Di Kota Bandung, keberadaan sumur resapan adalah salah satu hal vital yang dibutuhkan guna mengurangi potensi banjir. Namun, jumlah keberadaan sumur resapan masih jauh dari ideal.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, saat ini Kota Bandung memiliki kurang lebih 8.000 sumur resapan yang tersebar di seluruh kecamatan. Sementara itu, jumlah sumur imbuhan dalam berjumlah 78 buah.
“Sumur resapan ada 8000 sumur. Kalau sumur imbuhan dalam sudah 78 buah, tahun ini bisa sampai 100. Lokasinya tersebar karena sudah mulai banyak usulan dari masyarakat,” ungkap Didi, Kamis (22/5/2025).
Meski banyak, namun kedelapan ribu sumur resapan tersebut jumlahnya tak sampai 2 persen dari total sumur resapan yang dibutuhkan Kota Bandung. Didi mengatakan, idealnya di dalam satu rukun tetangga (RT), terdapat 50 sumur resapan.
Dengan jumlah RT di Kota Bandung yang mencapai 9.904, maka setidaknya ada 500 ribu sumur resapan yang diperlukan Kota Bandung.
“Kalau ada di setiap RT sebanyak 50 buah, maka perkiraannya perlu 500 ribu sumur resapan. Itu perhitungan satu rumah satu sumur. Dengan begitu, hujan yang jatuh di halaman rumah bisa diselesaikan. Kita sekarang baru punya 8 ribu, sementara yang dibutuhkan 500 ribu. Masih jauh,” terangnya.
Ia mengatakan, salah satu kendalanya adalah aturan pembuatan satu sumur resapan untuk satu bangunan yang tidak diindahkan. Hal tersebut membuat tugas pembuatan sumur resapan terlalu bertumpu pada dinas, sehingga pembangunan pun lambat.
“Kan sebenarnya ada aturan setiap yang dibangun itu harus ada sumur resapan. Masalahnya banyak yang tidak implementasikan. Jadi beban kami makin berat,” ungkapnya.
“Kita berharap semua ini disebar. Hitungan kami kalau 1 RW saja minimal bikin 10 sumur resapan, itu kan berarti sudah ada 15 ribu. Bandingkan dengan pembangunan dari dinas yang setahun cuma 1.000 sumur resapan,” lanjutnya.
Ia memaparkan, sumur resapan tidak membutuhkan lahan yang luas untuk dibangun. Di bawah lantai teras rumah misalnya, tetap bisa dibangun.
“(Kebutuhan lahannya) kecil, di bawah lantai pun bisa. Untuk jenis drumpori, tinggal pakai drum bekas dilubangi di pinggir-pinggir dan bagian bawahnya,” jelasnya.
Jenis sumur resapan drumpori, kata dia, relatif mudah untuk dibangun dan dirawat. Sementara jenis sumur resapan buis beton memerlukan pihak kontraktor untuk mengerjakannya.
Guna mengantisipasi banjir, salah satu hal yang tengah diupayakan Pemerintah Kota Bandung adalah membangun kolam retensi. Hingga tahun 2023, terdapat 129 kolam retensi dan masih akan terus bertambah.
Terbaru, kolam retensi yang akan diresmikan Pemkot Bandung adalah kolam retensi Ciporeat yang terletak di Ujungberung. Kolam retensi tersebut berguna untuk menampung luapan air dari Sungai Ciporeat.
“Progresnya sudah 90 persen. Insya Allah Selasa depan diresmikan. Kapasitas (tampungan air) lebih dari 5 ribu kubik. Itu untuk mengatasi banjir kawasan Gedebage juga,” terang Didi.