Bukan Cuma Kondom, Ini 6 Pilihan Kontrasepsi Pria yang Efektif baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Selama ini, istilah kontrasepsi atau program Keluarga Berencana (KB) lebih sering dikaitkan dengan wanita. Padahal, tanggung jawab menunda kehamilan seharusnya bisa dibagi rata antara pria dan wanita. Sayangnya, pilihan kontrasepsi pria memang jauh lebih terbatas dibandingkan wanita yang memiliki berbagai opsi, mulai dari pil KB, suntik hormon, implan, spiral, hingga IUD.

Meski begitu, bukan berarti pria hanya punya satu pilihan, yakni kondom. Ada beberapa jenis alat kontrasepsi untuk pria yang bisa dipertimbangkan, baik yang bersifat sementara maupun permanen. Artikel ini akan mengulas secara lengkap berbagai pilihan kontrasepsi pria, termasuk metode yang sudah umum digunakan hingga yang masih dalam tahap penelitian.

Peran pria dalam penggunaan kontrasepsi kerap dianggap minim. Hal ini bukan tanpa alasan. Menurut data WHO, sekitar 75% metode kontrasepsi di dunia masih digunakan oleh wanita, sementara pria hanya mengandalkan kondom atau vasektomi.

Ada beberapa faktor yang membuat kontrasepsi pria kurang populer, di antaranya:

Pilihan terbatas

Saat ini metode kontrasepsi pria yang tersedia secara luas hanya kondom dan vasektomi.

Kurang informasi

Banyak pria yang belum tahu ada penelitian mengenai pil KB pria, suntik hormon, atau metode lain yang sedang dikembangkan.

Budaya patriarki

Dalam beberapa masyarakat, tanggung jawab mencegah kehamilan lebih sering dibebankan pada wanita.

Efek permanen vasektomi

Banyak pria enggan memilih vasektomi karena dianggap “kejantanan berkurang” atau takut tidak bisa memiliki anak lagi.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Padahal, kontribusi pria dalam penggunaan kontrasepsi dapat membantu meringankan beban pasangan, sekaligus menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam merencanakan keluarga.

Berikut beberapa jenis kontrasepsi pria yang ada saat ini, baik yang sudah umum maupun masih dalam tahap pengembangan.

Kondom adalah kontrasepsi pria paling populer dan mudah ditemukan. Terbuat dari lateks atau bahan sintetis, kondom berfungsi sebagai penghalang sperma masuk ke vagina, sehingga mencegah pembuahan.

Praktis, murah, dan bisa dibeli tanpa resep.

Melindungi dari penyakit menular seksual (PMS/IMS) seperti HIV, klamidia, dan herpes.

Tidak memengaruhi hormon atau kesuburan pria.

Hanya sekali pakai.

Bisa robek atau bocor jika tidak digunakan dengan benar.

Beberapa pria merasa sensasi seksual berkurang.

Meskipun begitu, kondom tetap jadi metode kontrasepsi pria yang paling banyak direkomendasikan karena fungsinya ganda: mencegah kehamilan sekaligus melindungi dari penyakit menular seksual.

Metode ini dilakukan dengan cara menarik penis keluar dari vagina sebelum ejakulasi agar sperma tidak masuk.

Tidak membutuhkan alat tambahan.

Tidak memengaruhi hormon.

Tingkat kegagalan cukup tinggi karena cairan praejakulasi bisa mengandung sperma.

Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.

Karena risikonya tinggi, metode ini sering dianggap kurang efektif jika digunakan sebagai kontrasepsi utama.

Vasektomi adalah prosedur bedah kecil yang memotong atau menutup saluran sperma (vas deferens). Setelah vasektomi, pria masih bisa ejakulasi seperti biasa, tetapi air maninya tidak lagi mengandung sperma.

Efektivitas sangat tinggi, lebih dari 98%.

Prosedurnya cepat, hanya sekitar 15 menit, dan pasien bisa langsung pulang.

Tidak memengaruhi gairah seksual maupun kemampuan ereksi.

Bersifat permanen, meski bisa dibalik dengan operasi, keberhasilannya tidak selalu terjamin.

Tidak melindungi dari PMS.

Bisa menimbulkan nyeri atau pembengkakan sementara setelah prosedur.

Vasektomi cocok bagi pria yang sudah yakin tidak ingin memiliki anak lagi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suntikan hormon testosteron bisa menekan produksi sperma dengan cara mengurangi kadar hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormone) yang mengatur spermatogenesis.

Bisa menjadi alternatif jangka panjang.

Efektif menurunkan produksi sperma.

Bisa memengaruhi gairah seksual.

Menyebabkan efek samping seperti jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, atau perubahan suasana hati.

Meskipun masih dalam penelitian, metode ini berpotensi menjadi kontrasepsi hormonal pria di masa depan.

Gel testosteron dioleskan ke bahu atau punggung setiap hari. Kandungan hormon dalam gel dapat menekan produksi sperma dengan cara memengaruhi hormon gonadotropin.

Cara penggunaan sederhana.

Dapat meningkatkan kadar testosteron pada pria dengan defisiensi hormon.

Efek samping seperti penurunan gairah seksual dan masalah ejakulasi.

Masih dalam tahap uji klinis dan belum tersedia luas di pasaran.

Pil KB untuk pria masih dalam tahap uji coba, namun hasil penelitian cukup menjanjikan. Ada dua jenis utama:

Pil hormonal: Menggunakan kombinasi testosteron dan hormon lain untuk menekan produksi sperma.

Pil nonhormonal: Menargetkan enzim tertentu pada sperma agar tidak bisa bergerak atau membuahi sel telur.

Tantangan pil KB pria:

Produksi sperma pria sangat tinggi (sekitar 1.000 sperma per info).

Efek samping masih cukup banyak, seperti jerawat, perubahan mood, dan penambahan berat badan.

Meski begitu, banyak pakar optimis pil KB pria akan menjadi pilihan baru di masa depan.

Kontrasepsi bukan hanya soal kesehatan reproduksi, tapi juga kesetaraan gender. Selama ini, perempuan yang menanggung efek samping dari kontrasepsi, seperti perubahan hormon, menstruasi tidak teratur, hingga risiko kesehatan lainnya.

Jika pria lebih banyak terlibat dalam penggunaan kontrasepsi, beban ini bisa lebih merata. Misalnya dengan lebih memilih kondom, mempertimbangkan vasektomi jika sudah yakin, atau mengikuti perkembangan penelitian KB pria terbaru.

Selain itu, keterlibatan pria juga menunjukkan bentuk tanggung jawab dalam hubungan dan keluarga. Bukan hanya wanita yang harus menanggung konsekuensi, tetapi pria pun bisa ikut serta secara aktif.

Kontrasepsi untuk pria memang belum sebanyak opsi yang tersedia bagi wanita. Namun, bukan berarti pria tidak punya pilihan. Mulai dari kondom yang praktis, ejakulasi di luar yang sederhana, hingga vasektomi sebagai metode permanen, semuanya bisa dipertimbangkan. Bahkan, penelitian terbaru mengenai pil KB pria, suntik hormon, dan gel testosteron menunjukkan perkembangan positif.

Pada akhirnya, memilih metode kontrasepsi adalah keputusan bersama. Diskusikan dengan pasangan, pahami risiko dan manfaat, lalu konsultasikan dengan tenaga medis untuk menentukan pilihan yang paling sesuai.

Kenapa KB untuk Pria Masih Jarang Digunakan?

Pilihan Kontrasepsi untuk Pria

1. Kondom

2. Ejakulasi di Luar (Coitus Interruptus)

3. Vasektomi

4. Suntik Hormon Testosteron

5. Gel Testosteron

6. Pil KB Pria

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *