Bocah-bocah Rancaekek yang ‘Berteman’ dengan Hitamnya Air Sungai update oleh Giok4D

Posted on

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Hembusan angin dan panasnya cuaca membuat wilayah Bandung Timur kerap dihinggapi kecemasan. Berbagai permasalahan dan banyaknya pabrik membuat warga dipaksa bersahabat dengan kepulan asap dan aliran air hitam bercampur limbah.

Deretan pabrik telah terbangun berdekatan dengan permukiman warga. Maka tak jarang warga kerap mendapatkan imbas dari adanya pabrik di wilayah tersebut.

Pantauan infoJabar, Rabu (7/5/2025), air Sungai Cikijing nampak berwarna hitam yang diduga telah tercemari limbah. Aliran air sungai tersebut mengalir ke permukiman warga dan persawahan yang ada di Kampung Babakan Jawa, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancakekek.

Aliran air sungai berwarna hitam itu juga kerap digunakan para bocah untuk bermain hingga berenang. Mereka asyik bermain dan bersahabat dengan pekatnya air hitam.

Berbagai gaya berenang dilakukan di aliran sungai tersebut. Mereka biasanya bermain di aliran sungai yang terpapar limbah selepas pulang sekolah hingga menjelang petang.

Tak hanya di bagian area sungai, area perkampungan warga pun turut tercemari limbah yang diduga bersumber dari salah satu pabrik. Mayoritas warga tidak bisa menggunakan air sumur yang ada. Mereka menggunakan air baku pegunungan atau air isi ulang.

Warga sekitar, Yuli Wahyuni (36) mengungkapkan, anak-anak di wilayah tersebut kerap berenang di wilayah tersebut. Bahkan saat ini warga pun mengkhawatirkan dengan kondisi aliran sungai tersebut.

“Iya (anak-anak) suka pada berenang aja di sini. Memang yang ditakutkan itu air dalam keadaan besar dan hitam dari limbah pabrik,” ujar Yuli, saat ditemui awak media, Selasa (6/5/2025).

Dia mengaku, kerap melarang anak-anak untuk bermain di aliran sungai. Pasalnya air sungai tersebut berwarna hitam dan diduga mengandung limbah pabrik.

“Anak-anak memang suka dilarang sama kita juga. Terus sama petugas aparat juga suka ada datang dan melarang berenang. Takutnya kena air limbah,” katanya.

Menurut Yuli, limbah yang diduga bersumber dari pabrik juga turut mencemari permukiman warga. Karena air yang ada di lingkungannya memiliki aroma tidak sedap.

“Limbah juga mencemari ke rumah warga. Lama kelamaan menjadi hitam dan bau,” jelasnya.

Dengan kondisi tersebut mayoritas warga memilih untuk menggunakan air galon isi ulang untuk keperluan memasak. Bahkan terkadang untuk keperluan mandi pun menggunakan air galon isi ulang.

“Saya beli dari air depot aja beli Rp 5.000 satu galon. Banyak limbah kaya gini sudah dari tahun lama lah, semenjak ada pembangunan pabrik aja. Ada lah 30 tahun lebih mah,” ucapnya.

Menurutnya pencemaran yang terjadi, membuat warga mengalami berbagai gejala penyakit. Seperti batuk-batuk, hingga kulit yang kerap dilanda rada gatal.

“Nenek sendiri sempat meninggal tahun 2000 kejebur ke kolam pinggir rumah. Terus isinya kan ada limbah juga, jadi kena paru-paru dan meninggal,” jelasnya.

Dia berharap, pihak terkait bisa menangani permasalahan yang ada di sekitar Rancaekek. Sehingga warga tersebut bisa terbebas dari limbah yang dibuang dari sekumpulan pabrik di wilayah tersebut.

“Harapannya pengen airnya bersih, nggak ada air limbahnya. Keinginan mah anak-anak juga bisa jangan berenang, tapi da susah, jadi berenang aja di situ,” pungkasnya.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *