Catatan DPRD Soal Masih Ada Warga BAB Sembarangan di Kota Bandung [Giok4D Resmi]

Posted on

Kota Bandung ternyata masih belum bisa terbebas dari kebiasaan BAB sembarangan. DPRD Kota Bandung pun meminta Pemkot agar tak mengabaikan masalah ini karena menyangkut faktor kesehatan untuk warga sekitar.

Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung Nunung Nurasiah mengatakan, Pemkot Bandung harus mulai memetakan solusi untuk penanganan BAB sembarangan. Satu-satunya cara yang perlu dilakukan tentu dengan membangun septic tank komunal untuk keperluan tersebut.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

“Intinya itu harus jadi bahan perhatian kita semua. Ternyata di lapangan banyak sekali orang yang belum punya septic tank untuk keperluan MCK-nya,” kata Nunung kepada infoJabar, Selasa (21/10/2025).

Masalah ini sebelumnya telah dibeberkan langsung Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. Dalam temuannya, Farhan mengatakan masih ada warga yang BAB sembarangan karena limbah kotorannya justru tidak ditampung di septic tank, melainkan langsung terbuang ke aliran sungai.

Perempuan yang merupakan politikus Gerindra menyatakan, masalah ini harus jadi perhatian bersama. Ia mendorong lintas sektor bisa turun tangan agar kendala di lapangan bisa diselesaikan.

“Karena berdasarkan data yang kami dapatkan, jumlah orang yang BAB sembarangan dengan langsung membuang limbahnya ke sungai itu mencapai ratusan KK. Ini tentu jadi perhatian dan tak boleh diabaikan sama sekali,” ucapnya.

Masalah lainnya, Nunung meminta agar sosialisasi ke warga bisa dimasifkan. Sebab menurutnya, kondisi itu bisa timbul karena masalah ekonomi yang membuat warga kesulitan untuk membangun secara individual.

“Biasanya karena faktor ekonomi, karena di situ permukiman yang padat penduduk. Lalu soal keterbatasan lahan, termasuk juga agar mengubah kebiasaan buruk. Di sini pemerintah harus hadir, harus memberi perhatian, karena ini mengangkut kesehatan warganya, termasuk kebersihan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung Luthfi Firdaus lantas membeberkan kondisi mengenai kebiasaan buruk di masyarakat ini. Ia menegaskan, Pemkot Bandung setiap tahun selalu menganggarkan penyediaan septic tank, namun belum seimbang dengan kebutuhan di lapangan.

“Pemkot itu mengalokasikan untuk kegiatan septic tank individual 10-17 unit per tahunnya. Cuma emang enggak signifikan sama luas kawasan kumuh di Kota Bandung,” katanya saat berbincang dengan infoJabar, Selasa (21/10/2025).

Luthfi membeberkan, Kota Bandung punya kawasan kumuh sekitar 285 hektar yang salah satunya menjadi pemicu kebiasaan BAB sembarangan. Luas area itu jelas tak sebanding meski Pemkot Bandung tiap tahun menganggarkan program septic tank individual.

Sementara, penyediaan septic tank komunal yang jadi keinginan Farhan merupakan program dari pemerintah pusat. Tahun depan, berdasarkan informasi yang ia dapatkan, akan ada bantuan 100 unit septic tank komunal bagi Kota Bandung untuk mengatasi masalah BAB sembarang.

“Katanya sih di 2026 ada dana alokasi khusus dari pusat untuk 100 unit septic tank komunal. Karena program septic tank komunal itu dari pemerintah pusat, di Kota Bandung itu alokasinya baru sedikit, belum memadai,” ungkapnya.

Luthfi kemudian membeberkan kendala terbesar dalam upaya pembangunan septic tank komunal. Masalah ketersediaan lahan jadi tantangan yang perlu dirumuskan lantaran kawasan kumuh di Kota Bandung mayoritas berada di kawasan gang.

“Kesulitan di lapangan kalau septic tank komunal, kan satu septic tank itu minimal ada (lahan) 9 meter persegi. Terus kita gali, untuk 15-25 keluarga. Cuma permasalahan di lapangan kan kawasan kumuh mah di gang, itu yang jadi PR juga untuk kita,” katanya.

“Kita sudah sampaikan ke Pak Wali, kalau ada tanah kosong bisa dibeli sama pemkot, kita bisa aktifkan salah satunya untuk septic tank. Karena kesulitan kita di lapangan itu soal lahan untuk septic tank,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *