Kasus keracunan massal akibat makan bergizi gratis di Kabupaten Bandung Barat (KBB) urung membawa kabar yang melegakan. Itu terjadi setelah sejumlah siswa yang sudah dinyatakan sembuh, ternyata malah ada yang bergejala kembali.
Semuanya berawal saat petugas menerima kedatangan pasien yang diantar menggunakan ambulans pada Kamis (25/9/2025) malam di posko penanganan terpusat di Gor Kecamatan Cipongkor, KBB. Setelah dicek, ternyata pasien tersebut yang sebelumnya dinyatakan membaik dan diizinkan pulang.
“Jadi semalam kami temukan 4 pasien KLB keracunan yang datang lagi padahal sebelumnya sudah dinyatakan membaik. Kebetulan saya kan ikut menangani langsung, jadi saya juga hapal betul wajahnya,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Lia N. Sukandar saat ditemui, Jumat (26/9/2025).
Tindakan pertama pun dilakukan dengan cara anamnesa terhadap pasien tersebut. Anamnesa sendiri merupakan pengumpulan informasi medis melalui wawancara dengan pasien, dan malah menemukan fakta bahwa penyebab gejala berulang itu karena keawaman pasien dan keluarga.
“Jadi setelah kita tanya, mereka makan apa di rumah karena kan kita tidak tahu. Ternyata ada yang dikasih jeruk, terus makan ayam goreng, nah apakah itu beli atau masak sendiri kan kita nggak tahu. Jadi hal-hal itu yang membuat mereka bergejala lagi,” kata Lia.
Atas temuan itu, ia menginstruksikan semua petugas yang siaga di posko penanganan Gor Kecamatan Cipongkor serta tempat penanganan pasien KLB keracunan lainnya agar mengedukasi pasien dan keluarganya soal apa yang boleh dikonsumsi di rumah setelah dinyatakan membaik.
“Jadi saya sudah wanti-wanti ke petugas agar mengedukasi pasien bahwa ketika pulang dan dinyatakan membaik itu jangan makan yang macam-macam dulu. Cukup makan bubur saja dan harus yang dimasak sendiri,” ujar Lia.
Saat ini di posko penanganan Gor Kecamatan Cipongkor tersisa 12 pasien keracunan massal. Ia siaga menerima pasien baru maupun pasien dengan gejala berulang.
“Kita tidak berharap pasiennya bertambah terus, baik yang baru bergejala atau yang bergejala berulang. Tapi kita tetap siaga, termasuk ambulans dan rumah sakitnya,” ujar Lia.
Hingga Kamis (25/9/2025) malam, total siswa di Bandung Barat yang keracunan MBG sebanyak 1.333 siswa. Diawali dari keracunan klaster SPPG Cijambu pada Senin (22/9/2025), sebanyak 411 anak keracunan.
Lalu di hari Rabu (24/9/2025) terjadi kasus keracunan baru dari klaster SPPG Neglasari. Jumlah siswa yang keracunan sebanyak 730 anak. Di hari yang sama klaster ketiga terjadi dari SPPG Mekarmukti, Cihampelas dengan jumlah siswa keracunan sebanyak 192.