Alasan Padel Menjadi Olahraga Populer dan Diprediksi Terus Berkembang

Posted on

Padel saat ini menjadi olahraga yang begitu populer. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, gaung olahraga meluas ke berbagai daerah. Tak hanya di Jakarta, tapi juga sampai ke Bandung dan daerah lainnya.

Olahraga ini diprediksi akan semakin populer lagi ke depan. Ada beberapa alasan yang melatarbelakanginya.

Berikut ini alasan mengapa padel jadi olahraga yang populer saat ini dan diprediksi terus berkembang.

Hartono Soekwanto, pegiat padel di Bandung, mengatakan padel mudah dimainkan oleh siapapun. Sehingga, siapapun bisa memainkan olahraga ini.

“Perkembangan padel ini memang luar biasa karen memang mudah untuk dimainkan siapapun. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, sehingga olahraga ini sangat bagus buat rekreasi sehat bersama keluarga,” kata Hartono, Jumat (25/7/2025).

Sepintas, padel sendiri mirip seperti tenis. Namun tentu ada perbedaan yang mendasar di antara keduanya.

Padel memiliki ukuran lapangan lebih kecil sehingga disebut lebih mudah dimainkan. Lapangan standar padel memiliki panjang 20 meter dan lebar 10 meter. Ukuran ini setara dengan sepertiga lapangan tenis.

Ukuran lapangan yang lebih kecil ini juga turut membuat padel lebih mudah dijalani. Terlebih bagi orang tua atau yang berusia di atas 40 tahun.

Selain lapangan yang lebih kecil, permukaan lapangannya juga berbeda dengan lapangan tenis. Penggunaan sepatu padel juga turut mendukung agar olahraga ini bisa dilakukan dengan nyaman.

“Lantai lapangan padel pun lebih aman karena tidak sekeras lapangan tennis, apalagi sol untuk sepatu khusus padel lebih empuk dan ini lebih aman bagi mereka yang sudah berusia diatas 40 tahun karena biasanya suka bermasalah di persendian,” jelas Hartono.

Hartono sendiri dulu sempat bergelut dengan tenis. Ia bahkan pernah berpasangan dengan mantan atlet tenis nasional, Bonit Wiryawan, untuk mengikuti turnamen master.

Ia punya alasan tersendiri mengapa memilih beralih ke olahraga padel ketimbang bertahan di tenis. Usia jadi alasannya.

“Kalau usia masih dibawah 40 tahun, kita masih bisa berlari mengejar bola di lapangan tennis. Tapi kalau sudah di usia seperti saya, ya sudah sulit untuk covering lapangan tenis dan padel akhirnya jadi pilihan saya berolahraga,” tuturnya.

Ia juga merasakan dampak positif dari aktif bermain padel. Tubuhnya terasa sehat. Bahkan, menurutnya risiko cedera dari olahraga ini juga terbilang minim, terutama bagi orang tua.

“Tak hanya keluar keringat saja dan bikin badan lebih bugar, maen padel ini bisa stabilkan gula darah saya. Jadi olahraga ini bagus buat penderita diabetes. Tidak terlalu banyak lari, kardio nya dapet banyak, dan tidak terlalu memaksa jantung kerja lebih keras,” kata Hartono.

Sementara meski disebut minim risiko cedera, Hartono menegaskan tetap harus ada persiapan sebelum menjajal oahraga ini. Tujuannya untuk makin memperkecil risiko cedera. Caranya adalah dengan pemanasan sebelum memulai padel.

Salah satu bagian yang tak kalah penting untuk pemanasan adalah di area tangan, siku, dan bahu. Sebab, raket yang dipakai untuk padel lebih berat dari raket tenis.

“Raket untuk pemula di olahraga tenis itu beratnya sekitar 225 sampai 260 gram, sedangkan di olahraga padel itu sekitar 335 sampai 355 gram dan itu hampir sama beratnya dengan raket yang digunakan atlet tenis profesional Novac Jokovic. Jadi kalau tidak hati-hati dan pemanasan lebih dulu sebelum bermain padel, resiko cedera siku atau otot sendi tangan bisa saja terjadi,” paparnya.

Lapangan juga harus jadi pertimbangan sebelum Anda bermain padel. Ukuran standar lapangan padel sangat disarankan, karpet lantai padel pun harus sesuai standar.

Menurutnya, karpet lantai lapangan padel, harus memiliki permukaan rata dan datar di setiap bagian. Ia lalu mencontohkan salah satu lapangan padel yang sesuai standar di Kota Bandung.

“Jangan sampai karena sedang booming, pemilik lapangan padel hanya mengejar keuntungan tanpa memikirkan safety dari pemain. Lapangan PadelPlush ini saya lihat cukup baik dan bisa dibilang yang terbaik di Indonesia. Sesuai standar internasional, bahkan atapnya pun cukup tinggi mencapai 15 meter sehingga sirkulasi udaranya sangat baik,” kata Hartono.

Ia pun berharap dengan kehadiran lapangan padel yang mulai bermunculan di Kota Bandung akan membuat olahraga ini makin digandrungi. Terlebih, olahraga ini sudah diakui oleh KONI.

“Jadi selain olahraga rekreasi keluarga, padel ini sudah diakui sebagai olahraga prestasi dan menjadi anggota KONI. Meski saat ini masih menjadi olahraga trend musiman, tapi saya yakin kedepan akan terjadi seleksi alam. Mana yang memang benar-benar serius menggeluti olahraga ini, mana yang hanya untuk ikut trend saja,” pungkas Hartono.