Biaya-biaya Rutin yang Harus Dibayar Jika Tinggal di Apartemen | Info Giok4D

Posted on

Apartemen merupakan salah satu opsi hunian yang banyak diminati masyarakat perkotaan, terutama karena keterbatasan lahan membuat rumah tapak semakin sulit dijangkau. Pada dasarnya, kehidupan di apartemen tidak jauh berbeda dengan rumah biasa. Di dalam unit sudah tersedia kamar-kamar layaknya rumah pada umumnya, dan penghuni tetap memiliki tetangga untuk berinteraksi.

Sebelum memutuskan tinggal di apartemen, ada baiknya calon penghuni mempertimbangkan sejumlah biaya yang akan rutin dikeluarkan. Apa saja ?

Area parkir di apartemen merupakan area umum dan untuk keluar masuknya sudah dilengkapi dengan teknologi keamanan ala di mal-mal dengan palang pintu, pembayaran parkir digital, dan CCTV. Mendapatkan pelayanan selengkap dan terjamin aman ini tentu tidak gratis. Menurut Pengamat Properti dan Direktur PT. Global Asset Management Steve Sudijanto ada biaya rutin atau iuran yang harus dibayarkan tiap unit.

“Umpamanya mobil kita 3, jatah (parkir) cuma 1 (mobil), ya yang dua itu bayar. (Biayanya) tergantung, per gedung itu per tahun bisa Rp 500-600 ribu biaya parkir langganan, tapi itu nonreserved, artinya rebutan first come first get,” kata Steve ketika dihubungi infocom secara terpisah beberapa waktu lalu.

Apabila tidak memiliki kendaraan, tentu pemilik rumah tidak akan dimintai biaya satu ini.

Biaya perawatan apartemen maksudnya adalah biaya yang akan digunakan untuk perawatan berbagai layanan, seperti kebersihan, keamanan, termasuk area umum. Biaya satu ini disebut juga dengan iuran pengelolaan lingkungan (IPL).

Besar biaya perawatan berbeda-beda masing-masing unit, biasanya dihitung dari luas unit apartemen. Biaya per meternya sudah ada aturannya sehingga tidak bisa terlalu murah atau terlalu mahal. Kisarannya sekitar Rp 20-25 ribu per meter persegi dan dibayarkan setiap bulan.

Misalnya, A punya unit apartemen seluas 30 m2, dan biaya perawatan apartemen yang digunakan adalah Rp 20 ribu. Maka A harus membayar Rp 600 ribu per bulan untuk biaya perawatan.

“Service charge ini buat biaya kebersihan, keamanan, biaya sampah,” kata Pengamat Properti Anton Sitorus kepada infocom beberapa waktu lalu.

Rumah tanpa air bersih rasanya bukan seperti hunian yang layak. Jika tinggal di rumah tapak, kita bisa memakai air bersih sepuasnya terutama yang tidak memiliki kendala. Namun, untuk di apartemen yang berada di ketinggian sekian puluh meter dari tanah, untuk menyalurkan air ke setiap unit perlu usaha ekstra. Oleh karena itu, terdapat biaya yang dikenakan untuk pemakaian air. Untuk pemakaian normal, menurut Steve tagihan air yang ditagih sekitar Rp 100-200 ribu.

Biaya satu ini adalah biaya yang pasti dibebankan pada setiap jenis bangunan, yakni biaya listrik. Namun biaya listrik di apartemen biasanya lebih mahal sedikit dari rumah tapak. Hal itu karena perhitungan listrik di apartemen skemanya sama dengan gedung kantor atau mal.

“Dari PLN itu masuk ke gedung itu kan sekaligus, trafo listriknya dan meteran besarnya sekaligus ke satu gedung. Baru dari satu gedung itu didistribusikan ke unit-unit. PLN nggak mau nagih satu per satu, dia tahunya gedung A gedung B dikelola siapa, ya tagihannya ke satu gedung itu. Baru nanti pengelola mendistribusikan per meteran listrik per masing-masing unit,” jelas Steve.

Untuk tagihan yang harus dibayar yaitu membayar tagihan listrik sesuai kebutuhan ditambah biaya admin. Misalnya, biaya listrik dari PLN itu Rp 500 ribu, biaya adminnya bisa Rp 100-150 ribu. Maka total yang dibayar sekitar Rp 600 ribu.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Terpisah, Pengamat Properti Anton Sitorus menambahkan, untuk biaya listrik ini juga sudah bisa menggunakan listrik prabayar. Namun, token listrik yang dibeli hanya bisa dari yang disediakan oleh pengelola apartemen.

“Kita kalau di rumah-rumah biasa kan tokennya tinggal beli dari PLN, kalau di komplek apartemen biasanya belinya langsung ke pengelolanya. Jadi nggak bisa beli bebas karena nanti kode dan segala macamnya itu dari pengelola. Dan harganya memang agak sedikit beda dari harga pasaran,” tuturnya.

Sinking fund adalah iuran harus dikeluarkan untuk perbaikan benda-benda yang bersifat vital dan mendesak. Hal ini untuk menjaga nilai properti. Misalnya, mengecat gedung, memperbaiki lift, dan lainnya.

Sinking fund bisa dibayarkan tiap setahun sekali atau dua kali setahun, tergantung pengelola. Untuk besarannya sendiri juga tergantung dari pengelola.

Itulah beberapa biaya tinggal di apartemen. Semoga bermanfaat ya!

Artikel ini telah tayang di

Biaya Tinggal di Apartemen

1. Biaya Parkir

2. Biaya Perawatan atau Maintenance (Service Charge)

3. Biaya Air

4. Biaya listrik

5. Biaya Sinking Fund

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *