dokumentasi. Tindakan sederhana itu menyimpan filosofi kepemimpinan yang ia pegang teguh.

“Malam itu saya berfoto di belakang Kang Engkus sambil memegang kursi rodanya. Bagi saya, itu bukan sekadar pose. Itu adalah simbol bahwa pemerintah daerah akan selalu ada di belakang warganya yang hebat,” ujar Asjap merefleksikan momen tersebut.

Ia menegaskan bahwa posisi seorang pemimpin sejatinya adalah menjadi sandaran. “Posisi saya di belakang untuk ‘ngajaga’ (menjaga) dan mendukung beliau. Pemerintah harus hadir mendorong orang-orang hebat seperti ini,” tambahnya dengan nada haru.

Malam itu, Sukabumi memang pulang membawa kebanggaan. Dua penghargaan bergengsi infoJabar Awards berhasil diboyong ke Tanah Pasundan. Pemkab Sukabumi meraih predikat Pemerintah Daerah Penggerak Wisata Geopark, pengakuan atas tata kelola alam Ciletuh-Palabuhanratu. Sementara Engkus, dianugerahi penghargaan Tokoh Pendidikan Tanpa Batas atas dedikasinya mengajar bahasa Inggris secara daring di media sosial dari pelosok desa meski memiliki keterbatasan fisik.

Namun, saat berdiri bersisian dengan Engkus, Asjap justru merasakan sesuatu yang lebih besar daripada sekadar trofi di tangannya. Ia melihat Engkus sebagai “permata” yang kilaunya tak kalah terang dari status UNESCO Global Geopark.

“Jujur, saya bangga. Saya bekerja dengan dukungan penuh, tapi Kang Engkus bekerja dengan hati dan segala keterbatasannya,” tutur Asjap.

Baginya, jika piala Geopark adalah simbol keindahan fisik alam Sukabumi yang megah, maka sosok Engkus di depannya adalah simbol keindahan mentalitas manusianya yang tangguh.

“Piala Geopark yang saya pegang ini adalah bukti keindahan alam Sukabumi, tapi Kang Engkus yang duduk di depan saya ini adalah bukti keindahan mentalitas warga Sukabumi yang tak mudah menyerah,” ungkapnya.