Rapat pleno pemilihan suara ulang (PSU) yang digelar KPU Kabupaten Tasikmalaya diwarnai ragam aksi. Mulai dari protes hingga aksi demo di luar lokasi pleno.
Pleno terbuka PSU Tasikmalaya sendiri digelar di Gedung Dakwah Islam Singaparna, Rabu (23/4/2025). Pelaksanaan pleno sempat diwarnai skors usai saksi dari pasangan calon nomor urut 03, Ai Diantani dan Iip Miftahul Paoz meminta KPU mencermati aturan jumlah saksi yang hadir dalam pleno harus dua orang. Saksi dari calon nomor urut 02 Cecep Nurul Yakin dan Asep Sopari Alayubi justru hadir, empat orang.
“Sesuai yang dimandatkan oleh pasangan calon, saksi harus dua orang, tidak lebih. Makanya kami berikan waktu untuk memperbaiki administrasi dalam pleno ini,” kata Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya Ami Imron Tamami.
Pleno sempat tertunda setengah jam sebelum akhirnya kembali dilanjutkan. KPU Kabupaten Tasikmalaya memastikan pleno harus rampung maksimal Kamis (24/4/2025).
Seluruh Panitia Pemilihan Kecamatan yang berjumlah 39 se-Kabupaten Tasikmalaya membacakan hasil PSU secara bergantian.
“Kita melaksanakan amar putusan Mahkamah Konstitusi untuk melaksanakan PSU sampai ada hasil 60 hari pasca putusan. Yang besok tanggal 24 terakhirnya. Maka kami laksanakan pleno tingkat Kabupaten sekarang,” kata Ami.
Di tengah jalanya pleno, ratusan masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Raya Singaparna tepat depan gedung Dakwah. Massa dari sejumlah pendukung pasangan calon menggelar orasi.
Mereka menyoroti PSU Kabupaten Tasikmalaya yang dinilai syarat politik uang. Massa meminta ketua KPU dan Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya keluar ruang pleno. Mereka berniat melaporkan dugaan politik uang yang masif.
“Kami datang bukan mau ganggu pleno tapi saya mau ketemu ketua KPU dan Bawaslu. Saya mau menyerahkan bukti ada politik uang. Kita nggak akan anarkis kok, kita nggak mau demokrasi kita diciderai praktik pragmatisme yang merusak,” kata Waris, Orator Masa Aksi pada infojabar di lokasi demo.
Seorang peserta aksi sempat berusaha melempar pelindung kepala dan merobohkan pagar namun gagal. Dia langsung diamankan sesama massa aksi.
“Jelas-jelas soal money politik dugaanya ada. Berita aja dimana-mana kan ada. Maka harus lah penyelenggara turun tangan menindak,” kata Waris.