Cara Pemkab Bogor Latih Percaya Diri Anak-anak Lewat Seni

Posted on

Kota yang baik tidak hanya diukur dari kemajuan fisik atau infrastruktur, tetapi juga dari pembangunan kesenian dan kebudayaannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, mendorong warga agar aktif dalam berkesenian.

Hal tersebut dikatakan Ajat, saat menghadiri kegiatan Konser Drum Purwacaraka yang berlangsung di Situ Plaza Cibinong, pada Minggu (18/5/2025).

Ajat Rochmat Jatnika mengatakan, pentingnya pembangunan karakter dan kreativitas masyarakat seiring dengan pembangunan fisik Kota Cibinong.

“Kita sedang membangun Kota Cibinong. Kalau kotanya baik, insya Allah nanti kita juga akan berkehidupan baik,” kata Sekda Ajat.

Ajat mengungkapkan, untuk menjadikan kawasan kota, khususnya sepanjang jalur publik dan Plaza Cibinong, dia ingin tempat tersebut menjadi ruang ekspresi seni masyarakat, dari anak-anak hingga dewasa.

Ajat mencontohkan bagaimana seni musik dapat diintegrasikan ke dalam aktivitas masyarakat sehari-hari.

“Silakan main drum, main gitar, main biola. Kita dorong itu. Bisa personal, nanti dibina, dijadwalkan. Ini mimpi saya dulu bisa melatih percaya diri anak-anak kita lewat seni,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari visi Kabupaten Bogor, Ajat menantang para pelaku seni dan komunitas seperti Purwacaraka untuk menyelenggarakan kegiatan kreatif seperti flashmob musik, yang dapat menjadi ikon kebanggaan Kabupaten Bogor.

“Bayangkan indahnya, semua berkumpul di Plaza Cibinong, bermain musik bersama. Ini bukan hanya sekedar seni, tapi kebanggaan daerah,” terangnya.

Ajat menambahkan, bukan hanya pemerintah, pembangunan Cibinong adalah hasil karya pelibatan banyak pihak dan masyarakat itu sendiri.

“Kota Cibinong ini kita bangun sendiri, jadi nanti kenikmatannya akan semakin terasa,” tuturnya.

Ajat juga memberikan apresiasi khusus kepada para orang tua yang mendukung bakat seni anak-anak mereka. Ia membagikan kisah pribadinya yang juga mengalami perjuangan mengantar anak-anak mengikuti kegiatan seni.

“Sekarang mereka sudah kuliah, bahkan di kedokteran. Tapi ternyata seni tetap dibutuhkan, apapun bidangnya,” pungkasnya.