Anggaran Cabor Atletik di Kota Cirebon yang Bikin Prihatin

Posted on

Kejuaraan atletik tingkat pelajar se-Kabupaten Cirebon resmi digelar di Stadion Ranggajati, Sumber, Kota Cirebon, Senin (28/4/2025). Momen ini menjadi titik kebangkitan cabang olahraga (cabor) atletik yang sempat ‘mati suri’ sejak 2021. Namun di balik semarak kompetisi, persoalan minimnya anggaran untuk pembinaan atletik masih menjadi sorotan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Hilmy Rivai, mengaku terkejut saat mengetahui anggaran yang tersedia untuk cabor atletik hanya Rp 50 juta setahun. Padahal, atletik merupakan salah satu cabor unggulan yang berpotensi besar mengangkat prestasi olahraga Cirebon di tingkat provinsi hingga nasional.

“Saya cukup kaget ternyata anggaran atletik hanya tersedia Rp 50 juta. Padahal, potensi atletik kita sangat besar,” ungkap Hilmy usai membuka kejuaraan.

Melihat kondisi ini, Hilmy menekankan pentingnya perhatian lebih serius terhadap cabor-cabor unggulan. Ia berharap anggaran untuk pembinaan atletik dan cabor lainnya yang berprestasi dapat ditingkatkan pada tahun mendatang.

“Jika cabor unggulan tidak dipelihara dengan baik, prestasinya bisa menurun. Saya berharap tahun depan, anggaran untuk atletik dan cabor prestasi lainnya benar-benar ditingkatkan,” tegasnya.

Beruntung, tahun ini kejuaraan atletik dapat terselenggara berkat kolaborasi antara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Cirebon. Kolaborasi ini menjadi angin segar setelah vakumnya kejuaraan selama hampir empat tahun.

Prestasi atletik Kabupaten Cirebon yang mulai menembus tingkat provinsi bahkan nasional, di antaranya dari nomor lari dan lempar lembing, menjadi pemicu semangat baru bagi para pengurus untuk terus membina atlet muda.

“Kolaborasi ini membangkitkan semangat PASI, KONI, dan Dispora untuk meningkatkan prestasi atletik kita,” tuturnya Hilmy.

Ia juga menyoroti tingginya animo pelajar terhadap atletik. Selain karena biayanya yang relatif murah, atletik juga menjadi olahraga yang dapat diikuti siapa saja tanpa membutuhkan peralatan khusus yang mahal.

“Sepatu yang dipakai bisa merek apa saja, yang penting semangatnya luar biasa. Ini menunjukkan atletik adalah olahraga yang membumi,” katanya.

Kejuaraan ini juga menjadi bagian dari persiapan Kabupaten Cirebon menghadapi Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat. Hilmy menilai pembinaan atlet sejak tingkat pelajar adalah kunci membangun fondasi prestasi olahraga daerah yang kuat.

Sementara itu, Kepala Dispora Kabupaten Cirebon, Iki Asikin, mengakui bahwa anggaran yang ada memang belum ideal. Menurutnya, idealnya pembinaan atletik membutuhkan dana antara Rp 100 juta hingga Rp 200 juta per tahun.

“Kalau mau benar-benar meningkatkan prestasi, idealnya anggaran di atas Rp 100 juta. Dengan begitu, pembinaan bisa lebih maksimal,” jelas Iki.

Ia juga menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kejuaraan kali ini, berkat kerja sama intens dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan dan para guru olahraga di sekolah-sekolah.

“Alhamdulillah, berkat sinergi kita semua, kegiatan ini bisa berjalan lancar,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *