Berbahaya, Bangkai Kapal Viking di Pangandaran Harus Dipindahkan

Posted on

Usai memakan korban wisatawan tenggelam di Pasir Putih Pantai Pangandaran, dorongan untuk mencabut bangkai kapal Viking Lagos yang berada di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Cagar Alam Pananjung terus bergulir.

Dorongan pengangkatan bangkai perahu itu karena dianggap berbahaya bagi wisatawan dan merusak terumbu karang di kawasan tersebut. Sebagaimana diketahui, kapal viking itu merupakan perahu yang ditenggelamkan eks Menteri KKP Susi Pudjiastuti karena dianggap menangkap ikan ilegal pada tahun 2016.

Niat ditenggelamkan di tengah laut, titik peledakan justru berlabuh di dekat kawasan TWA Cagar Alam Pananjung, sehingga membuat kerusakan yang berkepanjangan.

Selain itu, terungkap, bahwa area sekitaran bangkai kapal tersebut cukup berbahaya karena terdapat pusaran air yang dapat menarik wisatawan.

Ketua Balawista Pangandaran Dodo Taryana mengatakan bahwa melakukan aktivitas berenang atau pun naik ke atas Bangkai Kapal MV Viking sangat tidak dianjurkan.

Ia menyebutkan, di sana terdapat sebuah palung yang terdapat pusaran air, sehingga wisatawan yang melakukan aktivitas di sana, berisiko tenggelam.

“Selain itu, bangkai kapal Viking itu juga tidak mulus, berbahaya kalau dinaiki,” kata Dodo kepada infoJabar, Senin (29/12/2025).

Menurutnya, besi yang ada di dalamnya sudah lapuk dan berisiko patah ketika diinjak wisatawan atau siapapun. Sehingga sangat membahayakan sekali.

“Kemudian kanan dan kiri kapal itu adalah karang,” ucapnya.

Ia mengatakan bangkai kapal itu harus segera dipindahkan atau dicabut dari kawasan tersebut. Bahkan, alangkah baiknya ditenggelamkan, lalu bisa dibuat spot mancing.

“Jujur saja, dengan adanya bangkai kapal Viking, itu menambah wilayah kerja kami sebagai lifeguard, selain mengawasi wilayah Pantai Barat dan Timur, juga harus mengawasi wilayah sana (Pasir Putih),” ucapnya.

Sementara itu, Petugas BKSDA Pangandaran Hadiat Kelsaba atau yang akrab disapa Encek mengatakan, adanya bangkai kapal viking justru merusak terumbu karang di sana.

“Kalau hasil budidaya (tranplantasi), itu 100 persen mengalami kerusakan, kalau yang diambil perlu ada kajian berapa persennya,” ucapnya.

Ia mengatakan, bahwa terumbu karang yang ditransplantasi dengan berbagai desain tidak tumbuh.

“Sehingga menjadi sia-sia saja kalo tetep ada disitu bangkai kapalnya,” katanya.