Banjir-Longsor Terjang Sukabumi, 13 Rumah Terdampak

Posted on

Hujan deras yang mengguyur Kota Sukabumi sejak Kamis (22/5/2025) sore hingga malam hari menyebabkan banjir limpasan dan tanah longsor di sejumlah titik. Sedikitnya 13 lokasi terdampak, termasuk satu titik longsor di wilayah Babakan Jampang dan 12 titik banjir limpasan di kawasan permukiman dan jalan raya.

“Hujan turun sejak pukul 15.00 WIB tanpa henti hingga pukul 22.00 WIB. Intensitas hujan meningkat dan menyebabkan saluran drainase tak mampu menampung debit air. Akibatnya, air meluap dan merendam permukiman warga,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat, kepada infoJabar, Kamis (22/5/2025).

Banjir limpasan paling parah terjadi di kawasan Legok Bitung, Kecamatan Baros. Lokasi ini disebut sebagai wilayah langganan banjir karena kontur tanahnya berada di dataran rendah.

“Memang langganan, karena kondisi pemukimannya berada di bawah, nanti akan ada tenaga ahli dari dinas teknis untuk mencari solusi permanen,” ujarnya.

Ketinggian air di rumah-rumah warga bervariasi, dengan ketinggian maksimal mencapai lutut orang dewasa. Saat ini tim BPBD masih terus mendata jumlah rumah dan kepala keluarga (KK) terdampak karena proses pembersihan rumah masih berlangsung.

“Total rumah yang terdampak masih didata. Tim kami fokus dulu membersihkan lumpur dan air dari rumah-rumah warga. Data sementara ada 13 rumah dengan 15 kepala keluarga (KK),” katanya.

Untuk sementara, sejumlah warga mengungsi ke rumah kerabat atau tetangga terdekat karena rumah mereka tidak bisa ditinggali. Belum ada kepastian apakah mereka akan kembali setelah rumah dibersihkan atau perlu relokasi sementara.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Hanya rumah warga saja yang terimbas,” tambahnya.

Dalam penanganan bencana ini, BPBD menerjunkan tiga armada dengan 25 personel untuk evakuasi dan pembersihan. Tidak ada kendala berarti, namun banyaknya titik bencana menyebabkan penanganan dilakukan secara bertahap.

Sementara itu, pembangunan kolam retensi yang semestinya membantu mengendalikan banjir disebut sudah rampung. Namun, tetap terjadi genangan air di area tersebut. “Itu ranahnya Dinas PUTR. Kami hanya fokus evakuasi banjir,” jelas Novian.

Meski saat ini berdasarkan prakiraan cuaca Provinsi Jawa Barat masuk status darurat kekeringan, Novian mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

“Kondisi cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Kami minta warga, terutama yang tinggal di bantaran sungai, tetap aktif menjaga lingkungan agar bisa mengurangi risiko bencana,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *