Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung memperketat pemeriksaan dan jalur distribusi sapi jelang Idul Adha 2025. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Distan Kabupaten Bandung, Edi Kusno mengatakan, menjelang Idul Adha selalu melakukan serangkaian antisipasi. Salah satunya adalah memperketat jalur pengiriman dari luar kota.
“Kita bekerjasama dengan DKPP Provinsi Jawa Barat. Kita sudah punya semacam tempat pemeriksaan lalu lintas. Jadi setiap hewan kurban yang akan melewati ke Jawa Barat, itu akan diperiksa dulu oleh petugas yang ada di perbatasan,” ujar Edi, Senin (28/4/2025).
Dia menjelaskan, serangkaian pemeriksaan kerap dilakukan ketika sapi dari luar daerah datang. Kemudian setelah itu langsung diterbitkan SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan).
“Tapi biasanya di lapangan suka ada yang bermain. Ketika sapinya sudah ada di kita, kewajiban kita mah tetap memantau, memeriksa hewan tersebut. Kalau sakit, kita isolasi, kalau sehat kita pertahankan kesehatannya, dikandangin dulu,” katannya.
Edi menyebutkan, setelah itu para penjual sapi biasanya mulai berjualan satu bulan menjelang Idul Adha. Dia memprediksi para penjual atau lapak-lapak akan mulai marak pada awal bulan Mei.
“Kita juga memeriksa di lapak-lapak. Kita biasanya ada identitas dikasih name tagg atau kalung menandakan kondisi baik atau sehat. Itu biasanya diperiksa satu bulan sebelum, dan diperiksa lagi itu pas H-1 atau H-2 hari kurban,” jelasnya.
Dia menyebutkan, wilayah Kabupaten Bandung kerap menjadi pasar baik untuk penjualan sapi. Sehingga beberapa sapi dari luar kota kerap dikirim dan dijual di Bandung Raya.
“Kalau sapi potong kita import dari NTB, NTT, Bali, Madura, Jawa Timur, Jawa Tengah. Soalnya Bandung selalu menjadi pasar yang cukup seksi untuk penjualan sapi,” ucapnya.