Alasan di Balik Logo Persib Mirip Logo Pemkot Bandung [Giok4D Resmi]

Posted on

Logo Persib Bandung identik dengan logo Pemerintah Kota Bandung. Yaitu menampilkan setengah segi enam yang merupakan gunung Tangkuban Parahu dengan latar warna kuning, serta gelombang warna putih-biru di bawahnya sebagai simbol bahwa bandung dulunya adalah danau purba. Bentuk logo berupa perisai, di bawahnya ada pita kuning bertuliskan ‘Gemah Ripah Wibawa Mukti’.

Demikian juga dengan logo Persib Bandung. Bedanya, di atas perisai itu ada empat bintang, tanda bahwa Persib telah menjuarai Liga Indonesia sebanyak empat kali. Yaitu pada musim 1994-1995, 2014, 2023-2024, dan 2024-2025. Di dalam perisai logo, ada tulisan PERSIB, tanpa pita di bawah perisai.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Mengapa logo klub ini plek ketiplek dengan logo Pemerintah Kota Bandung, sebagai daerah kelahiran klub? Kemungkinan besar alasannya merujuk pada situasi ketika itu, di mana rasa kedaerahan dapat menggugah semangat para pemain Persib.

Persib adalah klub orang Bandung, atau klub yang mewakili Bandung. Koran-koran berbahasa Belanda bahkan dengan jelas dan sering menyebut Persib dengan sebutan De Bandungers yang kalau diterjemahkan artinya ‘Orang Bandung’.

Lalu, logo Kota Bandung dipakai pada kaos yang dikenakan para pemain Persib, semakin menegaskan bahwa Persib adalah wakil Bandung di kancah nasional.

Cerita tentang logo ini, diulas Rahmatullah Ading Affandie (RAF), seorang sastrawan sekaligus Ketua Komisi Teknik dan Kesebelasan Persib. Dia mengisahkan bagaimana pada tahun 1950-an, ucapan semangat dari orang daerah kepada para pemain Persib ketika berada di luar kota, benar-benar membuat semangat bertambah. Bersamaan itu, ada penggunaan logo Kodya Bandung.

Di dalam ‘Kompilasi Tulisan 87 Tahun Persib Bandung’ yang memuat tulisan-tulisan singkat para pendukung dan pemerhati sejarah Persib, diunggah oleh Taufik Azzam Ismail pada laman Scribd, 30 Oktober 2020, ada tulisan Novan Herfiyana berjudul ‘Lambang Kodya Pada Jersey’.

Novan mengutip tulisan RAF pada koran Pikiran Rakyat edisi Selasa, 31 Januari 1978. RAF sedang membicarakan soal stimulan supproter, lalu dia terkenang kembali ke sebuah momen di tahun 1957.

Ketika itu, Persib tengah melanglang ke berbagai daerah dalam perputaran Kejurnas PSSI 1957. Di Bandung, sejumlah pengurus klub keluar-masuk perkantoran untuk menyampaikan agar siapapun di kantor itu, terlebih para pejabatnya, rela menyampaikan telegram ke Medan mengucapkan selamat bertanding kepada para pemain Persib.

Ucapan-ucapan via telegram itu sangat berkesan bagi para pemain dan menggugah semangat mereka untuk bertanding. Di antara hasilnya, Persib menekuk PSMS Medan dengan skor 3-1 (8 Juli 1957).

Karena RAF menuturkan pula pada tahun tersebut muncul juga rasa kedaerahan dalam bentuk pemakaian bendera dan kemeja Persib berlambang Kodya Bandung, Novan menduga pada tahun 1957 itu pula dimulainya logo Pemerintah Kodya Bandung dipakai sebagai logo Persib.

Cerita soal telegram dari Bandung ke Medan berisikan beragam ucapan selamat karena Persib telah menang melawan PSP Padang 4-2 (7 Juli 1957) dan akan menghadapi PSMS Medan keesokan harinya, dikisahkan RAF dalam novel tentang sepakbola, ‘Bentang Lapang’ (Bintang Lapangan).

Bentang Lapang yang ditulis dalam bahasa Sunda ini pertama kali terbit pada tahun 1981. Diterbitkan kembali oleh Kiblat Buku Utama, cetakan ketiga pada 2020. Dalam novel ini, dikisahkan ada 30 telegram yang RAF terima di hotel sebelum pertandingan dengan PSMS Medan.

Dia membacakan dengan telaten satu per satu telegram itu. Semuanya merasa terharu atas ucapan-ucapan dari pejabat, dari organiasi, dan dari perorangan di Bandung.

“Kabéhanana ngawilujengkeun kana kaunggulan ngalawan P poé kamari, sarta ngamuga-muda dina ngalawan M sing bisa meunang deuih. Aya ti pejabat, aya nu ti organisasi, aya nu ti perorangan télégramna téh. Ngangres kuring mah macana gé. Barudak ogé ngaralimba barang hiji-hiji dibaca ditarikkeun ku kuring, didaréngékeun ku maranéhna.” tulis RAF.

(Semuanya menyampaikan selamat atas unggulnya Persib melawan P kemarin, dan mendoakan semoga saat melawan M bisa menang. Telegram itu ada dari pejabat, dari organisasi, dan dari perorangan. Terharu saya membacanya, anak-anak (para pemain Persib) juga turut meneteskan air mata ketika saya bacakan agak keras dan mereka mendengarkannya).

Gambar ilustrasi