Perpustakaan biasanya identik dengan koleksi macam-macam jenis buku. Namun di Korea Selatan, justru ada perpustakaan yang isinya mie instan.
Mi instan atau Ramyeon merupakan makanan yang banyak ditemui di negeri ginseng. Bahkan, sebagaimana dilansir infoFood, Korsel termasuk negara dengan minat terhadap mie instan yang tinggi.
Permintaan terhadap makanan instan itu mencapai 4,04 miliar porsi pada tahun 2023. Jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya yang menyentuh angka 3,95 miliar porsi.
Hal inilah yang membuat mie instan di Korsel mudah didapatkan. Setiap minimarket di sudut Korsel menjual berbagai macam jenis mie instan mulai dari berkuah hingga yang tidak.
Namun, ada satu yang unik. Salah satu minimarket CU yang berada di kawasan Hongdae, Seoul, Korsel membuat perpustakaan mie instan atau dinamakan Ramyun Library.
Perpustakaan mie instan ini jadi area terbesar untuk menikmati mie instan. Koleksinya pun tak main-main. Saking miripnya seperti perpustakaan, ragam jenis mie instan ditata rapi dengan etalase 100 kompartemen.
Ada 105 produk mie instan yang ada di perpustakaan itu. 90 mie instan di antaranya merek dari Korea Selatan termasuk Buldan dan Shin Ramyun.
Di perpustakaan ini, koleksi jenis mie instan lebih besar tiga kali lipat. Jika di minimarekt hanya 30 merek saja, di perpustakaan ini bisa lebih.
Perpustakaan ini juga terbuka untuk turis. Sebab, ada label multibahasa mulai dari Inggris, Jepang dan Mandarin. Sehingga, turis tak akan kesulitan mencari jenis mie yang dia suka hingga harganya.
Perpustakaan ini juga menyediakan kursi dan beberapa meja berbentuk cup mie instan untuk makan di tempat. Untuk membuat mie, mereka menyediakan mesin canggih pembuat mie instan.
Tak hanya mie instan saja, tapi juga tersedia beberapa topping lezat untuk menikmatinya. Di antaranya ada tauge, kimchi, telur, hingga dumpling. Biasanya harga seporsi mie instan dibanderol harga 1.350 Yen (Rp 15.744).
Artikel ini sudah tayang di infoFood