Nera ‘Anak Istimewa’ dari Saguling KBB di Mata Teman Sekelas

Posted on

Tak ada yang menyangka di balik tubuhnya yang mungil dan sifatnya yang pendiam, Nera Nur Puspita sudah ditempa kerasnya kehidupan sejak masih kecil.

Bocah kelas X di SMA Negeri 1 Saguling itu menapaki jalan hidup yang terjal. Punya kelainan hormon hingga kehidupan sosial ekonomi yang jauh dari kata normal buat dijalani anak seusianya.

Secara fisik, Nera terlihat ‘berbeda’ dibanding teman-teman sekelasnya. Tinggi badannya tak setara dengan gadis SMA. Hal itu membuat Nera minder dan tertutup saat berada di lingkungan sekolah.

Ditambah keterbatasan ekonomi yang membuat Nera mesti berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Naik turun bukit, masuk ke area kebun dan sawah warga di Kampung Cipeundeuy RT 3/RW 5, Desa Jati, Kecamatan Saguling, KBB, lalu menyeberangi sungai naik rakit.

Namun di mata Maria Roselina, teman sekelas yang duduk sebangku dengan Nera, menilai sosok Nera sebagai seseorang yang gigih menuntut ilmu meskipun agak tertutup.

“Memang Nera agak tertutup, karena minder. Cuma sebagai teman, dia tuh semangat banget sekolah meskipun jarak rumah ke sekolahnya jauh. Harus naik rakit juga,” kata Maria saat ditemui, Rabu (14/5/2025).

Saking tertutupnya Nera, Maria yang sudah duduk sebangku dengannya baru mengetahui kalau temannya itu perlu menempuh perjalanan yang tak mudah demi datang ke sekolah.

“Awalnya ya enggak tahu, kemudian waktu dia sakit kita datang ke rumahnya. Ternyata memang jauh banget, cuma waktu itu kita enggak lewat jalan yang naik rakit, jalannya memutar pakai motor,” kata Maria.

Ika, teman sekelas Nera yang lainnya, menyemangatinya supaya tak minder dan lebih terbuka saat berinteraksi dengan siswa lainnya. Meskipun belakangan, Nera cukup mau diajak ngobrol dibanding sebelumnya.

“Sekarang agak terbuka, cuma memang masih kelihatan insecure. Buat Nera, semangat terus sekolahnya meskipun jauh terus jangan insecure,” kata Ika.

Sebetulnya Nera dinilai oleh guru dan kepala sekolah sebagai anak yang cukup bisa mengikuti pembelajaran di tengah segala keterbatasan. Meskipun Nera kerap tak masuk sekolah karena alasan keamanan dan keselamatan.

“Sejauh ini Nera luar biasa, bisa mengimbangi pembelajaran meskipun perjalanan sekolahnya sangat berat,” kata Kepala SMAN 1 Saguling, Husni Mubarok.

Mengetahui perjuangan anak didiknya yang luar biasa itu, kemudian ditanggapi dengan bentuk toleransi terhadap Nera jika ia datang terlambat ataupun tak bisa datang ke sekolah karena faktor alam yang menghambat.

“Kemudian kebijaksanaan dari kami saat ini kalau memang datang terlambat, tidak apa-apa. Kalau tidak bisa datang ke sekolah, tetap dianggap hadir dan diganti dengan tugas,” ujar Husni.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *