Forum Sekretaris Daerah (Forsesdasi) Komisariat Wilayah Jawa Barat resmi memiliki kepengurusan baru. Sekda Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana, dikukuhkan sebagai ketua menggantikan Sekda Karawang, Acep Jamhari, dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung UID, Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Jumat (12/12/2025).
Pengukuhan tersebut sekaligus menandai arah kerja baru para Sekda di Jawa Barat yang kini dituntut bergerak dalam lanskap pemerintahan yang semakin borderless.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menjelaskan bahwa pengukuhan ini bukan semata formalitas, melainkan momentum memperkuat sinergi antar sekda sebagai engine administration dan engine of growth birokrasi daerah.
“Substansinya adalah bagaimana para Sekda membangun sinergi satu dengan yang lainnya, berkoordinasi dan berkolaborasi untuk membangun Jawa Barat di wilayahnya masing-masing,” ujar Herman dalam wawancara bersama infoJabar.
Herman menekankan bahwa konsep pemerintahan saat ini tidak lagi dibatasi sekat wilayah. “Hari ini kan borderless. Pemerintahan sebetulnya tanpa batas, bukan hanya lokal, regional, nasional, bahkan global. Sehingga sinergi itu sebuah keniscayaan,” katanya.
Ia menyebut kolaborasi lintas unsur, termasuk pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media (pentahelix), akan menentukan kualitas hasil pembangunan. “Outcome dan impact-nya nanti adalah rakyat sejahtera, rakyat bahagia,” ucapnya.
Di tengah perubahan lanskap pemerintahan, Herman memberi pesan khusus bagi pengurus Forsesdasi yang baru, bahwa penguasaan data adalah kompetensi kunci.
“Sekda harus mampu mengorkestrasi birokrasi pemerintahan yang intinya adalah data. Good data, good decision, good result,” tegas Herman.
Menurutnya, kompleksitas tata kelola membutuhkan keputusan yang berbasis analisis, bukan hanya intuisi. “Teman-teman birokrasi sering terperangkap pada seni berpemerintahan: intuisi, pengalaman. Itu perlu, tapi harus dilengkapi dengan data,” katanya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Herman menekankan pentingnya penguasaan big data, mencakup data terstruktur dan tidak terstruktur, termasuk informasi real-time dari media sosial. Ia memberi contoh bagaimana target pertumbuhan ekonomi Jabar harus dirancang melalui pemetaan data komprehensif.
“Sekarang laju pertumbuhan ekonomi Jabar 5,2%. Bagaimana 2026 bisa 5,5%? Itu harus dipick-up dengan data-government spending, consumption, investment, ekspor-impor,” jelasnya.
