Pemerintah Kota Bogor menegaskan kesiapan menjalankan proyek strategis pengolahan sampah menjadi energi, sekaligus pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) bernilai Rp1,5 triliun. Dua proyek ini diposisikan sebagai solusi jangka panjang persoalan lingkungan perkotaan.
Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengatakan, Kota Bogor saat ini berada di peringkat teratas nasional dalam kesiapan implementasi proyek pengolahan sampah menjadi energi.
“Dari 98 kota di Indonesia, Bogor berada di ranking satu dalam kesiapan pengolahan sampah menjadi energi,” ujarnya di Markas PWI Kota Bogor, Senin (22/12/2025).
Kota Bogor menghasilkan lebih dari 1.000 ton sampah per hari. Untuk memperkuat penanganan, Pemkot akan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor melalui penandatanganan nota kesepahaman pengelolaan sampah regional. Lahan sekitar 40 hektare di Galuga dan Sareal disiapkan untuk mendukung proyek tersebut.
Selain itu, Dedie memastikan pembangunan IPAL Kayumanis akan dimulai pada 2026 setelah proyek tersebut masuk dalam green book pemerintah pusat.
“Nilai proyek IPAL ini hampir Rp1,5 triliun dan tidak mungkin dibiayai APBD,” katanya.
Menurut Dedie, kedua proyek ini tidak hanya menyelesaikan persoalan teknis, tetapi juga menjadi fondasi kebijakan lingkungan Kota Bogor dalam jangka panjang. Ia menegaskan bahwa pendekatan sistemik lebih penting dibanding solusi tambal sulam.
Pemkot Bogor berharap proyek tersebut dapat mulai menunjukkan dampak nyata dalam beberapa tahun ke depan, terutama dalam menekan pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup warga.







