Inovasi teknologi medis kembali mencuri perhatian. Tim ilmuwan berhasil mengembangkan masker bedah canggih yang mampu mendeteksi penyakit ginjal kronis hanya melalui analisis napas penggunanya.
Melansir infoHealth, penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal ACS Sensors pada 7 Mei 2025 mengungkapkan bahwa masker tersebut dirancang dengan sensor napas khusus yang dapat mengidentifikasi gas-gas tertentu yang berkaitan dengan kerusakan fungsi ginjal.
“Penerapan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan pasien penyakit ginjal kronis dengan memfasilitasi identifikasi perubahan perkembangan penyakit secara tepat waktu,” ujar Dr. Annalisa Noce, peneliti hipertensi dan nefrologi dari Universitas Roma Tor Vergata, Italia, seperti dikutip dari US News.
Ginjal berfungsi menyaring limbah dari tubuh. Namun, pada pasien dengan gagal ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD), kemampuan penyaringan ini menurun. Akibatnya, zat-zat limbah seperti amonia menumpuk dan terdeteksi dalam napas penderita.
Masker inovatif ini dilengkapi sensor berbasis elektroda perak yang dilapisi polimer khusus, dirancang untuk mendeteksi keberadaan amonia dan gas lain yang menjadi indikator penyakit ginjal.
Dalam pengujian terhadap 100 orang partisipan-sekitar separuhnya telah terdiagnosis penyakit ginjal kronis-masker ini menunjukkan performa mengesankan.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Hasil penelitian mencatat bahwa masker mampu mendeteksi penyakit ginjal dengan akurasi 84 persen, serta menyingkirkan kemungkinan penyakit pada orang sehat hingga 88 persen.
Selain deteksi dini, data dari sensor juga dinilai mampu memperkirakan stadium penyakit ginjal pasien, yang tentunya menjadi nilai tambah dalam diagnosis dan rencana pengobatan yang lebih akurat.
Penemuan ini membuka jalan bagi pengembangan alat diagnostik non-invasif dan praktis di masa depan. Dengan meningkatnya kasus CKD secara global, teknologi seperti ini dinilai dapat mempercepat diagnosis dan intervensi medis, terutama di daerah dengan akses terbatas ke fasilitas kesehatan lengkap.
Artikel ini sudah tayang di infoHealth