Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mulai menggencarkan Gerakan Tanami Halaman (GERTAMAN) di seluruh rumah. Hal tersebut dilakukan untuk membangun kemandirian pangan berbasis rumah tangga dan pemanfaatan lahan tidak produktif.
Peluncuran gerakan tersebut dilaksanakan di Kantor Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (23/12/2025). Gerakan tersebut merupakan gerakan nyata untuk memanfaatkan lahan supaya bisa ditanami secara baik.
“Sekarang di perkotaan sudah jarang lahan pertanian. Makanya, kita dorong agar setiap KK di Kabupaten Bandung memiliki lahan produktif, terutama lahan yang selama ini tidak dimanfaatkan,” ujar Bupati Bandung, Dadang Supriatna, kepada awak media.
Tanaman yang bisa ditanam di halaman rumah itu di antaranya bayam, selada bokor, bawang daun, buncis, wortel, kentang, dan pakcoy. Tanaman tersebut diproyeksikan panen secara bertahap dalam kurun waktu satu hingga enam bulan ke depan.
“Gerakan ini adalah ikhtiar dan upaya nyata Pemkab Bandung untuk membangun kemandirian pangan keluarga di Kabupaten Bandung. Minimal untuk memenuhi kebutuhan pribadi, kalau surplus nanti bisa dijual di KDMP untuk support MBG,” katanya.
Apabila terjadi surplus panen, hasil tersebut dapat dipasarkan melalui Kios Desa Mandiri Pangan (KDMP), dijual antardesa di Kabupaten Bandung, hingga dipasarkan ke wilayah sekitar seperti Kota Bandung, Cimahi, dan Sumedang. Bahkan, jika surplus masih terjadi, Pemerintah Kabupaten Bandung siap memfasilitasi pemasaran ke tingkat provinsi melalui jejaring APKASI.
“Kalau ini berjalan dengan baik, saya yakin kebutuhan pangan kita bisa tercukupi dari daerah sendiri, bahkan membuka peluang ekonomi dan lapangan kerja baru bagi masyarakat,” ungkapnya.
Adanya gerakan tersebut pun bisa berkontribusi pada peningkatan gizi keluarga serta pengendalian inflasi pangan di tingkat rumah tangga. Sehingga gerakan tersebut bisa dilakukan ditingkat rumah tangga di kewilayahan.
“Mari kita manfaatkan setiap jengkal pekarangan atau halaman rumah menjadi lebih produktif dan memberikan nilai tambah bagi keluarga,” jelasnya.
Pengelolaan dan pemeliharaan tanaman diserahkan kepada kader PKK se-Kabupaten Bandung yang jumlahnya hampir 1.700 orang. Dengan harapan bibit tanaman yang bersumber dari APBD tersebut dapat tumbuh produktif dan berkelanjutan.
“Saya minta kepala desa untuk aktif mengawasi pelaksanaan program serta mendorong pengolahan hasil panen menjadi bibit lanjutan. Jadi saya tidak ingin Gerakan Tanami Halaman ini sekedar acara seremonial karena gerakan ini sangat penting. Saya titip kepada para kader PKK agar gerakan ini terus berlanjut,” tegasnya.
Dadang pun mendorong pemerintah desa memanfaatkan APBDes untuk mengembangkan ternak ayam petelur. Hal ini penting mengingat kebutuhan telur di Kabupaten Bandung mencapai sekitar 1.000 ton per bulan.
“Sehingga ketersediaan stok harus dijaga agar harga tetap stabil dan tidak memicu inflasi,” kata Dadang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ina Dewi Kania menyampaikan, gerakan tersebut merupakan inisiatif Bupati Bandung dalam membangun kemandirian pangan dari lingkungan terkecil, yaitu rumah tangga. Gerakan tersebut dibantu oleh kader-kader PKK sebagai motor penggerak.
“Selain memenuhi kebutuhan keluarga, hasil Gertaman juga memiliki nilai ekonomi karena off-taker dari swasta maupun Asosiasi Pasar Tani Kabupaten Bandung telah siap menampung hasil panen,” kata Ina.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Bandung, Emma Dety Permanawati menjelaskan bahwa Kecamatan Soreang dijadikan pilot project dengan pembagian klaster komoditas per desa. Pola ini bertujuan agar hasil panen dapat saling melengkapi, memudahkan distribusi, serta mendukung kebutuhan MBG secara berkelanjutan.
“Peran kader PKK sangat penting karena mereka adalah manajer pangan keluarga. Tidak hanya menanam, tetapi juga mengelola pangan, limbah pangan, serta membangun pola hidup sehat dan mandiri,” ucap Emma.







