Polisi mengungkap alasan di balik aksi nekat Anggun Tyas, sopir bank yang membawa kabur uang senilai Rp 10 miliar. Motif ekonomi disebut menjadi penyebab utama, ditambah adanya kesempatan saat uang dalam penguasaannya tidak diawasi.
Wakapolresta Solo, AKBP Sigit, menjelaskan Anggun mengaku terdesak masalah ekonomi sehingga memutuskan mengambil jalan pintas. “Motifnya karena ekonomi, pusing, ada kesempatan, baru dia (membawa kabur),” ujar Sigit di Mapolda Jateng, Semarang Selatan, Selasa (9/9/2025).
Aksi tersebut terjadi pada Senin (1/9) sekitar pukul 12.20 WIB di Kantor Bank Jateng Surakarta, Jalan Slamet Riyadi, Solo. Anggun saat itu bersama petugas bank mengangkut dana Rp 11 miliar menggunakan mobil Avanza hitam dari Wonogiri.
Dalam perjalanan, Rp 6 miliar diambil dari Bank Indonesia dan Rp 4 miliar dari BPD Jateng Solo. Saat menunggu tambahan Rp 1 miliar, petugas bank sempat ke toilet. Kesempatan itu dimanfaatkan Anggun untuk kabur membawa Rp 10 miliar.
Menurut hasil pemeriksaan, sebagian uang langsung dibelanjakan. “Pertama uang itu 300 juta sekian dibelanjakan beli mobil, HP (handphone), beli rumah, terus ngontrak,” sebutnya.
Polisi pun mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya 1 mobil Daihatsu Sigra, uang tunai Rp 8,3 juta, beberapa ponsel, 1 mobil Daihatsu Ayla, serta beberapa motor Honda Vario.
“Pelaku ditemukan di kamar rumahnya yang baru,” kata dia.
Tersangka lain, DS, ikut diciduk lantaran membantu pelarian A. DS disebut memfasilitasi kebutuhan selama kabur dan menyimpan sebagian hasil kejahatan.
“Uangnya tinggal Rp 9,64 (miliar). A dan DS teman lama. Memang sudah kenal lama. Dan pelaku utama juga dia lahirnya di Jogja,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di infoJateng. Baca selengkapnya
Uang Curian untuk Beli Mobil hingga Rumah
Deretan Barang Bukti yang Disita
Polisi pun mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya 1 mobil Daihatsu Sigra, uang tunai Rp 8,3 juta, beberapa ponsel, 1 mobil Daihatsu Ayla, serta beberapa motor Honda Vario.
“Pelaku ditemukan di kamar rumahnya yang baru,” kata dia.
Tersangka lain, DS, ikut diciduk lantaran membantu pelarian A. DS disebut memfasilitasi kebutuhan selama kabur dan menyimpan sebagian hasil kejahatan.
“Uangnya tinggal Rp 9,64 (miliar). A dan DS teman lama. Memang sudah kenal lama. Dan pelaku utama juga dia lahirnya di Jogja,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di infoJateng. Baca selengkapnya